Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | akbarpitopang.kompasianer@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Representasi Indonesia di Sekolah Internasional Menepis "Brain Drain" Talenta Muda

17 Juli 2023   13:13 Diperbarui: 12 Agustus 2023   10:53 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak-anak belajar di sekolah Singapura. (Foto: Today Online)

Dalam menghadirkan keindonesiaan di sekolah internasional, kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat sangat penting. Pemerintah dapat memberikan pedoman dan dukungan dalam memasukkan komponen keindonesiaan ke dalam kurikulum sekolah internasional. 

Dengan membangun keindonesiaan di sekolah internasional, generasi muda Indonesia dapat tetap terhubung dengan akar budaya dan identitas mereka. 

Mereka akan tumbuh menjadi warga negara yang berkepribadian kuat, memiliki rasa cinta yang mendalam terhadap tanah air, dan siap untuk berkontribusi dalam pembangunan Indonesia di masa depan.

Andil orangtua dan keluarga tanamkan cinta tanah air sejak dini

Dalam era pendidikan internasional, peran orangtua dan keluarga menjadi semakin penting dalam membangun rasa cinta tanah air. Sekolah internasional mungkin memiliki porsi materi tentang keindonesiaan yang lebih kecil, maka orangtua harus memastikan bahwa anak-anak tetap terhubung dengan akar budaya dan identitas mereka sendiri.

Orangtua dan keluarga adalah pilar pertama dalam menanamkan nilai-nilai keindonesiaan kepada anak-anak. Mereka dapat memulai dengan memperkenalkan anak-anak pada sejarah, budaya, dan tradisi Indonesia melalui cerita, lagu, dan permainan tradisional. 

Menghadirkan makanan khas Indonesia di meja makan juga dapat menjadi momen untuk berbagi tentang kekayaan kuliner Indonesia dan mengenalkan variasi masakan dari berbagai daerah.

Orangtua dapat mendorong anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan sosial, seperti gotong royong, penggalangan dana untuk masyarakat kurang mampu, atau kegiatan yang berkelanjutan di lingkungan tempat tinggal. 

Ini akan membantu anak-anak memahami nilai-nilai seperti solidaritas, kepedulian, dan tanggung jawab sosial yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia.

Menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari di rumah juga merupakan cara efektif untuk memperkuat rasa keindonesiaan. Berbicara dan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia akan membantu anak-anak mempertahankan kemampuan berbahasa dan memahami makna di balik kata-kata dalam konteks budaya Indonesia. 

Orangtua juga dapat memperluas wawasan anak-anak tentang Indonesia melalui literatur atau buku bacaan, film, maupun musik. 

Dalam menghadapi era globalisasi, peran orangtua dan keluarga dalam membangun rasa cinta tanah air menjadi semakin penting. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun