Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Perlukah Tetap Mengedukasi Penggunaan Masker di Lingkungan Pendidikan?

16 Juni 2023   16:33 Diperbarui: 17 Juni 2023   03:35 1083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diantara guru/staf ada yang masih setia menggunakan masker untuk kewaspadaan dan kesehatan. (foto Akbar Pitopang)

Saat ini, Jakarta dan sekitarnya tengah menghadapi masalah serius yang mengkhawatirkan yakni kualitas udara yang sangat buruk. Setelah melalui masa pandemi yang sulit, tampaknya aktivitas masyarakat kembali normal, serta pabrik dan industri di wilayah ini beroperasi secara penuh. 

Namun, dampak dari peningkatan aktivitas ini ternyata tidak hanya terbatas pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga membawa konsekuensi buruk bagi kualitas udara yang kita hirup setiap hari.

Penyebab buruknya kualitas udara ini dapat dipermasalahkan pada berbagai faktor. Salah satunya adalah tingkat polusi dari kendaraan bermotor yang semakin meningkat. Jumlah kendaraan pribadi yang terus bertambah dan kemacetan lalu lintas yang melanda jalan-jalan kota telah menjadi pemicu utama peningkatan emisi gas buang. 

Dengan beroperasinya kembali pabrik dan industri di wilayah ini, polusi industri juga menjadi penyumbang signifikan terhadap kualitas udara yang buruk. Hal ini tidak hanya mencakup emisi gas beracun, tetapi juga partikel-partikel kecil yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

Pentingnya perhatian serius terhadap buruknya kualitas udara tidak dapat diabaikan. Dampak negatifnya dapat berimbas langsung pada kesehatan masyarakat di Jakarta dan Bodetabek. Partikel-partikel polutan yang terhirup dapat menyebabkan masalah pernapasan hingga iritasi pada mata dan tenggorokan. 

Sementara itu, kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan kondisi kesehatan yang sudah melemah menjadi sangat rentan terhadap dampak buruk kualitas udara yang ada.

Untuk menghadapi tantangan ini, langkah-langkah bijak dan preventif semestinya perlu diambil dengan segera. Pemerintah, pihak berwenang, dan masyarakat secara kolektif harus bekerja sama untuk mengurangi polusi udara. 

Penggunaan transportasi umum yang ramah lingkungan, seperti kereta api dan bus listrik, bisa menjadi solusi untuk mengurangi jumlah asap dan polusi kendaraan bermotor di jalan. Selain itu, perlu ditingkatkan pula pengawasan dan penegakan hukum terhadap industri yang tidak mematuhi standar emisi yang telah ditetapkan.

Kesadaran dan partisipasi aktif dari masyarakat juga menjadi kunci dalam mengatasi masalah ini. Menumbuhkan kepedulian akan pentingnya menjaga kualitas udara melalui kegiatan-kegiatan seperti penghijauan, penggunaan energi terbarukan, pengelolaan sampah, dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dapat memberikan dampak yang signifikan dalam mengurangi polusi. kita memang sangat bergantung, tapi kita harus menyeimbangkannya.

Dibutuhkan pula edukasi mengenai bahaya polusi udara dan dampaknya bagi kesehatan yang harus rutin dilakukan agar masyarakat dapat mengambil tindakan preventif dalam melindungi diri mereka sendiri.

Penggunaan masker pasca pandemi dan dicabutnya aturan terkait merupakan gaya hidup sehat ditengah polusi atau buruknya kualitas udara (Akbar Pitopang)
Penggunaan masker pasca pandemi dan dicabutnya aturan terkait merupakan gaya hidup sehat ditengah polusi atau buruknya kualitas udara (Akbar Pitopang)

Penggunaan masker menjadi gaya hidup sehat melawan polusi pasca pandemi

Seiring dengan kondisi udara yang memprihatinkan di Jabodetabek, berbarengan pula dengan pencabutan aturan penggunaan masker. Padahal, penggunaan masker tidak hanya menjadi filter yang efektif terhadap kualitas udara yang buruk, tetapi juga sebagai perlindungan terhadap kemungkinan adanya virus dan penyakit yang ditularkan melalui udara. 

Penggunaan masker pasca pandemi seharusnya menjadi gaya hidup sehat yang terus dipertahankan sebagai langkah melawan polusi udara yang semakin mengkhawatirkan. Meski pandemi berlalu, aturan pakai masker telah dicabut, demi kesehatan hendaknya kita selalu peka untuk penggunaan masker ini.

Pentingnya penggunaan masker sebagai bentuk perlindungan awal tidak boleh diabaikan. Dalam kondisi udara yang penuh dengan polusi dan partikel-partikel berbahaya, masker menjadi benteng pertahanan yang efektif untuk menjaga kesehatan kita.

Pentingnya penggunaan masker pasca pandemi sebagai gaya hidup sehat tidak boleh diremehkan. Meskipun aturan penggunaan masker telah dicabut, kita sebagai individu harus tetap bertanggung jawab untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. 

Memilih untuk terus menggunakan masker saat berada di luar ruangan, terutama di daerah dengan kualitas udara yang buruk, adalah langkah yang bijaksana dan bertanggung jawab. 

Ini bukan hanya tentang menjaga kesehatan pribadi, tetapi juga tentang solidaritas dan kepedulian terhadap kesehatan bersama.

Mengintegrasikan masker ke dalam gaya hidup sehat kita adalah langkah yang positif untuk melawan polusi udara dan mengurangi resiko penyebaran penyakit. 

Mari kita terus menggunakan masker dengan kesadaran dan memotivasi orang-orang di sekitar kita untuk melakukan hal yang sama, sehingga kita dapat membangun masa depan yang lebih baik dengan udara yang lebih segar dan kesehatan yang terjaga.

Tetap setia pakai masker, lawan polusi yang semakin menjadi-jadi 

Saat ini, kita berada di masa transisi yang menandai akhir dari masa kegawatdaruratan pandemi. Seiring dengan kebijakan pemerintah yang mencabut aturan penggunaan masker dalam semua aspek kehidupan, masyarakat berbondong-bondong untuk tidak lagi memakai masker saat beraktivitas di luar ruangan. 

Namun, kita sebaiknya tetap menggunakan masker sebagai langkah melawan polusi udara yang semakin meningkat setelah normalisasi aktivitas dan mobilitas manusia terutama di kawasan perkotaan.

Meskipun dunia kembali terlihat normal, penting bagi kita untuk menyadari bahwa polusi udara tidak mengenal pandemi. Maka, memakai masker sebagai respons terhadap polusi udara yang semakin memburuk menjadi suatu keputusan yang bijak meskipun aturan penggunaan masker telah dicabut.

Sebagai individu yang peduli akan kesehatan diri sendiri dan orang-orang terdekat, saya mengajak keluarga saya, terutama istri dan anak-anak, untuk tetap setia memakai masker, terutama saat melakukan perjalanan darat menggunakan kendaraan bermotor. 

Mungkin saja masyarakat secara luas berpikir bahwa dunia telah kembali normal, polusi udara tetap menjadi masalah yang nyata dan berdampak pada kesehatan kita. Oleh karena itu, kita tidak boleh ragu untuk tetap memakai masker ketika beraktivitas di luar ruangan dan menghadapi lingkungan dengan kualitas udara yang buruk.

Diantara guru/staf ada yang masih setia menggunakan masker untuk kewaspadaan dan kesehatan. (foto Akbar Pitopang)
Diantara guru/staf ada yang masih setia menggunakan masker untuk kewaspadaan dan kesehatan. (foto Akbar Pitopang)

Anak didik rentan terdampak kualitas udara yang tidak sehat di sekolah

Dalam upaya menjaga kesehatan secara bersama, penting bagi instansi pendidikan/sekolah untuk tetap mengedukasi penggunaan masker kepada anak didik. 

Anak-anak merupakan kelompok yang rentan terhadap virus dan penyakit yang dapat ditularkan melalui interaksi dengan teman sebayanya. Oleh karena itu, upaya pencegahan seperti penggunaan masker perlu diterapkan di lingkungan sekolah untuk melindungi kesehatan anak didik.

Sekolah memiliki peran penting dalam memastikan kesehatan dan keamanan siswa. Ketika seorang siswa menunjukkan gejala penyakit yang dimaksud, langkah yang bijak adalah membagikan masker kepada siswa tersebut. Dengan melakukan hal ini, risiko penularan penyakit kepada teman-temannya dapat dikurangi. 

Sayangnya, masih ada sekolah yang mengabaikan pentingnya langkah ini, sehingga akhirnya banyak peserta didik yang tertular dan mengganggu proses pembelajaran di sekolah.

Mengedukasi penggunaan masker di lingkungan sekolah bukan hanya tentang melindungi individu, tetapi juga melindungi komunitas. Anak-anak seringkali belum sepenuhnya menyadari bahaya penyakit dan pentingnya tindakan pencegahan seperti penggunaan masker. 

Oleh karena itu, sekolah harus tetap aktif dalam memberikan edukasi kepada anak didik tentang pentingnya memakai masker, bagaimana cara menggunakan dengan benar, dan kapan atau dalam kondisi seperti apa sebaiknya menggunakan masker. 

Penting bagi pihak sekolah untuk menjalin kerja sama dengan orang tua atau wali murid dalam memastikan penggunaan masker yang konsisten di luar lingkungan sekolah. Misalnya saat berangkat ke sekolah maupun saat pulang ke rumah menggunakan sepeda motor.

Semua pihak terkait, baik sekolah, guru, staf, dan orang tua, perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi anak didik. Dengan menjaga konsistensi dalam penggunaan masker dan memberikan edukasi yang tepat, sekolah dapat menjadi tempat yang aman demi proses pembelajaran dapat berlangsung tanpa gangguan akibat penyebaran penyakit.

Buruknya kualitas udara di Jabodetabek harus menjadi perhatian serius bagi kita semua. Masa depan warganya yang sehat dan hidup berkelanjutan bergantung pada tindakan yang diambil. 

Dengan upaya bersama dan kesadaran kolektif, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik. Dimana kualitas udara yang bersih dan segar hendaknya bukanlah impian belaka, tetapi sebuah kenyataan yang harus kita nikmati setiap hari.

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun