Kapan anda terakhir kali melakukan perawatan gigi?Â
"Sejauh mana kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut?
Pertanyaan tersebut pantas diutarakan kepada semua lapisan masyarakat. Pasalnya, kesadaran akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut seringkali diabaikan oleh banyak orang.Â
Kendala yang dihadapi atau kasus-kasus yang menyangkut kesehatan gigi memang tidak terjadi secara sering pada setiap individu. Namun, penting bagi kita untuk tidak mengabaikan perhatian dan kepedulian terhadap kesehatan gigi.Â
Meskipun tampak sepele, kesehatan gigi dan mulut memiliki dampak yang signifikan pada kesejahteraan dan kualitas hidup kita, loh!
Gigi yang sehat dan kondisi mulut yang terawat dengan baik bukan hanya tentang tampilan fisik yang menarik. Kesehatan gigi dan mulut yang optimal berperan penting dalam fungsi dasar seperti mengunyah makanan dengan baik atau menunjang berbicara dengan jelas.
Sedangkan jika terjadi masalah pada gigi dan mulut, seperti kerusakan gigi, pembengkakan gusi, atau infeksi mulut lainnya, tentu aktivitas sehari-hari kita dapat terganggu.
Nah, alasan mengapa kesehatan gigi dan mulut sering diabaikan adalah karena kurangnya kesadaran akan pentingnya perawatan gigi secara rutin.Â
Banyak orang menganggap bahwa hanya dengan menyikat gigi secara teratur sudah cukup untuk menjaga kesehatan gigi. padahal kita juga perlu menjalani pemeriksaan rutin oleh dokter gigi.Â
Kembali pada sebuah rumus jitu, bahwa pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Biaya yang dikeluarkan untuk perawatan gigi yang rutin jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya pengobatan yang mahal untuk masalah gigi yang sudah parah.Â
Oleh karena itu, mengalokasikan waktu dan sumber daya untuk perawatan gigi adalah investasi jangka panjang yang bijaksana untuk kesehatan kita.
Memang kesehatan gigi dan mulut juga memiliki dampak yang lebih luas terhadap kesehatan secara keseluruhan serta meningkatkan kualitas hidup.Â
Meskipun masalah kesehatan gigi dan mulut tidak selalu terjadi setiap saat, penting bagi kita untuk memperhatikan dan peduli terhadap kesehatan gigi dan mulut kita.Â
Mengapa minim edukasi kesehatan gigi di kawasan sekolah?
Dalam perjalanan hidup kita, biasanya seringkali kita mengenang kembali masa-masa yang dilalui saat berada di bangku sekolah. Bila saya mengingat-ingat kembali, saya menganggap bahwa edukasi kesehatan gigi yang disampaikan oleh dokter gigi kepada murid dan warga sekolah sangat jarang atau bahkan sangat minim kita temui.
Sebagai seorang pendidik yang telah mengajar di sekolah selama beberapa tahun ini, saya tidak dapat mengingat satu pun kegiatan edukasi yang secara khusus membahas tentang kesehatan gigi di kawasan sekolah.Â
Mohon maaf jika saya lupa atau mungkin saja terlewatkan dari perhatian saya, namun minimnya edukasi ini sangat mencolok. Hal ini berbeda dengan edukasi yang dilakukan oleh dokter umum, seperti kegiatan imunisasi, edukasi kesehatan pencernaan dengan rajin mencuci tangan pakai sabun, dan pendistribusian obat cacing, yang seringkali diadakan di sekolah-sekolah.
Sebenarnya, mengapa edukasi kesehatan gigi di sekolah sangat penting?Â
Pertama, edukasi kesehatan gigi untuk pemahaman tentang pentingnya langkah preventif. Dengan memahami pentingnya pencegahan, para siswa dapat mengambil tanggung jawab pribadi dalam merawat kesehatan gigi mereka sendiri. Banyak masalah kesehatan gigi dapat dihindari melalui tindakan pencegahan sederhana, seperti menyikat gigi secara teratur dan menghindari makanan manis berlebihan yang biasanya banyak dijual di kantin sekolah.
Kedua, supaya siswa sadar dan memiliki kebiasaan untuk lebih menjaga kesehatan giginya. Lingkungan sekolah yang mendukung dan memberikan edukasi yang tepat dapat mendorong pembentukan kebiasaan yang baik. Dengan mendapatkan pemahaman yang benar tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi, para siswa dapat mengembangkan kebiasaan perawatan gigi yang baik sejak dini. agar siswa menghindari masalah kesehatan gigi di masa depan.
Selain itu, edukasi kesehatan gigi di sekolah demi tersampaikannya informasi dan saran tentang perawatan gigi kepada semua siswa. karena banyak keluarga yang mungkin tidak memiliki pengetahuan atau sumber daya yang cukup untuk memberikan perhatian perawatan gigi bagi anak-anak mereka.Â
Kedepannya, semoga pihak terkait/stakeholder dapat memberikan prioritas pada edukasi kesehatan gigi di sekolah. guna memastikan bahwa generasi mendatang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut mereka.
Apakah isu kesehatan gigi untuk komersialisasi?
Di negara kita memang ada program nasional tentang kepedulian menjaga kesehatan gigi dan mulut yang disponsori oleh salah satu produsen pasta gigi terkenal di dunia.Â
Melalui program tersebut, produsen pasta gigi ikut mengedukasi pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sambil mempromosikan produk-produk mereka.
Sebagai konsumen, kita dapat memanfaatkan informasi ini untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya perawatan gigi dan mulut yang baik, serta memilih produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan kita.
Ada yang menyoroti program ini sebagai strategi pemasaran sebagai keterkaitan antara kesehatan gigi dan bisnis, tidak bisa dipungkiri bahwa efeknya juga bermanfaat bagi masyarakat dalam mencegah kerusakan gigi, memfasilitasi kegiatan edukasi hingga perawatan gratis.
Selain itu, saya juga ingin berbagi pengalaman pribadi selama kuliah, di mana saya mendapatkan perawatan gigi dan mulut secara cuma-cuma. Hal ini terjadi melalui kerjasama antara universitas dan rumah sakit dengan melibatkan mahasiswa kedokteran gigi yang sedang menjalani koas.Â
Padahal dalam keadaan normal, biaya perawatan gigi dapat menjadi beban finansial yang signifikan bagi banyak individu.Â
Melalui program-program tersebut mencerminkan pentingnya upaya kolaboratif antara berbagai pihak/instansi untuk memfasilitasi dan menyediakan perawatan gigi yang terjangkau bagi masyarakat.Â
Mahalnya biaya perawatan dan minimnya tanggungan BPJS
Gigi yang sehat adalah aset berharga yang perlu kita jaga dengan baik. Namun, terkadang kita cenderung meremehkan dan mengabaikan pentingnya perawatan gigi.Â
Padahal, satu kali kelalaian dapat berdampak buruk dan mengakibatkan kerusakan berulang pada gigi kita di kemudian hari dan di masa depan.
Apabila kerusakan gigi sudah terjadi, maka biaya perawatan gigi dapat menjadi beban yang cukup mahal bagi sebagian orang.Â
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memberikan waktu dan perhatian yang cukup untuk merawat gigi kita sendiri. Jika kita merasakan ada masalah atau keluhan dengan gigi kita, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter gigi.Â
Mengabaikan masalah gigi hanya akan membuat proses perawatan atau pengobatan menjadi lebih rumit dan memakan lebih banyak waktu serta energi di kemudian hari.
Penting pula untuk diingat bahwa tidak semua perawatan gigi ditanggung oleh BPJS. Menurut hemat saya, BPJS hanya menanggung beberapa tindakan medis yang terkait, seperti pencabutan gigi atau perawatan saluran akar.Â
Sedangkan perawatan pencegahan seperti scaling tidak termasuk dalam cakupan BPJS bila tidak ada indikasi medis.Â
Padahal, scaling merupakan tindakan yang penting dalam menjaga kesehatan gusi dan mencegah masalah yang lebih serius.Â
Saya perlu mengeluhkan hal ini lantaran biaya scaling yang mahal dapat menjadi beban tambahan bagi banyak individu. Lagi pula proses scalling juga dilakukan hanya beberapa kali setahun misalnya.
Daripada kita kecewa karena beberapa hal tidak mudah untuk bisa diklaim BPJS, sangat penting untuk melakukan upaya preventif dan mencegah kerusakan gigi dan mulut yang fatal dari awal.
Dengan memberikan perhatian dan waktu yang cukup untuk merawat gigi kita, kita dapat memiliki senyuman yang sehat dan terjaga sepanjang masa.
Pentingnya kepedulian sekolah dan orangtua dan keluarga terhadap kesehatan gigi anak
Kesehatan gigi dan mulut yang baik merupakan kebutuhan penting yang harus diperhatikan sejak dini. Untuk mewujudkan generasi yang memiliki kesehatan gigi yang terjaga dengan baik, dibutuhkan partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk pihak sekolah dan orang tua.
Sebagai langkah awal, pihak sekolah memiliki peran penting dalam mendukung kesehatan gigi anak didik. Guru-guru dapat berperan sebagai pengingat yang konsisten dalam mengajarkan anak didiknya untuk selalu menggosok gigi dengan benar setiap hari.Â
Dalam berbagai mata pelajaran, seperti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau bahkan dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), guru dapat menekankan pentingnya menjaga kesehatan gigi sebagai bagian dari pendidikan yang bersifat esensial.Â
Misalnya, guru PAI dapat mengingatkan anak didiknya bahwa menjaga kebersihan dan kesehatan gigi adalah bagian dari iman yang dianjurkan dalam ajaran agama.
Selain peran sekolah, orang tua juga memiliki peran yang tak kalah penting dalam mengelola kesehatan gigi dan mulut anak-anak.Â
Orang tua dapat berpartisipasi aktif dengan melakukan pengecekan kondisi gigi anak secara berkala.Â
Dalam suasana yang santai, orang tua dapat bertanya kepada anak tentang kondisi gigi dan mulutnya. Orang tua dapat memberikan pengarahan tentang pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut serta membentuk kebiasaan yang baik sejak dini.
Selain itu, ketika ada masalah gigi yang timbul, orang tua perlu sigap dalam mengambil tindakan. Jangan menunda-nunda waktu dan segera ambil kesempatan untuk memeriksakan anak ke dokter gigi.Â
Dengan respons yang cepat, masalah gigi dapat diidentifikasi dan ditangani secara lebih efektif, sehingga mencegah perkembangan kerusakan yang lebih parah.
Akhirul kata, mewujudkan generasi dengan kesehatan gigi dan mulut yang terjaga membutuhkan peran aktif dari berbagai pihak, terutama sekolah dan orang tua.Â
Sekolah dapat memberikan edukasi yang konsisten kepada anak-anak, sementara orang tua dapat melibatkan diri secara aktif dalam mengelola kesehatan gigi anak-anak.Â
Dengan kolaborasi dan perhatian yang tepat, kita dapat menciptakan generasi yang memiliki kesadaran dan kebiasaan untuk menjaga kesehatan gigi yang baik sepanjang hidup mereka.
*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI