Hal ini terlihat dari adanya perkumpulan orang Minang di kota-kota besar yang biasanya disebut dengan "Perantau Minang". Seperti yang saya rasakan langsung ketika tinggal di asrama daerah dengan ikut pula bergabung dengan perkumpulan masyarakat Minang yang ada disana.
Orang Minang berusaha untuk selalu memperkuat tali silaturahmi antara masyarakat Minangkabau dengan masyarakat tempat mereka merantau.
Ketika merantau, orang Minang akan bertemu dengan orang-orang baru dan dapat membangun hubungan sosial dengan mereka. Hal ini dapat membantu dalam mencari pekerjaan atau kesempatan bisnis di masa depan.
Ketiga, bukan pelit melainkan financial planningÂ
Orang Minang di perantauan memang terkenal dengan sifatnya yang jujur dan teguh pada prinsip hidup yang sederhana dan bersahaja. Orang Minang dijuluki sebagai orang yang pelit oleh sebagian orang, namun sebenarnya hal tersebut merupakan stereotip yang salah.Â
Bukan pelit, orang Minang hanya lebih suka menerapkan financial planning. Hidup di perantauan tidaklah mudah. Biaya hidup yang tinggi dan jauh dari keluarga membuat orang Minang harus berpikir kreatif dan pintar mengatur keuangan.
Banyak orang Minang di perantauan akan menerapkan prinsip gaya hidup minimalis dan frugal living. Orang Minang tidaklah pelit karena bahkan banyak diantara orang Minang suka memberi dan berbagi selama di rantau.
Sementara itu, orang Minang juga terkenal rajin menabung dan menginvestasikan uang dengan bijak. Orang Minang selalu memperhitungkan budgeting dengan matang. Serta memiliki rencana jangka panjang untuk masalah keuangan.Â
Hal ini untuk membiasakan orang Minang untuk bisa menghadapi masa sulit dan mengatasi situasi finansial yang tidak terduga di kemudian hari.
Financial planning yang diterapkan oleh orang Minang merupakan salah satu cara bijak dan efektif untuk bertahan hidup di negeri orang.Â
Keempat, suka mencari peluang untuk berdagang