Siswa dapat diberikan pemahaman tentang tanda-tanda dehidrasi dan heat stroke, serta bagaimana cara mencegahnya, seperti dengan selalu minum air putih yang cukup.
Juga, sangat penting bagi orangtua untuk turut berperan aktif dalam menjaga kesehatan anak-anak mereka selama belajar di sekolah. Caranya, orangtua mengingatkan anak untuk selalu membawa air putih yang cukup dan bekal makanan sehat ke sekolah, menghindari minuman dan makanan instan/ junk food, maupun memastikan anak mengenakan pakaian yang semestinya.
Kedua, meningkatkan kesiapan dari segi fasilitas sekolah.
Hal yang bisa dilakukan oleh pihak sekolah atau guru adalah dengan memantau sirkulasi udara yang cukup dalam ruangan kelas. Hal ini bisa dilakukan dengan memastikan ruang kelas memiliki ventilasi yang terbuka, membuka jendela, memasang kipas angin, atau bahkan pendingin udara jika memungkinkan.Â
Ketiga, penyesuaian jadwal dan aktivitas luar ruangan.
Sekolah dapat mengurangi aktivitas fisik di luar ruangan saat suhu panas ekstrem untuk menghindari risiko kesehatan pada siswa.Â
Seperti misalnya untuk bidang studi olahraga untuk merancang pembelajaran dengan mengganti aktivitas luar ruangan dengan kegiatan di dalam ruangan seperti senam atau aktivitas lainnya.
Selain itu, untuk bidang studi Pendidikan Agama Islam seperti misalnya Program IMTAQ yang biasa dilakukan di halaman sekolah, bila pada pagi hari sudah terasa suhu panas yang tinggi maka lebih baik memindahkan aktivitas ke dalam ruangan kelas.
Keempat, menyediakan keberlangsungan suplai air minum yang cukup.
Selama adanya suhu panas ekstrem ini maka sekolah harus menyediakan air minum yang cukup dan terus-menerus yang dapat diakses oleh siswa dan warga sekolah.