sebenarnya kita bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan tersebut dengan sangat mudah jikalau kita mau jujur. Akan tetapi hal ini memang agak tipis perbedaannya.
Ibarat setiap tahun kita makan karena makan adalah sebuah kebutuhan. Kemudian apakah makan tersebut harus ada ketentuannya.
Kalau ketentuannya kita harus makan di restoran yang mahal berarti itu adalah sebuah keinginan.
Kita musti cermat melihat fenomena bukber ini secara positif dan negatif.
kalau kita bisa menjadikannya ajang silaturahim dan berbagi kepada sesama maka hal itu jelas sangat baik.
Sedangkan bila pada saat momen bukber itu yang dibahas adalah yang berhubungan dengan flexing, membicarakan aib orang lain, fitnah, gossip, maka hal itu akan menjadi mudharat sehingga bukber yang semacam itu perlu kita hindari.
Makanya tidak semua ajakan buka puasa bersama itu harus diiyakan.
Mungkin bagi yang punya keluarga tentu kita perlu memprioritaskan berbuka bersama keluarga.
Oleh sebab itu kita harus tetap mampu menonjolkan nuansa gaya hidup hemat dalam kegiatan bukber ini.
Mengintegrasikan Bukber Hemat dengan Financial PlanningÂ
Bukber hemat tapi tetap nikmat seharusnya perlu kita wujudkan dan mindset tersebut dibiasakan mulai sekarang.
Bukber hemat bisa menjadi bagian dari kontrol diri termasuk kontrol keuangan atau financial planning.Â