Menurut hemat saya, kekurangan atau kendala dari adanya penerapan digitalisasi kotak amal ini terkait dengan masalah teknis semisal sedang gangguan koneksi. Akan tetapi hal tersebut tentu dapat dengan cepat diatasi.
Sedangkan kendala yang paling mencolok adalah potensi terkena pemalsuan QRIS atau nomor rekening sebagaimana yang menjadi arah pembicaraan kita pada kesempatan kali ini.
QRIS atau nomor rekening yang ditampilkan di kotak amal dapat dijadikan target kemungkaran dengan cara dipalsukan.Â
Oleh karena itu, perlu dicermati ulang dengan sangat seksama atau dilakukan pemeriksaan keaslian QRIS atau nomor rekening yang digunakan tersebut.
Cara menghindari jebakan pemalsuan QRIS atau nomor rekening pada kotak amal digital
Terkait respons terhadap digitalisasi kotak amal memang masih bervariasi tergantung pada kebiasaan dan kondisi pada masing-masing jamaah.Â
Bila dikelola dengan baik, digitalisasi kotak amal jelas saja dapat menjadi alternatif yang efektif dalam proses pengumpulan dana amaliyah di masjid atau mushola.
Berdasarkan pengalaman saya pribadi, ada beberapa cara yang bisa ditempuh agar tidak terkena jebakan aksi pemalsuan QRIS atau nomor rekening pada kotak amal digital.
Pertama, memastikan QRIS atau nomor rekening yang resmi dan terpercaya.Â
Dalam hal ini, kita harus jeli dalam memastikan bahwa QRIS atau nomor rekening tersebut berasal dari pihak yang jelas, seperti pengelola masjid atau mushola.
Saya cenderung lebih suka untuk mentransfer ke rekening atas nama masjid/mushola/yayasan. Meskipun juga bisa ditransfer ke rekening atas nama pengelola/pengurus, namun untuk menghindari human error maka alangkah lebih baik bila langsung transfer ke rekening atas nama badan terkait.