Mungkin bagi orang lain, kejadian itu terdengar sepele. Tapi bagi kami, itu adalah momen yang sangat menghibur dan menggelikan.Â
Bagaimana mungkin seorang anak kecil yang rumahnya hanya berjarak 500 meter saja dari rumah paman, harus mengirimkan surat untuk memberitahu bahwa ia tidak bisa hadir berbuka puasa?
Tapi itu adalah salah satu contoh betapa pentingnya Ramadhan bagi keluarga kami. Selama Ramadan, kami semua berkumpul bersama-sama dan menikmati hidangan lezat yang disajikan bibi.Â
Kami juga selalu menjaga tradisi Ramadhan dengan berpuasa dan beribadah.
Momen-momen seperti itu adalah kenangan yang selalu kami ingat dengan penuh canda dan tawa. Meskipun mungkin terdengar sederhana, namun momen itu telah membentuk kenangan indah yang kami selalu ingat setiap kali Ramadhan tiba.
Selain berbuka puasa bersama, kami juga selalu mengikuti acara-acara Ramadhan seperti Tarawih dan tadarus. Meskipun terkadang kami merasa lelah, namun itu semua terbayar dengan kehangatan dan kebersamaan yang terasa di antara kami.
Momen itu menjadi pengingat bagi kami untuk tidak selalu mengandalkan orang lain dan memastikan semua hal terkait komunikasi dan koordinasi dilakukan dengan tepat.Â
Namun, selain itu, momen itu juga mengajarkan kami untuk bisa tertawa dan menghibur diri sendiri di saat situasi sulit.
Meskipun Ramadhan saat ini tidak lagi dirayakan dengan kebersamaan seperti dulu karena berbagai alasan kekinian, namun saya selalu merindukan momen-momen indah tersebut dan berharap bisa merayakannya kembali bersama keluarga dan orang-orang tercinta.Â
Ramadan bukan hanya tentang berpuasa, namun juga tentang kehangatan, kebersamaan, dan rasa syukur yang selalu mengalir di dalam hati.
Semoga terhibur ya! Based on true story soalnya. He he.