Bahwa Islam snagat menekankan kepada ummatnya agar selalu menjaga auratnya terutama saat menjalankan ibadah kepada Allah SWT.
Perihal menutup aurat saat beribadah hukumnya wajib karena sudah dijelaskan oleh Allah SWT dalam Surah Al-Ahzaab ayat 33.
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliyah dahulu, dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”.
Dari ayat diatas terkandung aturan bahwasanya apabila keluar rumah, kita harus menutup aurat dan tidak memperlihatkan lekuk-lekuk tubuhnya dalam berpakaian apalagi saat menjalankan ibadah.
Untuk itu, jangan sampai kita menjadi kebablasan dalam berpakaian yang ternyata malah membuat kita menyalahi aturan Islam tentang berpakaian sebagaimana mestinya.
Merek sarung yang mengganggu kekhusyukan dalam shalat berjamaah
Sebagai jamaah laki-laki atau kaum muslimin yang melaksanakan shalat berjamaah di masjid, saya memiliki pengalaman yang seringkali saya temui perihal penggunaan sarung bagi kaum laki-laki dimana mereknya harus ditunjukkan di bagian belakang.
Entah apa alasan dan tujuan menunjukkan merek sarung tersebut. padahal secara otomatis jamaah yang berada di shaf atau barisan belakang akan membaca merek pada sarung tersebut baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
Perhatian kita yang mengarah ke bagian sajadah pasti akan terpengaruh oleh adanya merek sarung yang terpampang nyata dan mengusik konsentrasi atau kekhusyukan saat sedang shalat.
Outfit tarawih bagi para pria sebenarnya sangat sederhana. bagian atasan bisa dengan mengenakan koko atau kemeja. sedangkan bagian bawah bisa dengan mengenakan celana ataupun sarung.
Penggunaan sarung memang masih jamak terjadi hingga saat ini. Lantaran sudah menjadi bagian dari budaya yang berkembang di Nusantara.