Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ngeri-ngeri Sedap Membayangkan Jam Masuk Sekolah Pukul 5 Pagi

2 Maret 2023   00:41 Diperbarui: 2 Maret 2023   05:20 2010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apel pagi penerapan aktivitas sekolah mulai pukul 05.00 WITA di SMA Negeri I Kupang NTT, Rabu 1/3/2023. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha via Kompas.com)

Baru-baru ini dunia pendidikan digemparkan oleh adanya kebijakan jam masuk sekolah pada pukul 5 pagi yang dicetuskan oleh Gubernur Provinsi NTT.

Kebijakan yang "tidak wajar" ini langsung menuai pro dan kontra dari berbagai pihak, termasuk pula menjadi bahan perbincangan masyarakat dan netizen. 

Kebijakan ini memang perlu dikupas tuntas agar proses pelaksanaan sistem pembelajaran di satuan pendidikan dapat berjalan dengan prinsip "memerdekakan siswa" terlebih dengan kehadiran Kurikulum Merdeka saat ini.

Bila kita berbicara jauh mengenai jadwal masuk sekolah, tentu kebijakan ini benar-benar mengundang perhatian kita bersama lantaran sangat berbeda dengan jadwal mengajar yang selama ini diberlakukan di banyak sekolah di berbagai daerah yang pada umumnya jam masuk sekolah dimulai pukul 7 pagi atau lebih.

Pengimplementasian jadwal masuk sekolah pada pukul 5 pagi ini berdampak tidak hanya terhadap peserta didik, namun juga kepada guru/sekolah, orangtua, serta masyarakat.

Tanpa kajian lebih dalam serta tanpa pendekatan sosio-kultural maka dijamin pelaksanaan aturan tersebut hanya akan mendatangkan polemik dan tanda tanya bagi semua pihak.

Tekanan yang dihadapi siswa bila masuk sekolah terlalu pagi

Bila aturan masuk sekolah terlalu pagi diberlakukan maka dapat menimbulkan efek samping yang sebenarnya diakibatkan karena faktor relevansi pada beberapa aspek di diri siswa yang kurang mendukung.

Apabila siswa harus bangun terlalu pagi untuk berangkat ke sekolah, mereka mungkin tidak mendapatkan cukup tidur. Ini dapat menyebabkan kelelahan, kurang konsentrasi, dan sulit untuk belajar di kelas.

Siswa yang harus berangkat terlalu pagi mungkin mengalami rasa tidak nyaman atau stres karena harus berangkat dengan cepat atau merasa tergesa-gesa. Ini dapat mempengaruhi keadaan emosi dan kesehatan mental mereka secara keseluruhan.

Siswa yang harus datang ke sekolah terlalu pagi mungkin merasa tidak termotivasi untuk belajar. Mereka mungkin merasa lesu atau sulit berkonsentrasi pada pelajaran di kelas. Akibatnya akan terjadi rendahnya kemampuan akademik peserta didik. 

Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang bangun terlalu pagi dan kurang tidur cenderung memiliki kinerja akademik yang lebih rendah. Mereka mungkin tidak mampu mengingat informasi dengan baik atau memahami pelajaran yang diajarkan di kelas.

Menambah beban orangtua

Orangtua sebagai support system bagi siswa dalam mensukseskan berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah ada di dunia pendidikan tentu akan ikut pula terkena dampaknya.

Aturan masuk sekolah terlalu pagi ini juga dapat menambah beban tersendiri bagi para orangtua.

Sudah jelas bahwa orangtua harus bangun lebih awal untuk mempersiapkan anak-anak mereka untuk berangkat sekolah. Hal ini dapat menambah beban waktu orangtua yang mungkin sudah memiliki jadwal yang padat di sepanjang hari.

Orangtua mungkin juga terganggu pola tidurnya jika mereka harus bangun lebih awal untuk mengantarkan anak-anak mereka ke sekolah. Hal ini dapat menyebabkan kurang tidur dan kelelahan yang berkelanjutan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental orangtua.

Orangtua mungkin memiliki waktu yang lebih sedikit untuk mempersiapkan anak-anak mereka sebelum berangkat ke sekolah. Ini dapat membuat orangtua merasa terburu-buru dan kurang nyaman saat menyiapkan anak-anak mereka.

Sedangkan bagi orangtua yang harus berangkat kerja di pagi hari juga akan mengalami kendala minimnya persiapan karena prioritasnya adalah mempersiapkan anak berangkat sekolah terlebih dahulu.

Keterlambatan dalam berangkat kerja serta kurangnya persiapan dapat mempengaruhi kinerja orangtua di tempat kerja dan mengganggu keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan keluarga.

Khususnya bagi para emak-emak ---IRT maupun ibu pekerja--- akan kesulitan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan tanggung jawab keluarga. Ada suami yang juga harus diperhatikan atau dibantu segala persiapannya sebelum suami berangkat ke tempat kerja.

Menurunkan produktivitas guru

Masuk sekolah terlalu pagi juga akan menimbulkan dampak tersendiri bagi guru dan sekolah. Guru tentu juga harus datang ke sekolah terlalu pagi namun mungkin saja akan mengalami kurang tidur atau kelelahan.

Jika guru harus datang terlalu pagi, maka guru mungkin memiliki waktu yang lebih sedikit untuk persiapan sebelum siswa tiba di sekolah. Ini dapat mempengaruhi kualitas pengajaran dan persiapan kelas.

Hal ini jelas akan mempengaruhi kinerja guru yang dapat menurun. Disamping itu juga dapat mempengaruhi kualitas mengajar dan interaksi guru dengan siswa juga akan terkena imbasnya.

Kondisi guru yang mengalami kelelahan karena bangun terlalu pagi, maka hal ini dapat mempengaruhi tingkat konsentrasi atau guru menjadi kurang fokus dan sulit menjelaskan materi secara efektif kepada siswa.

Sementara itu, para Ibu Guru juga memiliki kepentingan tersendiri dalam mengurusi suami dan anak di pagi hari. Guru wajib menjalankan aturan sekolah dengan baik, kepentingan keluarga dirumah juga tidak bisa disepelekan demi keharmonisan rumah tangga para pendidik ini.

Geliat kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan setelah jam sekolah juga akan terkena dampaknya. Jika siswa dan guru harus datang ke sekolah terlalu pagi, makan guru dan siswa mungkin akan menjadi kelelahan setelah jam mengajar di kelas telah usai. 

Sehingga siswa dan guru menjadi kurang motivasi dan kurang semangat untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler dan mempengaruhi kualitas kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan oleh sekolah.

Ilustrasi siswa SMA. (KOMPAS/A HANDOKO)
Ilustrasi siswa SMA. (KOMPAS/A HANDOKO)

Risiko yang menghadang bila masuk sekolah terlalu pagi 

Masuk sekolah pada pukul 5 pagi dapat membawa ancaman pada kesehatan dan kesejahteraan siswa, guru, dan karyawan sekolah. Berikut adalah beberapa ancaman yang mungkin dihadapi:

1. Dampak psikologis pada kesehatan mental.

Siswa, guru dan para orangtua yang harus bangun terlalu pagi mungkin akan mengalami gangguan tidur dan kelelahan yang memberikan beban mental atau psikologis seperti stress dan depresi. Hal itu tentu akan mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan. 

Bila siswa sudah stres maka dapat mempengaruhi kesejahteraan mental siswa serta menurunkan motivasi dan semangat siswa untuk belajar. Kinerja dan tanggung jawab guru dan orangtua untuk kepentingan keluarga di rumah juga harus dipertaruhkan dan bisa mempengaruhi kebahagiaan rumah tangga.

2. Menurunnya kualitas akademik dan karakter siswa.

Siswa yang terlalu lelah atau tidak mendapatkan cukup tidur dapat mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran dan menyelesaikan tugas sekolah. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan akademik dan mempersulit siswa untuk meraih prestasi yang baik di sekolah.

Disamping itu, juga ada risiko terlambat datang ke sekolah sebagai pertanda menurunnya kesadaran dan tanggung jawab sebagai bagian dari karakter siswa yang harus diperhatikan. Siswa yang mengalami kesulitan bangun pagi atau terlalu kelelahan untuk pergi ke sekolah pada pukul 5 pagi mungkin akan sering terlambat datang ke sekolah. 

Padahal, saat ini ketika masuk sekolah pada pukul 7 pagi saja masih banyak siswa yang datang terlambat ke sekolah. Apalagi nanti jika masuk sekolah pukul 5 pagi.

Bagi siswa yang menghadapi kesulitan memperoleh transportasi umum sehingga menyebabkan keterlambatan dapat memengaruhi catatan presensi. Di sisi lain, kondisi seperti itu juga membuat siswa merasa tertekan karena tidak ingin ketinggalan pelajaran.

3. Risiko kesehatan dan gangguan pola makan.

Kurangnya waktu tidur dan kelelahan dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko terkena penyakit. Kondisi udara yang masih sangat dingin pada pukul 5 pagi dapat berpengaruh pada kesehatan sistem pernapasan. 

Saya masih ingat ketika dulu semasa SMP mendapati teman yang mengalami keluhan di bagian dada atau paru-paru karena menghirup udara dingin pada saat berangkat sekolah lebih awal lantaran jarak rumahnya dengan lokasi sekolah yang cukup jauh.

Selanjutnya, masuk sekolah terlalu pagi bisa juga mempengaruhi pola makan siswa. Mereka mungkin tidak memiliki waktu yang cukup untuk sarapan yang sehat atau membawa bekal makan siang ke sekolah. 

Alhasil, terpaksa siswa harus mengkonsumsi sembarang jajanan yang dapat mempengaruhi kesehatan siswa secara keseluruhan.

Siswa yang tidak memiliki waktu untuk sarapan atau makanan yang sehat sebelum berangkat ke sekolah, mereka mungkin mengalami penurunan energi dan kurangnya nutrisi yang dibutuhkan tubuh sehingga dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh mereka dan menyebabkan sakit lebih mudah. 

4. Kekacauan financial planning.

Aspek ekonomi dan atau keuangan orangtua bisa saja terganggu karena perencanaan keuangan menjadi kacau. Misalkan bagi orangtua yang tidak bisa menemani anak berangkat ke sekolah maka akan menyewa ojek (online atau konvensional) sehingga biaya transportasi yang harus dikeluarkan semakin besar.

Namun bagi orangtua yang bersedia mengantarkan anak ke sekolah dapat menambah biaya transportasi mereka jika harus membeli tiket transportasi atau ongkos angkutan umum lantaran harga tiket/ongkos berpotensi lebih mahal pada jam-jam sibuk di pagi hari.

5. Risiko kecelakaan lalu lintas.

Jika siswa dan orangtua harus berangkat ke sekolah pada pukul 5 pagi maka hal ini dapat meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas di jalan raya karena harus berangkat pada saat yang sama dengan kendaraan lainnya. 

Risiko kecelakaan semakin besar terutama jika jalanan masih sangat gelap atau pada saat cuaca buruk/cuaca ekstrim.

6. Faktor keamanan.

Hal yang sebenarnya sangat diwanti-wanti yakni dari segi keamanan. Bukan tidak mungkin kondisi ini dijadikan kesempatan bagi para pelaku kejahatan untuk melancarkan aksinya seperti begal hingga penculikan anak.

Bagi siswa yang mau berjalan kaki ke sekolah karena alasan jarak yang dekat bisa saja mengalami tindakan kejahatan seperti penodongan hingga penusukan seperti pada kasus beberapa waktu yang lalu dialami oleh seorang anak perempuan yang pulang mengaji dalam keadaan hari sudah gelap. 

Suasana maghrib dan pukul 5 pagi sama saja yakni cenderung gelap dan berisiko pada sisi keamanan.

Pengalaman saya masuk sekolah lebih awal

Aturan masuk sekolah lebih awal atau pukul 5 pagi ini dirasa cocok atau relevan bila diterapkan di lingkungan pesantren dan atau sekolah berbasis asrama/boarding school. 

Sebagaimana pengalaman yang pernah saya alami di pesantren dulu bahwa mulai belajar dilaksanakan setelah shalat subuh. 

Mengapa pelaksanaan akan relevan di lingkungan pesantren karena lingkungan belajar yang kondusif dan konsentrasi juga akan lebih baik. Belajar di pagi hari dapat membantu memfokuskan konsentrasi siswa karena pikiran masih segar dan belum terganggu oleh banyak hal lain.

Namun, tetap ada beberapa pengalaman negatif yang saya alami selama belajar setelah shalat subuh di pesantren, seperti didera rasa kantuk yang cukup menyiksa. Selain itu, belajar terlalu awal di pagi hari akan menemui kendala karena sering berbenturan dengan jam biologis yang dapat membuat saya merasa terganggu dan tidak nyaman karena ingin ke belakang untuk BAK atau BAB.

Kaitannya dengan kebijakan masuk sekolah pukul 5 pagi yang dimulai di NTT baru-baru ini, pengalaman yang pernah dialami setiap orang yang sempat merasakan hal serupa mungkin akan berbeda-beda satu sama lain dan dapat memberikan pandangan yang berbeda pula dalam menyikapi aturan itu. 

Namun, penting untuk diingat bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan yang berbeda, dan penting bagi pemerintah dan sekolah untuk memperhitungkan kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan siswa dalam menetapkan kebijakan masuk sekolah. 

Terlalu awal masuk sekolah mungkin tidak cocok untuk semua siswa, dan dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan dan kinerja di sekolah baik dialami oleh siswa maupun guru. 

Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk mempertimbangkan semua faktor yang relevan dan yang tidak relevan sebelum menetapkan kebijakan masuk sekolah apabila hendak diperbarui menjadi lebih awal.

*****

Salam berbagi dan menginspirasi.

== Akbar Pitopang ==

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun