Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | akbarpitopang.kompasianer@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

4 Keunggulan Guru Gen Z Bisa Menjadikannya "Guru Penggerak"

27 Februari 2023   11:58 Diperbarui: 4 Maret 2023   13:07 2711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gen Z berkolaborasi dengan guru senior, Kepala Sekolah bahkan dengan Pengawas Sekolah untuk kemajuan dunia pendidikan. (foto Akbar Pitopang)

Selain itu, instansi pendidikan biasanya memberikan kesempatan bagi para guru untuk mengembangkan karir mereka, baik melalui pelatihan dan sertifikasi, maupun melalui promosi ke posisi yang lebih tinggi seperti menjadi Kepala Sekolah atau kesempatan mengikuti penghargaan Guru Berprestasi.

Hal itu dapat menjadi alasan mengapa Gen Z tertarik menjadi seorang guru atau tenaga pendidik untuk bekerja di dunia pendidikan sebagai bagian dari dedikasi dan pengabdian. Plusnya adalah, menjadi guru adalah pekerjaan mulia dengan harapan balasan yang dari Allah SWT di akhirat kelak. 

Salut kepada para Gen Z yang mendedikasikan diri untuk membawa perubahan dan memajukan dunia pendidikan yang harus bersiap menyongsong era kecerdasan buatan.

Gen Z berkolaborasi dengan guru senior, Kepala Sekolah bahkan dengan Pengawas Sekolah untuk kemajuan dunia pendidikan. (foto Akbar Pitopang)
Gen Z berkolaborasi dengan guru senior, Kepala Sekolah bahkan dengan Pengawas Sekolah untuk kemajuan dunia pendidikan. (foto Akbar Pitopang)

Pentingnya Gen Z berkolaborasi dan semangat kebersamaan demi memajukan dunia pendidikan

Fleksibilitas yang dimiliki oleh para Gen Z menjadi keunggulan bagi mereka untuk mampu berkolaborasi dan diajak bekerja sama untuk menjadi pribadi yang mampu mencari solusi dan membawa perubahan positif dalam budaya kerja ala dunia pendidikan.

Namun, Gen Z juga dianggap sebagai generasi yang gampang merasa cemas, stres hingga overthinking terutama karena tekanan akademik dan tekanan dari lingkungan sekitar seperti dari karena streotip yang bekembang di masyarakat hingga tekanan yang mereka terima dari media sosial karena laju penyebaran informasi yang tak terbatas.

Agar sisi emosional dari para guru Gen Z ini dapat terkontrol dan dikelola dengan baik, maka mereka hendaknya harus selalu dibimbing oleh para guru senior dan dilibatkan dalam berbagai hal penting untuk memperkaya wawasan dan pengalaman dalam mengajar siswa.

Meskipun guru senior banyak yang gagap dari segi penguasaan teknologi pembelajaran, namun guru senior tetap unggul dari segi kekayaan pengalaman yang berharga yang menjadi bekal penting dalam mengajar dan melaksanakan tupoksi sebagai seorang pendidik.

Dalam dunia pendidikan bisa saja terjadi guru melakukan pola kerjasama yang dipengaruhi konsep simbiosis mutualisme sebagai bentuk memberikan dukungan satu sama lain.

Para Gen Z akan memberikan bantuan kepada guru senior untuk menggunakan teknologi, sedangkan guru senior akan memberikan timbal balik dengan cara sharing pengalaman berharga tentang berbagai hal penting untuk menyukseskan para Gen Z melakukan tugas mulia: yakni mengajar, mendidik, membimbing dan membina seluruh peserta didik.

Alhamdulillah, di sekolah kami masih berkembang pola kerjasama yang baik antara guru senior dengan guru Gen Z. Karena di beberapa sekolah, ada guru-gurunya yang berjalan sendiri-sendiri tanpa menjunjung tinggi semangat kebersamaan hingga berujung guru senior yang harus pensiun lebih awal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun