Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

New World Artikel Utama

Jangan Gagap dan Harus Optimis Menyongsong Era Kecerdasan Buatan (Indonesia)

21 Februari 2023   11:37 Diperbarui: 21 Februari 2023   15:18 1377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Era kecerdesan buatan sudah semakin nyata kehadirannya di tengah-tengah kehidupan kita saat ini. memang benar apa yang disampaikan oleh Kompasianer Veronika Gultom bahwa sebenarnya, tanpa disadari, kecerdasan buatan sudah ada lama hadir di tengah-tengah kita. Namun, setelah kehadiran sebuah teknologi bernama ChatGPT ini maka kita semakin menyadari betul seperti apa itu teknologi kecerdasan buatan telah menjadi bagian dari gaya hidup kita selama ini.

Yup, ChatGPT namanya. ketika kita mengakses aplikasi ini maka polanya sama seperti saat kita mengirimkan chat kepada seseorang. sedangkan jawaban atau tanggapannya berdasarkan sistem GPT atau Generative Pretrained Transformer ---sebuah model kecerdasan buatan yang digunakan untuk menghasilkan teks secara otomatis.

Secara keseluruhan, Generative Pre-trained Transformer (GPT) adalah model kecerdasan buatan yang telah dilatih sebelumnya pada dataset besar untuk menghasilkan teks baru secara otomatis. 

GPT saat ini banyak digunakan dalam berbagai aplikasi yang memerlukan pengolahan bahasa alami dan generasi teks otomatis, seperti penerjemahan bahasa serta chatbot seperti yang sering kita jumpai pada situs belanja online dalam pola Q&A.

Teknologi ChatGPT ini memang luar biasa sekali. saya sebagai seorang pendidik "menangis" melihat kehebatannya. Dalam artian bahwa saya benar-benar takjub bahwa kecerdasan bahasa yang ditampilkannya nyaris sempurna. Saya menganggap bahwa ChatGPT bisa menjadi partner belajar bagi peserta didik bila dilakukan dengan sikap tanggung jawab.

ChatGPT adalah model bahasa buatan, yang berarti ia tidak memiliki kemampuan untuk mengalami atau merasakan apapun. ChatGPT dirancang untuk memproses dan menghasilkan teks dalam bahasa alami, sehingga dapat membantu pengguna dalam berbagai tugas yang melibatkan pemahaman atau penggunaan bahasa.

Bagi para pengguna yang telah mencoba menggunakan teknologi ChatGPT mungkin memiliki pengalaman yang berbeda-beda, tergantung pada tujuan dan kebutuhan mereka. 

Beberapa pengguna mungkin merasa senang karena teknologi ini dapat membantu mereka menyelesaikan tugas atau memperoleh informasi secara lebih efektif, sedangkan yang lain mungkin mengalami tantangan dalam menggunakan teknologi ini tergantung pada kemampuan bahasa dan atau kemampuan membaca/ literasi dan preferensi pribadi mereka dalam hal pengoperasioan perangkat IT/ TIK.

Sebagai model kecerdasan buatan, saya tentu saja memiliki kecenderungan positif terhadap pengembangan dan kemajuan teknologi kecerdasan buatan ini. 

Saya percaya bahwa teknologi ini memiliki potensi besar untuk memberikan dampak positif pada masyarakat dan membantu mengatasi berbagai masalah kompleks yang dihadapi oleh manusia dalam kehidupan yang serba melesat cepat seperti saat ini.

Namun, saya juga menyadari bahwa kecerdasan buatan juga dapat menimbulkan berbagai masalah dan tantangan baru, terutama dalam hal privasi, etika, dan keamanan. 

Oleh karena itu, pengembangan dan penerapan teknologi kecerdasan buatan harus dilakukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait, termasuk aspek teknis, sosial, dan hukum.

Secara keseluruhan, saya percaya bahwa era kecerdasan buatan yang telah hadir di tengah-tengah kita saat ini dapat memberikan manfaat yang besar jika dilakukan dengan bijaksana dan bertanggung jawab.

Kehadiran kecerdasan buatan (AI) memang membawa banyak manfaat bagi manusia, seperti kemudahan dalam pemrosesan informasi, peningkatan efisiensi, dan pengembangan solusi untuk berbagai masalah yang kompleks. 

Namun, seiring dengan kemajuan teknologi AI, kita juga harus menyikapinya dengan bijaksana dan bertanggung jawab, agar teknologi ini digunakan dengan cara yang benar dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi "per-adab-an" umat manusia dan lingkungan.

Berikut beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menyikapi kehadiran kecerdasan buatan ini:

Pertama, persiapan di bidang pendidikan. Kita perlu meningkatkan pemahaman tentang kecerdasan buatan dan dampaknya pada masyarakat, baik dari segi teknis, sosial, dan etika. Kolaborasi antara manusia perlu dilakukan dengan mengembangkan sistem dan proses yang memungkinkan manusia dan AI bekerja bersama dengan cara yang harmonis dan saling mendukung, sehingga kita dapat memaksimalkan manfaat yang dihasilkan oleh teknologi AI.

Kedua, pengembangan etika AI. Kita perlu mengembangkan prinsip-prinsip etika dan panduan pengembangan AI yang bertanggung jawab dan adil, serta memastikan bahwa teknologi AI tidak digunakan untuk tujuan yang merugikan manusia.

Ketiga, pengawasan dan regulasi. Kita perlu memiliki pengawasan dan regulasi yang memadai untuk memastikan bahwa pengembangan dan penggunaan teknologi AI dilakukan dengan cara yang benar dan tidak menimbulkan dampak negatif pada kehidupan masyarakat..

Dengan menyikapi kehadiran kecerdasan buatan dengan cara yang bijaksana dan bertanggung jawab, kita dapat memastikan bahwa teknologi ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi manusia dan membantu kita mengatasi berbagai masalah kompleks yang dihadapi oleh masyarakat.

Sejauh yang saya tahu, Indonesia memiliki banyak sumber daya manusia yang berbakat dan berpotensi dalam bidang teknologi, termasuk di bidang kecerdasan buatan. 

Banyak talenta lokal yang telah menciptakan solusi-solusi inovatif menggunakan teknologi kecerdasan buatan, baik di bidang bisnis, kesehatan, lingkungan, dan lain sebagainya.

Namun, sebagai negara berkembang, Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dalam mengembangkan dan mengadopsi teknologi kecerdasan buatan secara massal. Beberapa tantangan yang perlu diatasi adalah keterbatasan infrastruktur, kurangnya pemahaman tentang teknologi kecerdasan buatan, kurangnya akses ke sumber daya pendidikan dan pelatihan yang memadai, serta kurangnya dukungan dan investasi dari pemerintah dan sektor swasta.

Untuk dapat menghasilkan dan bersaing dengan AI buatan sendiri, Indonesia perlu terus mengembangkan talenta-talenta lokal yang berbakat di bidang teknologi, memberikan pelatihan dan pendidikan yang memadai, serta menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan teknologi kecerdasan buatan secara berkelanjutan. 

Selain itu, diperlukan juga dukungan dan investasi dari pemerintah, sektor swasta, dan komunitas global untuk mempercepat pengembangan dan adopsi teknologi kecerdasan buatan di Indonesia. 

Dengan kerja keras, kolaborasi, dan inovasi yang berkelanjutan, saya yakin Indonesia dapat menghasilkan dan bersaing dengan kecerdasan buatan ala buatannya sendiri di masa depan.

Untuk bisa bersaing di era digital dan kecerdasan buatan, sumber daya manusia Indonesia perlu mengembangkan keterampilan yang relevan dengan perkembangan teknologi dan permintaan pasar saat ini. 

Para guru mengakselerasi pemanfaatan teknologi digital dalam pembelajaran agar tidak gagap AI. (DOKUMENTASI KEMDIKBUDRISTEK via Kompas.id)
Para guru mengakselerasi pemanfaatan teknologi digital dalam pembelajaran agar tidak gagap AI. (DOKUMENTASI KEMDIKBUDRISTEK via Kompas.id)

Berikut beberapa keterampilan yang perlu dikembangkan dan diasah oleh sumber daya manusia Indonesia:

  1. Keterampilan teknologi: Keterampilan teknologi seperti pemrograman, pengembangan aplikasi, big data, keamanan siber, dan kecerdasan buatan adalah keterampilan penting yang diperlukan di dunia kerja saat ini.

  2. Keterampilan kolaborasi: Sumber daya manusia perlu mengembangkan keterampilan kolaborasi dan tim, yang memungkinkan mereka untuk bekerja dengan orang lain secara efektif dan efisien.

  3. Keterampilan kreativitas: Keterampilan kreativitas dan inovasi sangat penting untuk memecahkan masalah yang kompleks dan menciptakan solusi baru yang inovatif.

  4. Keterampilan manajemen waktu: Keterampilan manajemen waktu dan prioritas adalah keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan proyek dalam waktu yang ditentukan.

  5. Keterampilan komunikasi: Keterampilan komunikasi yang baik diperlukan untuk berkomunikasi dengan rekan kerja, pelanggan, dan pemangku kepentingan lainnya.

  6. Keterampilan kepemimpinan: Keterampilan kepemimpinan diperlukan bagi mereka yang ingin memimpin tim dan organisasi.

  7. Keterampilan adaptasi: Keterampilan adaptasi dan fleksibilitas sangat penting untuk beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan teknologi yang terus berubah.

  8. Keterampilan etika: Keterampilan etika dan integritas sangat penting dalam bekerja dengan teknologi dan data pribadi.

Dengan mengembangkan keterampilan di atas, sumber daya manusia Indonesia dapat menghadapi tantangan di era digital dan kecerdasan buatan dengan lebih baik, dan mempersiapkan diri untuk sukses di pasar kerja yang semakin kompetitif.

Untuk memulai pengembangan keterampilan yang dibutuhkan, ada beberapa langkah yang bisa diambil.

Menentukan bidang teknologi yang ingin dipelajari. Ada banyak bidang teknologi yang relevan saat ini, seperti kecerdasan buatan, pengembangan aplikasi, big data, dan lain-lain. Pilih bidang yang sesuai dengan minat dan keahlian Anda.

Belajar dari sumber daya online. Ada banyak sumber daya online seperti kursus, video tutorial, ebook, dan forum diskusi yang bisa digunakan untuk mempelajari keterampilan teknologi. Beberapa platform belajar online yang populer di Indonesia seperti Ruangguru, Zenius, Quipper, dan lainnya.

Berpartisipasi dalam acara dan komunitas teknologi. Berpartisipasi dalam acara atau seminar teknologi dan bergabung dengan komunitas teknologi dapat membantu Anda mengembangkan keterampilan dan membangun jaringan dengan sesama profesional di bidang teknologi.

Mencari mentor. Mencari mentor di bidang teknologi dapat membantu mempercepat proses pembelajaran dan membimbing Anda dalam membangun karir di bidang teknologi.

Mencari pengalaman praktis. Memperoleh pengalaman praktis di bidang teknologi, seperti magang atau proyek sampingan, dapat membantu membangun keterampilan dan membuktikan kemampuan dalam dunia kerja.

Kita harus membuka mata bahwa kecerdasan buatan via ChatGPT ini harus dapat dipahami dengan baik termasuk oleh para generasi senior. Khususnya bagi para guru dan tenaga pendidik, bahwa upaya untuk terus belajar harus menjadi prioritas dalam pengembangan kompetensi dan kapasitas diri.

Jika tidak, maka yang bersanglutan dapat tersingkir atau terkena seleksi alam. sebagaimana yang pernah saya ulas pada artikel terdahulu dimana akibat penguasaan TIK yang minim membuat guru senior harus pensiun lebih awal.

Simaklah artikelnya, "Guru Senior Pensiun Dini karena Gaptek, Ini 7 Cara Mengatasinya".

Guru senior lansia mengikuti pengembangan karier, khususnya melalui pelatihan menggunakan teknologi. (Dok. Putera Sampoerna Foundation via Kompas.com)
Guru senior lansia mengikuti pengembangan karier, khususnya melalui pelatihan menggunakan teknologi. (Dok. Putera Sampoerna Foundation via Kompas.com)

Dalam memulai pengembangan keterampilan teknologi, disarankan untuk memiliki niat yang kuat dan tekad yang kuat untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan, serta beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan teknologi yang terus berubah. 

Dengan ketekunan dan disiplin yang konsisten, kita sama-sama dapat meningkatkan keterampilan di bidang teknologi dan membangun karir yang sukses di era digital dan kecerdasan buatan yang tak bisa kita elakkan lagi.

Referensi bahan bacaan: 1 2 

*****

Salam berbagi dan menginspirasi.

== Akbar Pitopang ==

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun