Bentuk apresiasi yang perlu ditunjukkan terhadap kantin sekolah yang telah melakukan hal positif tersebut adalah dengan selalu mendorong pihak kantin untuk konsisten membuat makanan tradisional yang diolah sendiri. Dengan terus-menerus memberikan pemahaman bahwa kesehatan siswa harus selalu diprioritaskan.Â
Maka dengan begitu pihak kantin juga akan mengolah makanan tradisional tersebut dengan penuh tanggung jawab dengan cara memilih bahan-bahan yang tidak membahayakan kesehatan siswa.
Orangtua yang tidak sempat menyiapkan bekal makan untuk anak yang dibawa dari rumah maka orangtua dapat mendorong anak untuk mengonsumsi makanan tradisional daripada mengonsumsi makanan cepat saji (junk food) seperti mie instan dan berbagai macam jenis dan merek snack yang beredar saat ini.
Dengan begitu, tetap akan terjadi keberlangsungan proses penyediaan makanan dan minuman tradisional yang diolah sendiri oleh pihak kantin sebagai bentuk simbiosis mutualisme antara orang kantin, orangtua dan pihak sekolah.
Penyakit diabetes yang mengancam orang dewasa dan para anak-anak saat ini karena adanya pola konsumsi yang serba manis perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan yang memungkinkan walaupun bentuknya sangat sederhana sebagaimana yang dilakukan oleh kantin sekolah tersebut.
Walaupun ancaman tersebut tetap masih ada dan terus membayang-bayangi anak-anak dan kita semua, namun setidaknya dengan langkah preventif yang dilakukan dapat meminimalisir bahaya tersebut demi mendukung keberlangsungan hidup para generasi saat ini dan di kemudian hari.
Semoga informasi ini dapat menjadi perhatian bagi kita semua terutama para orangtua dan pihak sekolah untuk saling bekerja sama mewujudkan kantin sekolah yang ramah bagi anak --- mengurangi ancaman bahaya penyakit diabetes.
Mari selalu bersikap peduli terhadap kesehatan diri dan generasi. Harapannya kita terhindar dari penyakit berbahaya seperti diabetes ini.
*****
Salam berbagi dan menginspirasi.