Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

9 Manfaat Membuat Permainan Edukasi dari Bahan Daur Ulang

13 Mei 2023   08:21 Diperbarui: 14 Mei 2023   10:25 1627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sarana permainan edukasi dari bahan daur ulang. Sederhana namun bermakna. (Foto Akbar Pitopang)

Masa keemasan anak atau golden age merupakan sebuah masa yang teramat sangat penting dalam proses tumbuh kembang seorang anak.

Masa golden age berada dalam rentang antara usia 0 sampai 6 tahun. Selama usia emas atau golden age merupakan masa keemasan manusia. Pada usia ini adalah periode yang amat penting bagi seorang anak. Seperti apa input pada rentang usia tersebut sangat menentukan tahap perkembangan anak untuk periode selanjutnya. 

Itu artinya golden age berlangsung tidak terlalu lama sehingga para orangtua harus mampu memanfaatkan kesempatan itu dalam memberikan stimulasi terbaik untuk perkembangan otak dan karakter anak.

Untuk mendukung tumbuh kembang anak pada masa golden age ini diperlukan nutrisi yang memadai. Nutrisi yang dimaksud di sini bukan hanya yang berasal dari asupan makanan, melainkan juga berasal dari stimulasi yang diberikan oleh orangtua dalam proses parenting.

Interaksi yang dibangun oleh orangtua sangat berperan penting dalam menumbuhkan kreativitas dan pola pikir anak sebagai wujud atas berkembangnya karakter dan otak anak secara optimal.

Banyak cara yang bisa dilakukan oleh anak untuk memaksimalkan proses tumbuh kembang anak pada masa golden age. Salah satunya adalah dengan memberikan mainan edukasi yang dapat merangsang perkembangan otak anak agar anak dapat menjadi kreatif.

Itulah sebabnya banyak orangtua yang berbondong-bondong untuk membelikan anaknya berbagai macam mainan maupun memperagakan berbagai macam permainan sebagai cara untuk menstimulasi perkembangan otak anak.

Mainan edukasi dari bahan daur ulang? Why not!

Salah satu upaya orangtua untuk menyediakan mainan untuk anak dapat dilakukan dengan proses yang mengedepankan cara-cara yang kreatif.

Hal sederhana yang bisa dilakukan yakni dengan memanfaatkan bahan atau barang daur ulang untuk disulap menjadi sarana permainan edukatif untuk anak.

Akhir-akhir ini saya mulai menghadirkan sarana permainan edukatif untuk anak yang dihasilkan dari barang daur ulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun