Tekanan bisa disebabkan karena masalah orang tua atau masalah keluarga dirumah maupun karena masalah-masalah yang dihadapi di sekolah pada saat berinteraksi bersama teman ataupun dari cara pembinaan guru yang kurang humanis.
Kurikulum Merdeka hadir untuk memerdekakan murid-murid. Tujuan adanya Kurikulum Merdeka untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, bergotong-royong, berkebinekaan global, bernalar kritis dan kreatif.
Sekolah dianggap berhasil menerapkan Kurikulum Merdeka apabila muridnya telah memiliki karakter Profil Pelajar Pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan sekolah dan dirumah.
Sebaliknya, bila masih ada murid yang bermasalah maka penerapan Implementasi Kurikulum Merdeka tersebut bisa dikatakan belum berhasil.
Itulah tantangan yang harus diselesaikan dengan adanya Kurikulum Merdeka dan upaya pembentukan karakter Profil Pelajar Pancasila.
Pendidikan untuk "memanusiakan manusia"
Pendidikan dihadirkan ke tengah-tengah masyarakat memang tujuannya adalah untuk memanusiakan manusia.
Dan sekolah pun diadakan sebagai tempat pembentukan karakter agar murid-murid menjadi manusia yang berakhlak mulia. Serta menjadi generasi yang tertanam nilai-nilai moral dan kesusilaan pada setiap individu murid sebagai seorang pelajar.
Tujuan mulia itu harus benar-benar dapat dicapai hendaknya oleh setiap satuan pendidikan mulai dari jenjang PAUD, pendidikan dasar dan menengah, hingga pendidikan tinggi.
Untuk itu, dibutuhkan dukungan manajemen sekolah dan Dinas Pendidikan untuk mewujudkan sekolah dengan menghadirkan Kurikulum Merdeka bikin pembelajaran jadi berkualitas.
Wasana kata
Apakah kita sudah menemukan sebuah kesimpulan tentang bagaimana seharusnya sekolah atau satuan pendidikan menyikapi adanya murid-murid yang bermasalah.
Seharusnya murid bisa menyadari jika sekolah merupakan tempat terbaik dan terindah bagi mereka hingga pada akhirnya mereka rela untuk dididik dan dibina oleh guru dengan setulus hati.