Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Home Artikel Utama

Kiat Akali Rumah Biar Gak Panas ala Warga Perumahan

19 Januari 2023   19:43 Diperbarui: 26 Januari 2023   17:49 2412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah minimalis bagi pasangan muda (foto Akbar Pitopang)

Saya senang sekali dengan adanya Topik Pilihan di Kompasiana yang akan membahas tentang strategi menyiasati agar rumah tidak terasa panas bagi warga Indonesia di masa kini.

Topik ini sesuai dengan apa yang selama ini saya pikirkan yang menjadi kegalauan namun sekaligus bahan perencanaan yang lebih matang untuk mengakali segala sesuatu kendala  yang ada pada bangunan rumah yang saya tempati saat ini.

Secara kebetulan saya menempati rumah pada 2021 yang lalu dalam suasana pandemi Covid-19 melanda negeri ini. 

Namun ada beberapa hal yang membuat saya sedikit galau dengan kondisi yang terjadi seperti suhu panas yang acapkali saya rasakan bila musim panas sudah datang.

Untuk itu, maka Topik Pilihan yang diangkat kali ini akan sangat berguna sekali apabila nanti saya, para pasangan muda, dan warga perumahan lainnya hendak melakukan renovasi sebagaimana yang sudah lama saya rencanakan.

Apa saja pasal yang membuat saya galau dengan kondisi bangunan rumah saat ini?

Pertama, rumah yang menghadap ke timur atau arah matahari terbit.

Yup, rumah saya langsung menghadap ke timur yang secara otomatis membuat sinar matahari dan suhu panasnya menerjang seluruh bangunan rumah sejak matahari terbit.

Pada awalnya saya memang sengaja memilih rumah yang menghadap ke timur. Alasannya agar rumah tidak lembab sehingga lebih sehat bagi penghuninya.

Terlebih kami mulai menempati rumah ini ketika masih dalam masa pandemi. Dimana kala itu masyarakat memang dianjurkan untuk senantiasa memperoleh paparan sinar matahari yang cukup untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh menghadapi bahaya dan ancaman virus saat pandemi.

Tapi ternyata perkiraan saya agak keliru dan pilihan untuk memilih rumah yang langsung menghadap ke arah timur perlu dipertimbangkan lagi bila ingin menyiasati suhu panas pada bangunan rumah.

Rumah minimalis bagi pasangan muda (foto Akbar Pitopang)
Rumah minimalis bagi pasangan muda (foto Akbar Pitopang)

Kedua, atap rumah yang cenderung landai alias tidak terlalu tinggi.

Rumah yang saya tempati dibangun oleh developer (pengembang perumahan). Kondisi dan penampakan atapnya dengan wujud yang sama dan seragam satu sama lain.

Bagi saya dan keluarga kecil yang memilih menetap di perantauan tentu perencanaan memiliki hunian tempat tinggal akan sangat mengandalkan kinerja developer.

Harga tanah yang semakin melambung membuat saya terpaksa benar-benar mengatur strategi untuk memperoleh rumah yang layak namun disesuaikan dengan budget kami yang masih terbatas.

Dulu, kami berpikir bahwa yang nomor satu adalah memiliki rumah terlebih dahulu. Baru selanjutnya adalah, bila ada yang perlu direnovasi atau diperbaiki dari kondisi yang ada maka itu adalah tugas berikutnya yang bisa disesuaikan dengan ritme timing dan budgeting.

Padahal seharusnya dari awal calon penghuni rumah sudah harus benar-benar memperhatikan bentuk dan ketinggian atapnya. Kondisi atap yang lebih landai dapat menyebabkan suhu panas menjadi mudah terperangkap diantara ruang antara atap dan dasar plafon.

Ketiga, plafon kurang tinggi dan bahannya kurang mampu menyerap panas.

Kondisi plafon rumah saya ternyata masih jadul. di saat orang-orang kini berlomba-lomba memasang plafon berbahan PVC (Polyvinyl Chloride). 

Akan tetapi rumah saya masih berplafon tripleks dan di beberapa ruangan berplafon gypsum.

Kondisi demikian menjadikan bahan plafon yang ada saat ini menjadi penghantar panas yang konsisten pada ruangan secara menyeluruh.

Pada siang hari saat sinar matahari sedang terik-teriknya, ruangan akan terasa seperti suasana sauna bila tanpa menyalakan kipas angin.

Keempat, bagian depan rumah tanpa double-skin facade.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Kompasianer-arsitek Franhky Wijaya, bahwa untuk menyiasati strategi membuat hunian menghadap timur/barat lebih nyaman bagi penghuninya adalah dengan membuat double-skin facade (fasad ganda).

Fasad ganda ini bisa dengan menambahkan kaca, tembok dari batuan alam, tritisan, atau dengan cara paling sederhana yakni menanam pohon dan menambahkan tirai bambu.

Hanya saja untuk saat ini rumah saya masih belum ada fasad ganda dan baru ditanami pepohonan di depan rumah untuk menghambat sinar matahari langsung.

Walaupun saya juga sudah merencanakan membangun fasad ganda berupa tembok dinding roster. Tunggu dulu, kendalanya masih dalam hal budgeting atau anggaran yang belum memadai.

Kelima, ruang laundry beratap transparan.

Menariknya, rumah saya memiliki ruangan khusus untuk kegiatan laundry yang posisinya bersebelahan dengan kamar mandi namun menghadap ke dapur.

Ruangan kecil tersebut secara sengaja hanya dipasangi atap transparan dengan tujuan agar ruangannya lebih hangat karena bila tidak maka akan cenderung lebih lembab akibat adanya kegiatan mencuci pakaian.

Akan tetapi hal itu berakibat menjadi penghantar suhu panas yang langsung turun dari atap transparan menuju dapur dan ruangan lainnya.

Siasat yang relevan saat ini untuk strategi sirkulasi udara panas dalam rumah

Kanopi agar rumah tidak panas (foto Akbar Pitopang)
Kanopi agar rumah tidak panas (foto Akbar Pitopang)

1. Memasang kanopi sebagai penangkal suhu panas matahari di siang bolong

Keberadaan kanopi jelas sangat bermanfaat untuk melindungi teras dan bagian depan rumah dari paparan sinar matahari langsung sepanjang hari.

Selain untuk menangkal panas, kanopi juga berguna sekali di saat hujan. sehingga air hujan tidak terlalu membasahi bagian depan rumah.

Bila mengalami keterbatasan lahan maka jemuran bisa bernaung di bawah kanopi dan tidak terlalu khawatir terkena hujan yang turun secara mendadak.

Pelindung panas secara alami untuk rumah (foto Akbar Pitopang)
Pelindung panas secara alami untuk rumah (foto Akbar Pitopang)

2. Menanam pohon pelindung atau vegetasi di depan rumah

Menanam pohon di depan rumah dapat bermanfaat karena menjadi pelindung alami dari sinar matahari.

Selain itu, suhu udara pada siang hari akan menjadi lebih sejuk karena adanya oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis. 

Disamping itu, kawasan perumahan juga menjadi lebih asri sebagai wujud mencintai lingkungan hidup.

Ada banyak alternatif jenis tanaman pohon buah yang bisa ditanam. misalnya mangga, lengkeng, matoa, jambu air, jambu bol, dan lainnya.

Sedangkan bagi sebagian warga lain ada yang membiarkan pohon kersen tumbuh di depan rumahnya agar udara terasa lebih segar dan sejuk.

3. Sistem distribusi perabotan/peralatan pada sebuah ruangan

Hendaknya jumlah perabotan benar-benar disesuaikan dengan ukuran sebuah ruangan. 

Bila jumlah perabotan dalam ruangan tidak diatur dengan baik maka bisa menyebabkan ruangan menjadi terasa sumpek, gerah dan cenderung berhawa panas karena sirkulasi suhu panas diserap oleh lapisan bahan pada peralatan tersebut.

Bila perlu perabotan atau peralatan rumah tangga yang ada dapat didistribusikan secara merata ke semua ruangan yang ada.

4. Membuka jendela 

Tidak ada salahnya bila penghuni rumah membuka jendela rumahnya pada siang hari. karena tujuannya agar udara selalu berganti dan gak bikin gerah.

Bagi saya dan istri cukup rajin untuk selalu membuka jendela kamar dan jendela di ruangan lainnya setiap hari.

Ketika cuaca sedang mendung misalnya maka dengan membuka jendela seperti ada AC alami yang berhembus sejuk ke dalam ruangan rumah.

5. Pengadaan taman belakang

Hunian tempat tinggal berbasis perumahan sudah memiliki standar luas tanah dan bangunan yang dibangun seragam oleh developer. ukuran tanah masing-masing unit rumah berbasis sistem kavling.

Konsekuensi yang harus dihadapi karena keterbatasan luas lahan ini adalah dinding belakang antar rumah yang sangat mepet sekali. 

Biasanya warga akan memanfaatkan seluruh tanah kosong yang ada untuk penambahan ruangan seperti di bagian belakang akan dibangun dapur.

Namun, dianjurkan untuk menyediakan space kosong sebagai taman belakang. Tujuannya tidak lain dan tak bukan tentu sebagai area penyaluran suhu panas ruangan dari arah depan rumah ke arah belakang dan begitupun sebaliknya.

Sehingga membuat sirkulasi atau perpindahan suhu udara dalam rumah dapat tersalurkan dengan baik.

Pentingnya perencanaan sebelum memiliki rumah hingga merenovasi rumah (foto Akbar Pitopang)
Pentingnya perencanaan sebelum memiliki rumah hingga merenovasi rumah (foto Akbar Pitopang)

Pentingnya perencanaan yang matang dalam renovasi rumah di wilayah Indonesia yang panas

Beberapa wilayah atau daerah di Indonesia memang diklaim lebih panas dari daerah lainnya. termasuk untuk wilayah provinsi Riau.

Hampir seluruh wilayah kabupaten/kota di Riau memiliki suhu udara yang sangat panas. termasuk di Pekanbaru sebagai ibukota provinsi dan saya menetap disana.

Ini menjadi tantangan bagi masyarakat yang bermukim untuk menyiasati suhu panas yang memang disebabkan oleh faktor alam.

Bagi masyarakat yang hendak membangun rumah maupun yang ingin membeli rumah maka harus benar-benar memperhatikan kondisi fasad rumahnya.

Dengan begitu maka kita bisa menyiasati kondisi alam Indonesia yang panas namun tetap bisa memiliki hunian tempat tinggal yang tidak terlalu membuat gerahsehingga terasa lebih nyaman untuk ditinggali bersama keluarga tercinta.

*****

Salam berbagi dan menginspirasi.

Akbar Pitopang - Pekanbaru, 19 Januari 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun