Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pentingnya Merawat Gigi Anak Sekolah yang Fraktur

7 Maret 2023   09:03 Diperbarui: 7 Maret 2023   12:22 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kejadian yang telah saya alami di masa kanak-kanak dulu menimbulkan ada hal yang saya sesalkan sekaligus ada hikmah dan pelajaran berharga yang bisa dipetik.

Serta adanya pesan penting yang perlu saya sampaikan kepada siswa itu termasuk kepada orangtuanya tentang bentuk penanganan seperti apa saja yang perlu dilakukan pasca kecelakaan patah gigi tersebut.

Kecelakaan patah gigi yang saya alami terjadi ketika saya masih SD. kejadian tersebut tentu secara langsung segera saya laporkan kepada orangtua saya khususnya kepada ibunda.

Namun, saya akui bahawa kala itu tidak ada tindak lanjut yang dilakukan ibunda semisal memeriksakannya ke dokter gigi. sehingga gigi saya yang patah tersebut dibiarkan begitu tanpa penambalan atau disambung kembali.

Meskipun begitu setelah saya pikir-pikir lagi ternyata kurangnya tindak lanjut ibunda kala itu disebabkan karena begitu sibuknya ibunda mengurus anak-anaknya dan kehidupan rumah tangga secara menyeluruh dan begitu kompleks.

Gigi saya yang patah itu memang dibiarkan begitu saja hingga akhirnya baru ditambal dan diperiksakan ke dokter gigi ketika saya sudah menduduki bangku SMA.

Dari hasil pemeriksaan dokter gigi untuk sisa bagian gigi yang patah itu memang tidak mengalami kerusakan dibuktikan dengan tidak adanya pengeroposan. saraf gigi yang patah tersebut juga masih dalam kondisi baik-baik saja.

Hanya saja, konsekuensi lain yang harus diterima adalah bagian gigi bawah yang selurusan dengan gigi atas yang patah itu mengalami disposisi dan ketinggiannya bertambah sebagai respon adanya pasangan gigi dibagian atas yang terbuka atau kosong.

Walaupun gigi atas yang patah itu sudah berhasil ditambal namun tetap tidak berdampak pada gigi bawah yang telah mengalami disposisi dan penambahan tinggi.

Kondisi itu menimbulkan barisan gigi menjadi tidak proporsional dan mempengaruhi tampilan mulut secara signifikan.

Hingga pada akhirnya pada 2015-2019 yang lalu sebenarnya sudah dilakukan pemasangan behel tapi hasil akhirnya adalah gigi bawah yang sudah tertarik ke atas lebih tinggi itu tetap tidak bisa dikendalikan ketika kini behelnya sudah dicopot.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun