Bagi mereka yang memiliki cara pandangan yang sempit tentang arti sebuah usaha dan perjuangan demi memperoleh uang tentu akan tergoda dengan pola-pola instan seperti itu.
Pergeseran nilai-nilai kebaikan dan moral kehidupan di era disrupsi
Perilaku mengemis online ini dapat terjadi karena para pelaku dan aktor yang terlibat rela untuk mengenyampingkan pentingnya arti nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan manusia.
Adapun nilai moral, attitude, akhlak, rasa malu, dan nilai-nilai yang menjadi standar kepantasan lainnya yang telah dilanggar.
Bahkan ada pula pembuat konten yang melibatkan orangtua yang dianggap sebagai perbuatan eksploitasi rasa hormat yang seharusnya selalu diupayakan oleh seorang anak kepada orangtuanya.
Perkembangan dan kemajuan teknologi saat ini memang telah menyebabkan terjadinya era disrupsi yang telah mengubah pola perilaku masyarakat secara masif.
Sehingga krisis karakter yang mempengaruhi generasi bangsa ini tidak hanya terjadi di dunia nyata namun juga di jagat maya seperti yang kita amati saat ini.
Kekeliruan sikap menanggapi rasa belas kasihÂ
Latar belakang para oknum pembuat konten mengemis online ini disebabkan oleh salah satunya karena kesadaran pelaku yang mengetahui bahwa ada ruang sensasi baginya untuk mendapatkan perhatian dan simpati khalayak yang tujuan akhirnya adalah uang.Â
Adanya celah untuk memanfaatkan rasa kedermawanan sosial orang Indonesia dengan cara yang tak terpuji maupun tak jawab sama sekali.
Dalam hal ini pula terjadinya inovasi cara meminta-minta dengan memanfaatkan manajemen kesan atau impression management. Sebagaimana yang disampaikan oleh Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kepada Kompas.com beebrapa waktu yang lalu. [sumber]
Pelakunya akan mengubah penampilannya sedemikian rupa --- pada pakaian, gestur, dan mimik wajah, maupun tindakan --- dalam rangka menggaet rasa iba dan peduli orang lain supaya memberikan sumbangan secara cuma-cuma.