Terkait dengan guru senior yang pensiun dini dan sesuai dengan yang saya maksud tersebut adalah guru senior yang punya aset kebun sawit. Hasil panen sawit tentu jauh lebih besar dan menguntungkan ketimbang penerimaan gaji bulanan yang diterima selama ini.
Jadi, selain memang tidak adanya kesempatan untuk bertahan, faktor ekonomis dari hasil kebun sendiri juga ikut mempengaruhi keputusan untuk pensiun dini.
Terlepas dari fenomena pensiun dini yang dilakukan guru senior. Apa yang bisa kita telaah lebih lanjut?
1. Memaknai kembali arti istilah "long life education"
Untuk dapat membangun segala upaya untuk dapat bertahan dengan segenap daya dan kemampuan diri adalah karena adanya pemahaman yang baik tentang arti dari pendidikan sepanjang hayat (long life education).
Artinya, proses belajar dan mengalami pendidikan berlaku selagi nafas masih dikandung badan.
Sejatinya tidak ada kata berhenti untuk terus belajar, ada banyak hal walau sekecil apapun itu yang bisa dipelajari.
Dengan adanya dorongan dan niat yang kuat sebagai hasil dari pemahaman tentang makna istilah tersebut, dapat diaplikasikan dengan upaya untuk terus belajar demi memantaskan diri guna meningkatkan kompetensi sebagai seorang guru.
2. Aktif mengikuti pelatihan dan workshop di luar jam mengajar
Walaupun jam mengajar guru saat ini sudah sangat padat ditambah dengan berbagai pekerjaan penting lainnya dilakukan di luar jam mengajar, seperti penilaian, perekapan, penginputan dan berbagai hal yang berhubungan dengan kelengkapan administrasi dan perangkat pembelajaran.
Akan tetap, guru juga perlu untuk selalu aktif mengikuti berbagai pelatihan dan workshop di luar jam mengajar untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan guru.
Terutama bagi guru senior agar dapat mengikuti pelatihan tentang pengoperasian TIK.