Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Semangat Ibuku dalam Filosofi Bertani yang Tak Lekang Menginspirasi

22 Desember 2022   16:13 Diperbarui: 22 Desember 2022   16:33 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak sekali jenis pekerjaan sampingan yang telah dilakukan oleh ibunda seperti menjual jajanan untuk anak sekolahan, beternak dan menjual telur itik, hingga hidup dalam tradisi bertani (baca: buruh tani).

Karena tidak adanya harta turun temurun layaknya orang lain yang memperoleh warisan berpetak-petak sawah.

Menjalani rangkaian fase dalam bertani dimulai dengan menyiapkan lahan sawah untuk ditanami padi (foto Akbar Pitopang)
Menjalani rangkaian fase dalam bertani dimulai dengan menyiapkan lahan sawah untuk ditanami padi (foto Akbar Pitopang)

Segala pekerjaan yang berhubungan dengan urusan bercocok tanam telah dilakukan oleh ibunda. Mulai dari menanam padi, membersihkan lahan sawah ketika padi sudah mulai bertumbuh, memanen padi , hingga memikul beratnya gabah padi di punggung Ibunda.

Perjuangan yang begitu berat tersebut telah dilakoni oleh ibunda sejak saya dan keempat saudara masih kecil hingga kami bisa mengakses pendidikan yang layak dan menjadi "orang" sebagaimana yang telah dicita-citakan oleh Ibunda.

Di masa kini ketika anak-anaknya sudah dewasa dan berkeluarga, ibunda masih setia dengan kebiasaan lamanya dalam bercocok tanam atau tradisi bertani ini.

Fase pertumbuhan padi sejak gabah disemai hingga padi menguning dan dipanen merupakan sebuah filosofi hidup yang bisa kita amalkan dalam kehidupan di dunia ini.

Dengan tradisi bertani ini Ibunda bisa memaknai hidup yang harus dilalui dengan begitu banyak proses untuk menggapai sesuatu yang indah di kemudian hari.

Cobaan yang diberikan oleh Tuhan adalah bumbu-bumbu yang membuat sebuah hidangan kehidupan menjadi terasa nikmat dan bersahaja.

Kisah ibunda dalam menjalankan takdir kehidupan ini sesuai dengan pepatah yang berbunyi: "berakit-rakit dahulu, berenang-renang ke tepian", biarlah ibunda lelah dalam berjuang dulu, karena ibunda percaya akan bertemu kesenangan di masa kemudian.

Kisah perjuangan ibunda selama ini telah menjadi simbolisasi inspirasi dan saksi hidup bagi kami anak-anaknya untuk menjalani kehidupan ini bersama nilai-nilai adiluhur.

Efek bertani mempengaruhi kondisi kulit wajah ibunda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun