Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | akbarpitopang.kompasianer@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Transformasi BRI Membawa UMKM Rendang Semakin Mendunia di Pasar Global

11 Desember 2022   14:44 Diperbarui: 11 Desember 2022   14:58 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rendang Uni Adek merupakan nasabah BRI sejak 2016 dan menjadi UMKM binaan RKB Bank BRI sejak 2018. Rendangnya sudah diekspor. (via biz.kompas.com)

Kita menyadari betul bahwa usaha mikro kecil menengah (UMKM) merupakan salah satu ruas dalam tulang punggung perekonomian Indonesia yang perlu terus dioptimalisasi.

Peluang untuk menggerakkan UMKM ini harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh berbagai pihak, baik oleh masyarakat sebagai pelaku usaha maupun oleh pemerintah melalui perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), salah satunya BRI.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berperan sebagai pemain utama yang mampu memberdayakan UMKM Indonesia sebagai momentum kesuksesan pada HUT127BRI.

BRI telah terbukti mampu terus mengembangkan pertumbuhan bisnisnya pada UMKM secara berkelanjutan khususnya segmen mikro --- bahkan ultra mikro.

Hal ini tercermin dari inisiatif holding ultra mikro (UMi) yang menjadi wujud komitmen BRI untuk go smaller, go faster, dan go shorter agar dapat diakses secara mudah oleh UMKM. Meski baru beranjak satu tahun, kinerja UMi dalam mengangkat potensi pelaku usaha ultra mikro sangat mengesankan. 

Melansir kemenkeu.go.id, bahwa Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) merupakan program tahap lanjutan dari program bantuan sosial menjadi kemandirian usaha yang menyasar usaha mikro yang berada di lapisan terbawah, yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Penabung baru UMi pun telah mencapai 6,85 juta atau melebihi target awal sebanyak 3,3 juta. Disamping itu, BRI dan holding berhasil mengintegrasikan 23,5 juta nasabah dengan total outstanding pembiayaan sebesar Rp 183,9 triliun per Agustus 2022. [sumber]

Peran BRI yang menjangkau nasabah UMKM hingga segmen mikro dan ultra mikro menjadi salah satu kunci utama meningkatkan inklusi keuangan demi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Bagi pelaku usaha harus jeli menangkap peluang dan pangsa pasar yang terus berkembang. Banyak sekali ragam potensi yang dimiliki Indonesia untuk ditingkatkan menjadi produk UMKM yang dapat dijangkau secara luas.

UMKM harus memperoleh kesempatan yang seluas-luasnya agar dapat melakukan ekspor dan masuk pasar internasional karena UMKM saat ini merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. 

Program UMKM EXPO(RT) BRIlianpreneur merupakan salah satu langkah konkret BRI sebagai lembaga keuangan yang turut bertanggung jawab memajukan UMKM Indonesia. BRI telah melihat secara nyata adanya peluang besar bagi produk Indonesia untuk masuk ke pasar global.

Diantaranya ada produk ekonomi kreatif seperti usaha kuliner yang tidak akan ada matinya untuk terus dieksplorasi dan ditingkatkan nilai jualnya.

Sudah banyak sekali produk kuliner yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia yang semakin berkembang dan dikenal di pasaran. Dari Sumatera Barat sendiri, produk rendang kini semakin populer dan laris manis di pasaran. Siapa sangka makanan khas Minangkabau yaitu rendang bisa tembus pasar mancanegara. 

Daerah tempat saya berasal yakni Kabupaten 50 Kota dan Payakumbuh terdapat sentra UMKM berupa Kampung Rendang. Bahkan Payakumbuh mencanangkan diri sebagai "The City of Randang".

Sudah banyak pelaku UMKM yang berhasil mengembangkan potensi kuliner khas dari Minangkabau yang satu ini. Tidak hanya laris manis di pasar dalam negeri, namun juga telah menembus pasar global. 

Sudah banyak pula hadirnya cerita dari kisah sukses para pelaku umkm produk rendang ini yang menjadi inspirasi bantuan yang diberikan BRI selama ini.

Ermaneli owner rendang dengan brand Rendang Uni Lili ini sudah dieskpor ke AS dan Jepang. (KOMPAS.com/ ELSA CATRIANA)
Ermaneli owner rendang dengan brand Rendang Uni Lili ini sudah dieskpor ke AS dan Jepang. (KOMPAS.com/ ELSA CATRIANA)

Salah satunya yang cukup menarik perhatian adalah Ermaneli, owner rendang dengan brand Rendang Uni Lili yang tak tanggung-tanggung negara yang sudah berhasil ditembus untuk diekspor rendang adalah AS dan Jepang serta berbagai negara lainnya.

Hingga saat ini, total olahan rendang Uni Lili yang berhasil diekspor ke berbagai negara mencapai 1.000 kilogram. Sedangkan Jepang dan AS adalah dua negara yang paling banyak permintaan produk rendangnya. 

Sementara varian produk yang ia tawarkan adalah Rendang Daging, Rendang Ayam, Rendang Ikan Tuna, Rendang Sapi Suwir, Rendang ayam suwir, Rendang lokan, Rendang Jengkol, Rendang Pakis, dan bumbu instan seperti bumbu praktis Rendang Minang, bumbu sate Padang, bumbu soto Padang, bumbu bakar, serta bumbu nasi goreng citarasa khas Minang.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) telah menjadi pilar penting dalam perekonomian Indonesia sebagai salah satu penggerak roda ekonomi untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). 

Transformasi BRI: Digitalisasi dan Kolaborasi UMKM

Selain itu, kehadiran UMKM juga menyerap tenaga kerja sehingga membantu mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di Indonesia.

Hingga saat ini, Rendang Uni Lili sudah memiliki 17 tenaga kerja yang memiliki tugas masing-masing. Ada spesialis mengolah rempah-rempah, penyediaan santan kelapa berkualitas, menyiapkan daging, lalu khusus memasak rendang.

Uni Lili juga mengatakan, dalam mengolah rendangnya masih sangat tradisional lantaran menjaga cita rasa bumbu rendang yang khas. Serta dalam pengolahannya menggunakan bahan-bahan pilihan yang segar dan berkualitas yang diantar langsung dari petani di sekitar. 

UMKM dapat tumbuh dan berkembang dengan adanya kolaborasi dengan sesama pelaku UMKM lainnya. Terkait dengan hal ini, saya sendiri memiliki saudara bernama Rahmi yang bergerak di siklus ini dalam bidang penyediaan bahan baku santan untuk pengolahan masakan rendang.

Pelaku UMKM skala mikro yang satu ini juga memenuhi permintaan santan untuk skala rumah makan atau restoran masakan Minang untuk wilayah Payakumbuh, 50 Kota dan sekitarnya.

Tidak hanya itu, Rahmi juga memenuhi kebutuhan produk turunan dari bahan baku kelapa ini yakni penyediaan bara atau arang, tempurung, sabut kelapa dan seterusnya. 

Jika pelanggan hendak bekerjasama dengan beliau maka bisa dijumpai di Pasar Ibuh Blok Barat dengan nama kedainya yang mudah sekali terlihat yang diberi papan nama bertuliskan "Mak Ali".

Saya mengetahui betul bahwa untuk bisa berkembang pesat seperti saat ini, saudara saya ini mendapatkan suntikan dana KUR dari BRI dengan cara dan proses yang semakin Muda(H). Sehingga posisi BRI benar-benar menjadi BRIPahlawanFinansial untuk mendongkrak inklusi keuangan di Indonesia.

Pameran UMKM, digitalisasi BRI dan optimalisasi jangkauan produk UMKM. (Sumber: Kompas TV, Karawang, 7 Agustus 2022)
Pameran UMKM, digitalisasi BRI dan optimalisasi jangkauan produk UMKM. (Sumber: Kompas TV, Karawang, 7 Agustus 2022)

Sentuhan digitalisasi dalam business process pun semakin meyakinkan kita bahwa BRI Group mampu mendongkrak inklusi keuangan di Indonesia. Teknologi tidak dapat menggantikan posisi manusia, tetapi melengkapi keberadaan human touch dalam kaitannya terhadap inklusi keuangan.

BRI senantiasa melakukan transformasi digital untuk menjawab tantangan pada era yang berlaku saat ini. BRI telah melakukan digitalisasi bisnis proses, mengembangkan digital ekosistem dan digitalisasi untuk sumber pertumbuhan baru.

Perjalanan BRI dalam memberdayakan UMKM pun tidak berhenti sampai disitu saja. BRI terus berupaya mendampingi pelaku UMKM untuk mendorong produktivitasnya sehingga 'naik kelas'. BRI menghadirkan berbagai inisiatif sehingga upaya-upaya tersebut dapat menjadi katalisator bagi pelaku UMKM untuk semakin memperluas pangsa pasar.

Terkait dengan itu, Rendang Uni Lili menambahkan bahwa biasa menghabiskan 150 kilogram daging dalam seminggu. Sebab pemasaran produknya dilakukan juga secara online di e-commerce besar, diantaranya lewat Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak. Bahkan di aplikasi Shopee sendiri sudah Star Seller dalam hal penjualan terbanyak. 

Di era digital saat ini, UMKM dituntut perlu melakukan penyesuaian agar dapat beradaptasi dan menghadapi tantangan baru. Sehingga harapan kedepannya bahwa pelaku UMKM bisa terus melebarkan sayap usaha, bisa membawa rendang dan produk unggulan Indonesia lainnya semakin mendunia.

Referensi 1 2 3.

*****

Akbar Pitopang

untuk BRI dan Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun