Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kasus Toksisitas Etilen Glikol dan Dietilen Glikol: Jangan Ada Celah untuk Oknum!

9 November 2022   12:30 Diperbarui: 19 November 2022   09:06 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi obat sirup untuk anak (Shutterstock/Ground Picture via Kompas.com)

Pagi ini rekan kerja saya yang merupakan seorang ibu muda curhat tentang kegalauannya terhadap obat sirup untuk anaknya yang sedang demam.

Sudah beberapa hari ini anaknya demam tinggi. Hal tersebut memang dapat saya pantau dari postingannya di media sosial. 

Awalnya dia sudah berusaha untuk menurunkan panas demam anaknya dengan cara sederhana yakni dengan cara dikompres.

Namun upaya tersebut belum membuahkan hasil karena panas tubuh anaknya masih dibilang cukup mengkhawatirkan. 

Langkah solutif berikutnya yang ditempuh tentu dengan meminta resep dokter. 

Untuk saat ini sebenarnya para ibu dan semua orang tua yang punya anak kecil atau balita masih merasa sangat khawatir lantaran adanya kasus gagal ginjal akut pada anak. Pasalnya kasus gagal ginjal akut pada anak disebabkan oleh obat sirup yang terkontaminasi zat yang mengandung cemaran etilen glikol (EG) melebihi ambang batas.

Namun, mau tidak mau para ibu terpaksa harus membawa anaknya ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Walau misalkan anak diberikan berbagai macam obat, dirasa hal tersebut dapat diterima atau dimaklumi oleh para itu demi kesembuhan anaknya. Termasuk pula halnya jika terpaksa diberikan obat sirup untuk menurunkan panas demam anak.

Rekan kerja saya ini sengaja mengizinkan adiknya untuk membawa sang anak ke klinik namun tetap mewanti-wanti pemberian obat sirup untuk anak. Ternyata klinik tersebut meresepkan obat sirup untuk menurunkan demam.

Hal tersebut diketahui oleh rekan kerja saya ketika adiknya menyerahkan obat tersebut ketika sudah berada di rumah. 

Lantaran saat ini dia dan para ibu di luar sana yang merasa sangat khawatir dan was-was dengan peredaran obat sirup. Maka ia secara sengaja dan sadar langsung menelusuri merek dari obat sirup tersebut di internet. 

Alhasil, betapa terkejutnya ketika mengetahui bahwa ternyata obat tersebut termasuk ke dalam daftar yang dilarang oleh BPOM untuk diedarkan. 

Berikut saya lampirkan gambar dari obat sirup yang dilarang tersebut.

1 merek obat sirup dari 69 merek yang izinnya dicabut BPOM (Dokpri/Ibu Via)
1 merek obat sirup dari 69 merek yang izinnya dicabut BPOM (Dokpri/Ibu Via)

Serta ikut pula saya sematkan tautan laman Kompas.com untuk mengetahui daftar obat sirup yang telah dilarang oleh BPOM untuk diedarkan. [Silahkan cek langsung disini ya].

Menanggapi kasus di atas, kebijaksanaan masyarakat khususnya para ibu memang sangat diperlukan untuk saat ini. 

Kita menyadari betul bahwa kasus gagal ginjal akut yang dialami oleh anak-anak saat ini diketahui akibat mengkonsumsi obat sirup yang terkontaminasi zat yang mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan atau dietilen glikol (DG) melebihi ambang batas serta sangat berbahaya bagi buah hati.

Namun terkadang kondisi tersebut tetap tidak menjadi perhatian semua pihak. Karena alasan dan lain hal maka sirup yang kenyataannya sudah dilarang BPOM malah tetap diedarkan untuk pasien anak.

Penyelewengan bisa saja terjadi disebabkan oleh ulah oknum yang tak bertanggung jawab sama sekali.

Jika orang tua tidak bijak lalu langsung memberikan obat sirup tersebut kepada anak, kemudian anak mengalami gagal ginjal maka siapakah yang akan bertanggung jawab.

Oleh sebab itu, perlu langkah preventif dilakukan oleh para orang tua agar buah hati terhindar dari ancaman gagal ginjal yang disebabkan oleh pemberian obat sirup.

1. Orang tua selalu mengupdate informasi terkait obat sirup.

Saat ini informasi sudah sangat mudah diperoleh atau diakses oleh masyarakat. 

Kita semua bisa dengan mudah mengakses informasi atau berita terbaru tentang segala sesuatu hanya dengan menggunakan perangkat handphone dalam genggaman masing-masing.

Maka kita jangan sampai ketinggalan informasi tentang berita penting terkait gagal ginjal akut pada anak maupun tentang mana saja merek obat sirup yang dilarang dan yang diizinkan untuk diedarkan oleh BPOM.

2. Melakukan pengecekan secara langsung obat sirup yang diberikan petugas kesehatan.

Ketika kita memutuskan untuk membawa anak yang demam atau panas ke dokter, lalu anak diberikan obat sirup. Orang tua dapat langsung melakukan pengecekan apakah obat sirup tersebut aman atau dilarang oleh BPOM. Hal ini juga perlu dilakukan oleh keluarga apabila mewakilkan untuk membawa anak ke dokter.

Jika diketahui obat sirup tersebut dilarang maka orang tua bisa menuntut konformasi secara langsung kepada pihak terkait.

3 berkonsultasi secara bijak dengan petugas kesehatan atau dokter anak.

Jika kita mengetahui obat sirup yang telah diberikan tadi ternyata dilarang maka kita perlu meminta keterangan atau penjelasan secara langsung dari pihak dokter di rumah sakit atau klinik tersebut. 

Jika mereka memang menganjurkan agar obat tersebut diberikan kepada anak maka orang tua perlu meminta kejelasan untuk proses pertanggungjawaban nantinya. Namun jika tidak, orang tua bisa merekomendasikan obat sirup yang dibolehkan oleh BPOM. 

Kemudian apabila dokter tersebut menyetujui maka diperlukan resep dan dosis yang sesuai dengan kondisi anak yang bersangkutan.

4. Mencoba alternatif pengobatan secara alami atau herbal.

Tidak ada salahnya jika orang tua mencoba memanfaatkan bahan herbal sebagai alternatif obat untuk menurunkan demam atau panas yang dialami oleh buah hati.

Sebenarnya obat herbal atau obat tradisional tersebut bisa menjadi obat yang cukup ampuh yang sudah dibuktikan langsung oleh nenek moyang.  bahkan mungkin ketika dulu kita sakit orang tua kita memberikan obat herbal.

Untuk penulis sendiri sudah sering memberikan ramuan herbal untuk menurunkan demam anak. Karena kebetulan anak kami memang anti minum obat sirup. Namun demikian, cara alternatif tersebut mampu menurunkan demam anak kami secara pasti.

5. Selalu menjaga kesehatan keluarga dan turut berdoa

Setiap masing-masing anggota keluarga hendaknya dapat bekerja sama untuk upaya menjaga kesehatan. Hal sederhana yang bisa dilakukan seperti dengan menjaga kebersihan, buat olahraga dan mengkonsumsi makanan bernutrisi dan mengandung vitamin khususnya vitamin C.

Tidak hanya itu saja, sebagai seorang hamba kita perlu selalu berdoa kepada Allah subhanahu wa ta'ala agar selalu dilimpahkan kesehatan dan keselamatan hidup di dunia ini dari segala ancaman virus dan penyakit.

Dilema para ibu muda kala gangguan gagal ginjal akut dan cemaran DEG/EG pada produk obat sirup (foto Akbar Pitopang) 
Dilema para ibu muda kala gangguan gagal ginjal akut dan cemaran DEG/EG pada produk obat sirup (foto Akbar Pitopang) 

Demikianlah beberapa hal yang perlu kita cermati bersama dalam menyikapi secara bijak fenomena kasus gagal ginjal akut yang dialami oleh anak. 

Serta selalu waspada dengan melakukan berbagai langkah preventif agar kita dapat sama-sama mengawasi peredaran obat sirup yang dilarang oleh BPOM untuk diedarkan.

Jika bukan orang tua yang akan selalu menjaga kesehatan anaknya, lalu siapa lagi?

Untuk saat ini kita hanya bisa berdoa agar Allah SWT memberikan kesehatan untuk buah hati sehingga dapat terhindar dari pemberian obat sirup.

Semoga informasi ini dapat menambah wawasan para orang tua demi mewujudkan kesehatan anak dan anggota keluarga dirumah.

***

Salam berbagi dan menginspirasi.

Akbar Pitopang untuk Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun