Menjadi bloger merupakan sebuah profesi dengan tugas mulia menyebarkan manfaat dan nilai positif melalui tulisan yang diposting di blog mereka.
Siapakah yang bisa menjadi bloger?Â
Ternyata siapa saja bisa melakoni aktivitas mengeblog ini.
Mulai dari pelajar atau mahasiswa, pekerja, orang tua, ibu rumah tangga dan lain sebagainya.Â
Bloger ini memiliki dua kategori yakni dilakukan secara eksklusif sebagai sebuah pekerjaan utama, lalu ada yang menjadikannya aktivitas paruh waktu untuk selingan main job.
Namun untuk menjadi seorang bloger yang handal memang diperlukan kemampuan menulis yang baik pula.Â
Seorang bloger diharapkan memiliki dasar yang cukup kuat dalam memahami tata bahasa dan kaidah penggunaan bahasa yang tepat.Â
Hal tersebut sangat penting agar sebuah tulisan atau artikel yang dihasilkan dapat dipahami dengan baik oleh para pembacanya secara tersurat.Â
Untuk dapat menjadi bloger yang teruji kualitas tulisannya dibutuhkan jam terbang tinggi serta melalui proses penulisan yang sedikit banyaknya dipengaruhi oleh jumlah artikel yang terakumulasi.
Semua orang bisa meraih status sebagai bloger yang handal jika kegiatan mengeblog ini dilakukan secara konsisten dan telaten.
Namun pada kesempatan kali ini, penulis akan mengulas secara ringkas eksistensi Bahasa Indonesia yang telah teruji berhasil bertransformasi. Bahkan dapat berkolaborasi  dan adaktif dengan kemajuan teknologi.
Bloger wajib memahami kaidah penggunaan bahasa yang baik sesuai dengan aturan terbaru yang diberlakukan seperti diberlakukannya EYD edisi V ini.
Selain itu, bloger juga diharapkan dapat merangkai kata dan kalimat yang sesuai dengan kaidah dan morfologinya.
Melansir laman gramedia.com, pengertian morfologi dalam kajian linguistik atau ilmu kebahasaan, merupakan suatu ilmu tentang bentuk-bentuk dan pembentukan kata (Chaer, 2015, hlm. 3).Â
Sementara itu, menurut Ramlan (2019, hlm. 29) mengungkapkan bahwa morfologi adalah bagian ilmu bahasa yang mempelajari mengenai seluk-beluk kata dan pengaruh perubahan bentuk kata pada golongan dan juga arti kata.Â
Dengan kata lain, bisa dikatakan morfologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari mengenai seluk-beluk kata dan juga fungsi perubahan-perubahan bentuk tersebut, baik itu dalam fungsi gramatik (arti kata berdasarkan konteks penggunaan) maupun fungsi semantik (arti kata berdasarkan makna kamus/leksikal).
Ketika seorang bloger dalam proses penulisan sebuah artikel tidak serta merta harus melakukannya dengan cara yang formal yakni duduk di depan laptop atau komputer.
Karena kini mengeblog bisa dilakukan sambil rebahan, ditulis melalui handphone, direkam dulu kemudian baru ditulis ulang, dan lain sebagainya.
Namun hal wajib yang perlu diperhatikan bloger adalah bagaimana supaya tata bahasa dan kalimat yang ada tidak kacau atau rancu.
Sesuai adanya kemajuan zaman, penulis seringkali memanfaatkan fitur yang ada di Google Docs yang dijalankan secara mudah baik online maupun offline.Â
Sejauh ini penulis merasa sangat terbantu dengan adanya kecanggihan fitur yang terdapat pada Google Docs.
Kita bisa menulis secara offline namun setiap kata yang berhasil diolah dapat secara otomatis tersimpan. Ketika nanti perangkat yang kita gunakan terhubung dengan jaringan internet maka artikel tadi akan tersimpan pula secara instan yang dirangkum pada Google Drive.Â
Jadi penulis tidak akan merasa risau dan khawatir jika artikel yang belum selesai tersebut terhapus atau hilang begitu saja.Â
Melainkan tulisan tersebut dapat dilanjutkan kapan saja dan di mana saja hanya dengan mengakses tulisan yang telah tersimpan itu di Google Drive.
Hal yang sangat bermanfaat lainnya yang penulis alami adalah kemampuan Google Docs untuk menemukan kata yang salah baik secara kaidah morfologi maupun typography error atau salah ketik.Â
Terkadang perhatian bloger luput dari adanya kesalahan penulisan ini. Sehingga tanpa ia sadari kesalahan tersebut menjadi terabaikan hingga artikel pun diposting karena adanya tuntutan untuk segera mempublikasikannya.
Pada gambar di atas ditemukan adanya kesalahan penulisan yang berhasil dipindai oleh Google Docs. Selanjutnya kita tinggal mengklik tulisan yang terindikasi mengalami kekeliruan dan secara otomatis akan ditampilkan rekomendasi kata yang benar.
Maka dengan adanya fitur ini benar-benar memberikan manfaat bagi bloger agar tulisannya terbebas dari berbagai kesalahan penulisan yang disebabkan adanya human error.
Seorang bloger dinilai dari artikelnya. Sebuah artikel yang baik tentu akan memperhatikan dan mengedepankan tata bahasa maupun kaidah penulisan yang baik pula.
Dengan adanya fitur pemindai di Google Docs ini maka bloger dapat memastikan eksistensi Bahasa Indonesia dapat terjaga kualitasnya dengan penuh tanggung jawab.
Selain itu, hal wajib yang perlu dilakukan oleh seorang bloger adalah melakukan pengecekan kata yang benar sesuai KBBI.
Hal ini mudah saja untuk dilakukan dengan adanya laman KBBI daring yang bisa diakses melalui https://kbbi.kemdikbud.go.id/.
Termasuk ketika penulis merasa ragu tentang manakah kata yang benar, blogger atau bloger?
Penulis mengira bahwa kata yang benar adalah blogger lantaran kata ini telah banyak digunakan bahkan penulis mengamati banyak Kompasianer yang menggunakannya.
Padahal setelah ditelusuri melalui laman KBBI daring, kata yang benar adalah bloger.
Demikianlah sedikit pengalaman penulis secara pribadi dalam dunia blogging terutama kaitannya dengan aktivitas penulisan di Kompasiana ini.
Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya terutama bagi para bloger a.k.a Kompasianer di mana pun berada.
*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
Akbar Pitopang untuk Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H