Misalnya anak hanya akan menghabiskan waktunya untuk bermain game online, mengakses media sosial, menonton video atau live streaming, dan sebagainya.
Kami pernah mensurvei beberapa orang peserta didik yang tidak maksimal hasil belajarnya. mereka mengatakan bahwa hampir keseluruhan waktunya ketika dirumah dihabiskan hanya untuk bermain game atau memegang handphone di tangan.
Kejadian ini benar-benar terjadi dan nyata, kami benar-benar telah menanyakannya langsung kepada peserta didik yang bermasalah dalam belajar.
Belum lagi dampak buruk yang harus dihadapi ketika anak ketagihan terpapar konten-konten yang tidak sesuai dengan kriteria usia mereka yang masih anak-anak dan remaja.
Itulah 7 hal penting yang dapat dicapai dengan adanya pemberian PR bagi peserta didik untuk dikerjakan dirumah.
PR bukan semata-mata berhubungan dengan kemampuan kognitif namun diharapkan juga mampu membangun karakter peserta didik dengan adanya dukungan orang tua atau wali murid selama berada dirumah.
Tenang saja, guru pasti memberikan PR yang tidak akan memberatkan atau membuat siswa menjadi stress untuk mengerjakannya.
Apakah menurut anda PR memang masih relevan diberikan guru untuk peserta didiknya?
Jika sekiranya ada alasan lain diluar 7 hal yang sudah penuh sampaikan diatas, silahkan dan mohon dapat ditambahkan di kolom komentar dibawah ini.
Semoga informasi ini dapat mencerahkan dan menjadi bahan pertimbangan bagi kita semua dalam memadang masih perlu atau tidaknya pemberian PR ini.
*****
Salam berbagi dan menginspirasi.