Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Kalau 2023 Terjadi Resesi, Bagaimana Cara Mengelola Keuangan?

18 Oktober 2022   13:13 Diperbarui: 27 Oktober 2022   16:30 2368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah kali ini melempar isu ke masyarakat tentang kemungkinan ancaman terjadinya resesi pada tahun 2023 mendatang.

Walaupun menurut pengamat ekonomi malah memprediksi perekonomian indonesia akan maju pesat dan tak terpengaruhi oleh ancaman krisis sebagaimana yang dimaksud oleh pemerintah.

Mungkin pihak pemerintah punya alasan mengapa terkesan seperti pesimistis menghadapi tahun ekonomi pada 2023.

Sebagaimana resesi dan krisis yang ditakuti oleh semua orang. Jika memang terjadi atau tidak terjadi pun mulai dari sekarang kita semua perlu belajar mengelola keuangan dengan bijak dan cerdas.

Walaupun 2023 tidak lama lagi, namun tidak ada kata terlambat bagi kita untuk kembali menata keuangan agar lebih terarah dan mensejahterakan.

Berikut 4 cara melakukan financial planning guna mempersiapkan diri menghadapi ancaman resesi atau krisis yang akan datang.

Ilustrasi dana darurat saat resesi 2023. (Dok. Shutterstock/ChristianChan via Kompas.com)
Ilustrasi dana darurat saat resesi 2023. (Dok. Shutterstock/ChristianChan via Kompas.com)

1. Siapkan dana darurat

Dana darurat ini sejatinya merupakan dana yang kita tabung guna persiapan untuk menghadapi hal-hal yang diluar dugaan.

Setidaknya kita harus menyiapkan dana darurat yang besarannya 7 kali dari gaji yang kita terima setiap bulan.

Bagaimana cara menyiapkan dana darurat jika permasalahannya gaji yang diterima setiap bulan gak besar-besar amat? 

Cara mudahnya adalah setiap ada kesempatan menerima sisa uang per bulan maka kita bisa langsung tabung sebagai dana darurat. 

Selain itu, jika misalkan kita menerima bonus atau tunjangan maka hendaknya uang tersebut tidak langsung digunakan untuk berfoya-foya atau kata orang sekarang disebut "self reward". 

Boleh saja kita melakukan atau membeli untuk self reward, hanya hanya perlu dikontrol jangan sampai kebablasan. karena tujuan kita adalah mempersiapkan dana darurat yang jauh lebih penting untuk terus-menerus dipersiapkan secara berkala berkelanjutan.

Karena jika terjadi resesi atau krisis maka akan butuh waktu yang lama bisa 5 tahun, 7 tahun bahkan 10 tahun untuk recovery atau pemulihan ekonomi.

mengelola keuangan untuk proteksi dan asuransi menghadapi ancaman resesi global (SHUTTERSTOCK/AIRDRONE via Kompas.com)
mengelola keuangan untuk proteksi dan asuransi menghadapi ancaman resesi global (SHUTTERSTOCK/AIRDRONE via Kompas.com)

2. Punya proteksi atau asuransi

Selain mempersiapkan keuangan diri dengan dana darurat, kita perlu siapkan langkah proteksi berupa asuransi. 

Bagaimanapun tawaran untuk memperoleh asuransi ini penting untuk diambil. misalnya asuransi untuk dana pendidikan anak, atau asuransi kesehatan yang sangat penting bagi setiap orang.

Alasan logis kenapa kita harus tetap ambil asuransi adalah bisa menyelamatkan kita ketika misalnya terjadi PHK dari pekerjaan. sedangkan di waktu yang bersamaan kita mengalami sesuatu yang berhubungan dengan kesehatan. 

Maka dengan adanya asuransi kesehatan seperti BPJS ini maka pembiayaan kesehatan tidak seluruhnya diambil dari dana darurat.

Karena tentu saja kita tidak bisa mengandalkan dana darurat yang bisa saja akan habis. sedangkan di masa krisis kita akan susah sekali untuk mendapatkan uang.

Menjaga pola konsumsi (GETTY IMAGES via BBC INDONESIA)
Menjaga pola konsumsi (GETTY IMAGES via BBC INDONESIA)

3. Membatasi pola konsumtif yang berlebihan

Jika jangan gampang menjadi "panic buyer" karena tersulut permainan marketing dengan membeli begitu banyak barang untuk dijadikan stok atau malah ditimbun.

Karena ketika terjadi hal seperti itu maka barang-barang tersebut akan menjadi langka di pasaran. 

Ketika terjadi kelangkaan maka harganya akan gampang untuk terjadi kenaikan. Selanjutnya akan berlaku rumus ekonomi, semakin tinggi permintaan maka akan gampang untuk menaikkan harga.

Tetaplah membeli segala sesuatu sesuai kebutuhan. Pola konsumsi harus dapat kita kendalikan secara bersama-sama.

resesi ekonomi yang mengancam dunia pada tahun 2023 maka siapkan cash money untuk mengatasi trasnfer asset (Sumber: Forbes/Getty Image via Kompas.com)
resesi ekonomi yang mengancam dunia pada tahun 2023 maka siapkan cash money untuk mengatasi trasnfer asset (Sumber: Forbes/Getty Image via Kompas.com)

4. Siapkan cash money untuk investasi

Jika nanti benar-benar akan terjadi krisis, maka pasti akan terjadi kepanikan di masyarakat dan akan gampang terjadi pula terjadi perpindahan aset. 

Akan banyak orang yang tiba-tiba ingin menjual asetnya karena tidak siap dengan kondisi yang ada demi mendapatkan uang walaupun ia rela mematok dengan harga yang rendah.

Maka jika memang dana darurat kita sudah memadai serta kita juga sudah asuransi, jika memungkinkan maka kita bisa membeli aset-aset tersebut dengan harga yang lebih murah atau diskon. 

Misalnya properti atau aset lainnya yang nilai ekonomisnya tinggi dan bisa dimanfaatkan (dijual kembali) nantinya setelah ekonomi berhasil recovery pasca resesi.

Itulah beberapa hal yang bisa kita lakukan dari sekarang sebagai langkah mengamankan diri dari ancaman resesi.

Kalaupun tidak terjadi resesi, dengan melakukan hal-hal penting diatas maka itu bisa menjadi tameng untuk ekonomi kita secara pribadi.

Semoga bermanfaat.

*****

Salam berbagi dan menginspirasi.

Akbar Pitopang untuk Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun