Ketika penulis melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat SMP, jalan kaki memiliki kisah yang menarik dan pantas untuk diulik sekali lagi.Â
Pun ketika SMP, penulis melanjutkannya di sekolah yang berada di wilayah lain yang jaraknya cukup jauh dari rumah. Tapi sayangnya rute jalan yang dilewati menuju ke sekolah tidak ada satupun angkot yang melintas.Â
Alhasil satu cara terbaik untuk bisa sampai ke sekolah adalah dengan jalan kaki.
Walau jaraknya terbilang cukup jauh tapi nyatanya setiap hari penulis selalu jalan kaki baik berangkat maupun ketika pulang sekolah.
Rutinitas jalan kaki tersebut dilakukan hingga di penghujung kelas 2 SMP. Karena ketika sudah naik ke kelas 3 SMP, penulis sudah bisa membeli sepeda dari tabungan sendiri.
Momen jalan kaki semasa SMP cukup menantang. Walaupun jalan yang dilintasi banyak yang berlubang atau berkerikil, namun jalan kaki tetap terasa menyenangkan tanpa sedikitpun mengeluh.
Apalagi ketika itu jalan yang dilintasi untuk menuju ke sekolah melewati jalan yang di kiri-kanannya adalah persawahan dan ladang warga.
Amazing sekali!
Lain lagi cerita jalan kaki semasa SMA. Saat itu penulis kembali memilih SMA yang berada di kota yang jaraknya cukup jauh dari rumah sehingga mendorong penulis untuk tinggal di asrama yang kebetulan disedikan oleh sekolah.Â
Bersama teman-teman asrama kami sering jalan kaki setiap Ahad pagi menuju lokasi tempat wisata yang jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolah atau asrama kami.
Ba'da subuh kami sudah siap-siap untuk jalan kaki menuju lokasi spot wisata andalan kota Payakumbuh yang kami maksud yakni, Goa Ngalau Indah.Â