Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

3 Faktor yang Memaksa Orang Indonesia Jalan Kaki dan 4 Hal yang Menghambat Pejalan Kaki

13 Oktober 2022   17:43 Diperbarui: 14 Oktober 2022   04:35 1175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi jalan kaki ((PEXELS/Steven Arenas via Kompas.com)

Topik Pilihan di Kompasiana kali ini saya membahas tentang malasnya orang Indonesia untuk jalan kaki memang begitu sangat relevan dan sesuai dengan fakta dan fenomena yang terjadi. 

Jalan kaki memang bukan menjadi budaya orang Indonesia. Kita semua yang ada di sini begitu menyadari kondisi ini sehingga kita harus mau mengakui bahwa kita adalah orang-orang yang malas jalan kaki.

Jika disuruh jalan kaki pasti kita semua punya beragam alasan. Nggak salah sih emang, karena begitu banyak kendala yang kadang dihadapi oleh pejalan kaki.

Padahal kita semua sih mungkin sudah menyadari bahwa jalan kaki memberikan manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh lantaran dalam aktivitas jalan kaki ini dapat mengeluarkan keringat sekaligus toxic yang ada di dalam tubuh.

Tapi mau gimana lagi kondisi yang ada di lapangan belum mendukung gaya hidup jalan kaki bagi masyarakat Indonesia dengan serius atau kurang mendapat perhatian dari berbagai pihak terkait.

Oleh sebab itu jika bukan karena terpaksa, maka dapat dipastikan bahwa orang Indonesia pasti sangat berat hati untuk mau jalan kaki.

Tapi tunggu dulu kita tidak boleh asal menjustifikasi bahwa orang Indonesia malas untuk jalan kaki.

Kenapa orang Indonesia begitu malas untuk jalan kaki? Inilah alasannya.

1. Kondisi cuaca yang tidak bersahabat.

Bagaimana yang kita rasakan sebagai penduduk Indonesia kita menyadari betul bahwa cuaca di negara ini cenderung sangat panas.

Matahari bersinar sepanjang hari dengan suhu panas yang cukup meresahkan bagi para pejalan kaki.

Walaupun suatu daerah dicap sebagai daerah yang dingin, tetap saja di siang hari akan mengalami cuaca yang panas dengan suhu yang cukup kuat untuk menjadi alasan bagi kita untuk malas jalan kaki.

Coba bayangkan saja ketika harus berjalan kaki di siang hari dengan suhu panas bisa mencapai 30 derajat Celcius bahkan bisa lebih. Dengan suhu yang panas itu tentu para pejalan kaki akan kepanasan dan keringat akan bercucuran dengan deras.

Coba bayangkan jika pejalan kaki tersebut Anda berangkat bekerja. Dari awal sudah rapi bersih dan wangi, tapi akibat jalan kaki akhirnya malah jadi bau badan dari keringat karena jalan kaki.

Jadi sebenarnya faktor pertama yang membuat orang Indonesia enggan untuk jalan kaki adalah karena suhu udara dan atau cuaca yang cukup panas.

Kalau misalkan suhu udara di Indonesia tidak panas-panas banget dan sejuk maka kami rasa pasti semua orang Indonesia mau-mau aja untuk jalan kaki.

2. Jalur pedestrian yang kurang bersahabat

Kondisi pedestrian bagi para pejalan kaki di berbagai wilayah di Indonesia masih dalam kondisi yang belum memadai.

Untuk meminimalisasi alasan orang Indonesia malas jalan kaki pada poin pertama di atas, sebenarnya bisa diatasi dengan memperbanyak penghijauan atau penanaman pohon di pinggir jalan. 

Tujuannya agar pedestrian menjadi lebih nyaman bagi pejalan kaki karena suhu panas dari sinar matahari dapat terhalang oleh ranting atau dedaunan.

Tapi saat ini kami lihat di banyak ruas jalanan di berbagai wilayah di Indonesia masih belum terlalu banyak ditanami pepohonan di pinggir jalannya. Termasuk yang penulis amati di jalanan di kota tempat penulis berdomisili saat ini.

3. Hak pejalan kaki yang kurang dihargai

Sudah menjadi rahasia umum bahwa kondisi pedestrian atau pinggir jalan di Indonesia dipenuhi oleh lapak atau tenda para PKL (pedagang kaki lima).

Selain hak pejalan kaki di serobot oleh para PKL, para pemilik usaha tanaman hias misalnya jika ikut menggunakan sebagian besar jalur pedestrian. 

Akibatnya pedestrian menjadi semakin sempit dan para pejalan kaki menjadi sangat tidak nyaman.

Terkadang banyak juga kita menemukan bahwa jalur pedestrian yang berlubang atau rusak misalkan karena adanya proyek perbaikan jalan. 

Namun kondisi tersebut seringkali hanya dibiarkan begitu saja sampai berbulan-bulan lamanya.

4. Karena karena jarak yang dituju cukup jauh

Orang Indonesia lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum untuk mencapai lokasi tertentu karena faktor jarak yang cukup jauh.

Baik kondisi jarak antar lokasi tujuan yang ada di kota maupun yang ada di kampung-kampung terkendala dari segi jarak yang cukup jauh satu sama lain.

Misalkan jarak antara rumah ke tempat bekerja, ke sekolah, ke fasilitas kesehatan, dan lain sebagainya terkendala oleh jarak yang cukup jauh.

ilustrasi jalan kaki ((PEXELS/Steven Arenas via Kompas.com)
ilustrasi jalan kaki ((PEXELS/Steven Arenas via Kompas.com)

Namun dalam sesuatu dan kondisi tertentu menyebabkan orang Indonesia harus berjalan kaki. Namun aktivitas jalan kaki ini dilakukan karena terpaksa.

Apa saja yang membuat orang Indonesia terpaksa untuk jalan kaki?

1. Faktor ekonomi atau biaya

Jika bukan karena faktor ekonomi yang melandasi maka orang Indonesia pasti tidak akan mau untuk jalan kaki. Misalkan tidak punya kendaraan bermotor maupun sepeda.

Sedangkan kita harus terus-menerus menyewa kendaraan seperti ojol tentu akan menambah pengeluaran.

Oleh sebab itu jika jaraknya tidak terlalu jauh dan kendaraan pribadi juga tidak ada maka terpaksa harus jalan kaki.

2. Faktor efisiensi waktu

Biasanya bagi yang tinggal di kota besar seperti Jakarta maka pasti akan familiar dengan kondisi kendaraan yang terjebak macet di jalan raya.

Kondisi macet yang seringkali terjadi sudah bisa dibilang cukup parah dan untuk dapat keluar dari kemacetan tersebut membutuhkan waktu yang cukup panjang.

Jika harus bermacet ria ketika hendak berangkat kerja maupun ketika pulang bekerja yang hanya akan menambah stres dan memengaruhi mental health, maka mau tidak mau harus memilih untuk jalan kaki.

Tapi sekali lagi ini pun juga dipengaruhi oleh faktor jarak. Misalkan jarak antara kantor dengan rumah atau kosan tidak terlalu jauh.

3. Faktor kesehatan

Kesehatan bagi orang Indonesia masih banyak yang belum menjadikannya sebagai sebuah prioritas. Karena masih banyak orang Indonesia yang larut dengan berbagai aktivitas santai alias "mager".

Karena mager, daripada jalan kaki ke warung depan rumah maka lebih baik naik motor saja. Atau daripada jalan kaki di pagi atau sore hari, lebih baik rebahan saja di rumah.

Kondisi tersebut tentu sangat memengaruhi kesehatan.

Nah, ketika kesehatan sudah terganggu maka barulah orang Indonesia sadar untuk harus banyak bergerak. Maka ketika kondisinya sudah seperti itu, barulah jalan kaki menjadi pilihan untuk pemulihan kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun