Penumpukan ASI ini ketika dibiarkan dapat mengakibatkan salurannya menjadi mengeras atau membatu. Pada akhirnya kondisi tersebut dapat menyebabkan operasi.
Ketika mengetahui kondisi demikian, sebagai suami siaga kami langsung berusaha keras mencari solusi guna menangani kondisi tersebut tanpa harus dilakukan tindakan medis seperti operasi.
Saat itu, ibu mertua menyarankan untuk dikompres menggunakan nasi hangat yang dibalut menggunakan kain. Gunanya agar saluran ASI dapat bekerja normal kembali.Â
Namun cara tersebut belum membuah hasil yang maksimal, istri masih kesakitan dan meriang tingkat tinggi.
Ibu mertua sempat mengatakan bahwa dulu juga ada tetangga yang mengalami hal yang sama. Rasa sakit yang dialami itu layaknya sebuah rasa sakit yang tak tertahankan.Â
Diibaratkan bahwa ketika seorang ibu menyusui sambil menanggung rasa sakit di dadanya, ia tak sadar bahwa bayinya sudah terlepas dari gendongan. Seperti itulah rasa sakit yang tak tertahankan dari kondisi pengerasan saluran ASI ketika kondisinya sudah sangat parah.
Kondisi penggumpalan ASI ini juga dapat menyebabkan benjolan hingga berakhir seperti bisul.
Dalam suasana yang sangat mengkhawatirkan tersebut, kami teringat bahwa beberapa hari sebelumnya ada postingan dari fanpage Dr. Zaidul Akbar untuk mengobati kondisi serupa yang dialami istri.
Yakni, dengan pengobatan secara herbal. Bahan yang digunakan sangat simpel yaitu bawang putih.
Bawang putih dipotong-potong ukuran kecil lalu direndam dalam air hangat (diseduh) dan didiamkan hingga beberapa jam.