Pada masa awal percobaan alat pompa ASI ini tentu tidak berjalan secara mulus atau mudah begitu saja.
Yang mana tetap ada kendala-kendala yang dihadapi, seperti kuantitas ASI yang berhasil dipompa masih sedikit, adanya rasa sakit di bagian dada yang dialami sang bunda ketika proses pompa, dan sebagainya.
Namun demikian, seiring berjalannya waktu sang bunda sudah terbiasa dan proses pompa ASI menjadi sebuah ritual yang selalu dilakukan diluar masa menyusui ASI kepada bayi secara langsung.
Apalagi istri pun hanya mendapatkan izin cuti melahirkan selama 3 bulan saja. Selanjutnya ketika istri sudah mulai bekerja, istri tidak lupa memompa ASI menggunakan alat pompa tersebut.
Lalu, ASI tersebut disimpan di freezer atau dibekukan. ASI tersebut dibawa pulang ke rumah dengan tas khusus yang didalamnya dilengkapi dengan ice gel yang sudah dibekukan pula.
Dari usia 3 bulan hingga masa pemberian ASI pada usia 2 tahun, proses pemompaan ASI menggunakan alat ini terus-menerus dilakukan agar suplai ASI untuk bayi dapat terpenuhi dengan baik dan tetap mengedepankan standar dan kualitasnya.
Bayi kami adalah bukti betapa berharganya ASI eksklusif ini. Dimana bayi dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat, pintar dan selalu membanggakan.
ASI eksklusif adalah hak bayi dan sesuatu yang penting dan harus diberikan kepada bayi sesuai masa yang dibutuhkan.
Semoga para orang tua, tidak hanya istri tapi juga para ayah begitu menyadari akan pentingnya pemberian ASI eksklusif untuk bayinya.