Ketika istri mengkonsultasikan kondisi yang dialami bayi kami kepada dokter, dapat diterka bahwa kondisi seperti yang kami paparkan di atas sebagai tanda terjadinya fimosis.
Dokter menganjurkan kepada kami untuk mencoba terlebih dahulu membuka kulup penis bayi. Jika merasa kesulitan untuk melakukannya itu berarti terjadi penyempitan pada bagian ujung kulit depan penis bayi.
Hal yang kami rasakan ketika itu adalah kami memang merasa kesulitan untuk menarik ujung kulit penis bayi ke belakang.Â
Saat itu kami mencoba melakukannya di saat bayi kami masih sedang sibuk bergerak. Sehingga bayi pun merasa tidak nyaman dan menunjukkan ekspresi tanda kesakitan.
Lalu dokter juga mengatakan bahwa fimosis dapat dikenali ketika orangtua memandikan bayinya. Maka kami juga dianjurkan untuk mencoba menarik kulup ke belakang sehingga kepala penis dapat terlihat. Jika hal tersebut tidak dapat dilakukan dengan muda maka kemungkinan besar anak memang telah mengalami tanda-tanda fimosis.Â
Pada saat itu di saat memandikan bayi, kami memang merasa kesusahan untuk melakukannya. Tetap saja bayi tidak bersedia bagian kulupnya ditarik ke belakang karena mungkin merasa perih. Padahal sejatinya bagian kulup bersifat elastis sehingga bisa dengan mudah ditarik ke belakang ketika dalam kondisi normal.Â
Selanjutnya kami langsung memeriksakan kondisi kesulitan buang air kecil yang dialami bayi kami ke dokter.
Ketika dokter melakukan pemeriksaan, pada saat bersamaan dokter menarik kulup penis bayi ke belakang.Â
Selanjutnya, dokter menerangkan kembali tanda-tanda telah terjadinya fimosis ini kepada kami.