Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lagu Anak dan Lagu Daerah Jadi Konten Kesenian Pembentuk P5 Kurikulum Merdeka

19 Agustus 2022   07:00 Diperbarui: 3 September 2022   18:49 3751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi menyanyikan lagu anak-anak bersama teman sebaya (Sumber Gambar: Freepik.com via Kompas.com)

Apa yang telah terjadi di Istana Negara kemarin pada perayaan HUT Kemerdekaan ke-77 RI menarik perhatian terutama aksi seorang bocah yang menyanyikan lagu dangdut koplo di hadapan para undangan dan semua hadirin.

Pertunjukan aksi tersebut cukup disayangkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Masyarakat mempertanyakan mengapa hal tersebut harus terjadi karena ada beberapa catatan yang dirasa kurang pantas terkait aksi tersebut.

Disini kita tidak menjustifikasi sosok bocah yang menampilkan bakat bernyanyi dengan suaranya yang merdu tersebut. Masyarakat mengapresiasi keberanian dan rasa percaya dirinya yang patut diacungi jempol.

Hanya saja, ketika menyaksikan seorang bocah menyanyikan lagu dewasa sepertinya menjadi pemandangan yang jauh dari unsur edukasi. Padahal aksi tersebut dipertontonkan kepada seluruh masyarakat Indonesia baik yang berada di istana negara dan dimanapun masyarakat berada termasuk yang menyaksikannya secara streaming dan dari layar kaca di rumah masing-masing.

Penampilan bocah tersebut tidak hanya mengundang perhatian orang dewasa tetapi tentu juga akan mengundang perhatian dari anak-anak atau generasi muda yang seusia dengannya.

Untuk penampilan bakat yang ditampilkan oleh bocah tersebut memang patut diacungi jempol dan perlu kita apresiasi. Dimana baca tersebut sudah berani dan tampil percaya diri untuk membawakan lagu di tempat yang cukup sakral bagi sebagian masyarakat yakni di lingkungan Istana Negara.

Hanya saja sepertinya aksi tersebut telah mencederai “kehikmatan” dan kesakralan perayaan HUT Kemerdekaan RI di Istana Negara.

Masyarakat banyak yang menilai bahwa lagu tersebut tidak pantas dipertontonkan oleh seorang penyanyi yang masih anak-anak dan masih berstatus sebagai siswa sekolah.

Jika memang niatnya untuk mengapresiasi kepopuleran yang telah diraih oleh bocah tersebut karena sempat menjadi trending di YouTube dan lintas media sosial, seharusnya lagu yang dibawakannya adalah lagu nasional atau lagu daerah maupun lagu anak-anak sesuai dengan usianya saat ini.

Sehingga perayaan HUT Kemerdekaan ke-77 RI dianggap sebagai momentum hancurnya marwah lagu anak-anak di mata masyarakat luas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun