Untuk kakak pertama, ia tidak bisa kuliah karena ketika ibunda memang dalam kondisi sangat terpuruk. Padahal kakak pertama termasuk anak yang berprestasi semasa SMA.
Sedangkan kakak kedua, ia bisa kuliah di Universitas Terbuka secara mandiri dengan biayanya sendiri karena ketika itu ia nyambi kerja.
Lalu, untuk penulis sendiri alhamdulillah bisa mengecap pendidikan hingga di bangku kuliah karena semasa SMA selalu menempati posisi tiga besar yang diterima lewat jalur PMDK atau undangan.
Hanya saja, dua orang adik kami tidak berminat sama sekali untuk kuliah. Tak apa, lagian ibunda pasti akan dibuat pusing tujuh keliling untuk menyediakan biaya kuliah. Toh, sekarang hidup mereka sudah cukup mapan dari segi finansial.
Ok baiklah, itu hanya intermezo sekedar curhat tentang kondisi sesungguhnya yang kami alami untuk memberikan gambaran tentang kondisi finansial yang dialami oleh ibunda.
Nah, sekarang saya akan bagikan pengalaman orang tua single parent yang berjuang membiayai anaknya kuliah di perantauan.
Penulis sempat kuliah di salah satu universitas negeri di Kota Pelajar, Yogyakarta. Kami memulai masa kuliah pada 2010.Â
Selama masa kuliah yang tepat waktu yakni kurang dari 4 tahun, kalau tidak salah kami hanya sempat menerima bantuan finansial dari pihak kampus sebanyak 2 kali dengan syarat IPK harus diatas 3.00.
Itupun jumlahnya tidak besar, palingan hanya cukup untuk bantuan biaya bertahan hidup di perantauan. Karena untunglah semasa tahun 2010 hingga penulis lulus, biaya kuliahnya sangat murah dibanding kampus lain karena mendapat subsidi dari pemerintah.
Sehingga ibunda hanya perlu menyediakan dana bulanan untuk penulis agar dapat bertahan hidup selama di perantauan. Jika dicomparasi dengan dana kiriman orang tua rekan-rekan kami yang lain, jumlah uang yang ditransfer oleh ibunda bisa dibilang tidak sebanding.
Namun, dengan menerapkan gaya hidup minimalis, penulis bisa bertahan hidup dengan uang kiriman ibunda yang terbatas. Gaya hidup ala frugal living memang benar-benar sudah mulai penulis terapkan semasa itu. Bahkan, beberapa kali uang kiriman tersebut bersisa dan bisa penulis tabung.