Kapasitas diri dan kompetensi guru dalam penguasaan teknologi untuk menunjang proses pembelajaran harus ditingkatkan sebaik mungkin sesuai dengan apa yang diharapkan oleh sekolah dan pemerintah (baca Kemdikbud).
Pada masa pandemi itu guru sebagai aktor utama yang menggerakkan minat dan ketertarikan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran daring dituntut untuk dapat bertransformasi sedemikian rupa walaupun dengan penuh keterbatasan yang ada.
Sejak triwulan pertama di tahun 2019 hingga triwulan kedua di tahun 2022 ini atau selama dua tahun lebih pembelajaran yang dilakukan telah berkecimpung di dunia pandemi yang terjadi.Â
Pembelajaran daring yang kita alami bersama telah menjadi sebuah pengalaman yang sangat berkesan bagi semua insan pendidikan dimanapun berada.
Semua itu ditunjang dengan adanya jaringan internet berkualitas yang untuk proses pembelajaran daring.
Perangkat handphone yang dimiliki guru maupun orangtua sebagai fasilitas untuk belajar daring terhubung dengan kualitas internet Indonesia yang sangat memadai.
Internet Indonesia hadir sebagai solusi terutama bagi guru dalam mencapai kompetensi dan kapasitas diri yang diharapkan. kaitan antara pandemi dan internet adalah guru meningkatkan kompetensinya melalui berbagai pelatihan secara daring atau online.
Peningkatan kompetensi diwujudkan melalui pelatihan daring, workshop online, webinar, bimtek melalui e-learning atau LMS (learning management system) dan sebagainya.
Dengan cara seperti itu guru bertransformasi menjadi sosok pendidik yang mampu memposisikan dirinya sesuai dengan tuntutan era society 5.0.
Melansir Sampoerna Academy, secara singkat era Society 5.0 dijelaskan sebagai sebuah konsep untuk mendefinisikan antara teknologi dan manusia akan hidup berdampingan dalam rangka meningkatkan kualitas taraf hidup manusia secara berkelanjutan.