Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Dampak Presidensi G20 Indonesia Maju melalui Investasi Hijau Jadi Terobosan bagi Ekonomi dan Keuangan Global

5 Juli 2022   06:16 Diperbarui: 5 Juli 2022   07:08 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Investasi hijau dapat diangkat oleh Indonesia pada momen presidensi G20 untuk terobosan pemulihan ekonomi global (Shutterstock via Kompas.com)

Seperti yang sama-sama kita ketahui bahwa pada tahun ini merupakan tahun untuk Indonesia mengukir sejarah di kancah dunia. Indonesia sebagai presidensi G20.

G20 atau Group of Twenty merupakan forum kerja sama ekonomi internasional yang anggotanya terdiri dari 19 negara dengan perekonomian besar di dunia dan 1 lembaga Uni Eropa.

Negara dengan perekonomian besar dunia, ya? Wah.. nyatanya Indonesia merupakan salah satu anggota G20 ini.

Mandat ini dilaksanakan oleh Indonesia sejak 1 Desember 2021 dan akan berlangsung hingga 30 November 2022 nanti.

Dalam kesempatan menjadi Presidensi G20 untuk pertama kalinya ini, Indonesia mengusung tema "Recover Together, Recover Stronger".

Mengapa Indonesia menawarkan dirinya sebagai tuan rumah atau presidensi untuk G20 ini? Adakah sisi manfaat dan keuntungan yang akan diraih oleh negara ini?

Indonesia akan menunjukkan perannya dengan memegang Presidensi atau menjadi Tuan Rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

Jawabannya tentu saja ada keuntungan luar biasa yang akan diperoleh negara ini.

Nah, momen ini harus dapat dimanfaatkan oleh Indonesia dengan sebaik mungkin. Setiap celah dari sisi manfaat yang sekiranya dapat ditampung oleh Indonesia harus digunakan secara terarah dalam memaksimalkan perannya.

Lalu, apa sebenarnya manfaat yang akan diperoleh Indonesia karena telah menjadi bagian dari G20 ini?

Melansir informasi dari Kemenkeu.go.id, berikut beberapa manfaat atau keuntungan yang akan diperoleh Indonesia sebagai anggota forum G20:

  • Indonesia tentu saja akan mendapatkan manfaat dari informasi dan akses pengetahuan lebih awal tentang perkembangan ekonomi global, termasuk potensi resiko yang hendak dihadapi.
  • Belajar dari model kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh negara lain terutama negara maju Indonesia mampu menyiapkan kebijakan ekonomi yang tepat dan terbaik.
  • Indonesia dapat pula memperjuangkan kepentingan nasionalnya dengan menggalang dukungan internasional melalui forum ini.
  • Nama Indonesia juga akan semakin dikenal sebagai sebuah bentuk prestasi yang diakui oleh berbagai organisasi dan forum internasional.
  • Keikutsertaan Indonesia dalam G20 memberikan kesempatan bagi Indonesia memiliki keterlibatan dalam tata kelola global secara langsung.

Dalam forum G20, Indonesia selalu menunjukkan peran dan keterlibatannya dengan cara menerapkan hasil pertemuan G20.

Indonesia juga dapat mengantisipasi, beradaptasi, dan menjalankan secara cepat berbagai kesepakatan internasional yang telah diluncurkan tersebut.

Dengan keterlibatan Indonesia dalam G20 akan memberikan referensi untuk belajar dan membandingkan pengalaman pembangunan dari negara-negara lain untuk ikut menanggulangi tekanan internasional dan menghadirkan terobosan domestik.

Investasi hijau dapat diangkat oleh Indonesia pada momen presidensi G20 untuk terobosan pemulihan ekonomi global (Shutterstock via Kompas.com)
Investasi hijau dapat diangkat oleh Indonesia pada momen presidensi G20 untuk terobosan pemulihan ekonomi global (Shutterstock via Kompas.com)

Indonesia Maju melalui Investasi Hijau

Investasi hijau (green investment) merupakan sebuah istilah yang dipakai untuk menyebut green financing atau juga investasi berkelanjutan.

Pada prinsipnya, investasi hijau berperan dalam menjaga keberlangsungan ekonomi dan kehidupan di bumi ini yang fokus pada aspek sosial, lingkungan, dan tata kelolanya yang terukur dan terarah.

Investasi hijau bisa menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru di Indonesia pada 2030. sebagaimana yang telah disampaikan oleh Bapak Medrilzam selaku Direktur Lingkungan Hidup Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dalam webinar "Transisi Ekonomi Hijau" pada Kamis (6/1/2022), informasi terkait telah diberitakan sebelumnya oleh Kompas.com.

Jika Indonesia dapat memaksimalkan perannya dalam investasi hijau ini maka akan dapat tercipta 4,4 juta lapangan kerja baru.

Selain membuka lapangan kerja baru, investasi hijau dapat pula meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hingga hampir 600 triliun di 2030.

Sebelumnya, Presiden Jokowi telah mencanangkan kebijakan investasi hijau untuk dapat terealisasi pada 2045. namun, jika tidak menerapkan ekonomi hijau maka posisi Indonesia sulit mencapai target sebagai negara maju.

Konsep yang selama ini berlaku yakni business as usual (tidak berubah) harus segera bertransformasi menjadi ekonomi hijau yang akan menjadi model pembangunan yang dapat mencegah perubahan iklim lebih lanjut agar lingkungan tidak rusak dan tidak merugikan Indonesia.

Peran pemerintah dalam pembahasan mengenai investasi hijau perlu disinkronkan dengan topik lingkungan dan pembahasan ekosistem secara utuh.

Langkah Terobosan dan Tata Kelola Inventasi Hijau

Melalui pengelolaan investasi hijau secara berkelanjutan, maka akan mengurangi limbah sebesar 18% - 52% pada 2030. Serta berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 126 juta ton CO2.

Investasi hijau sejalan pula dengan tatacara ekonomi hijau dijalankan.

Bila Indonesia tak menerapkan ekonomi hijau, maka pendapatan per kapita Indonesia tak akan mencapai target $12.000 - 13.000 USD. Sehingga menyebabkan Indonesia terus saja terperangkap menjadi negara berpendapatan menengah (middle income trap).

Pola pertumbuhan ekonomi Indonesia harus ambisius mengejar pertumbuhan 6% per tahun melalui ekonomi hijau dan rendah karbon guna mendorong kenaikan pendapatan per kapita.

Dengan pengembangan ekonomi hijau, penciptaan lapangan kerja dan investasi hijau baru bisa terus didorong.

Di luar negeri sudah ada beberapa negara mulai mendeklarasikan bahwa hampir semua produk-produknya dihasilkan dari proses ekonomi hijau ini.

Dari dalam negeri sendiri pun sudah mulai dan terus mengarah ke sana. Di berbagai wilayah Indonesia telah ditemukan salah satu bentuk investasi hijau berupa pengelolaan sampah yang dapat di daur ulang atau penciptaan produk baru dalam pola ekonomi hijau.

Investasi ekonomi hijau dapat dihasilkan melalui penyetoran sampah oleh warga ke Bank Sampah dapat menambah penghasilan (Foto: Akbar Pitopang)
Investasi ekonomi hijau dapat dihasilkan melalui penyetoran sampah oleh warga ke Bank Sampah dapat menambah penghasilan (Foto: Akbar Pitopang)

Dari dekat, penulis dapat menyaksikan itu semua dan bersentuhan langsung tentang bagaimana ekonomi hijau ini mulai dihadirkan dalam bidah sosial kemasyarakatan bahkan dalam dunia pendidikan.

Beberapa waktu yang lalu, kami mengulik seputar tata kelola sebuah Bank Sampah "Hijau Lestari Terus" yang merupakan binaan PT PJB PLTU Tenayan dan DLHK (Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan) di Kota Pekanbaru.

Dengan sampah, sebenarnya masyarakat dapat menambah penghasilan dan meningkatkan pendapatan per kapita.

Daur ulang sampah menjadi penghasil rupiah meningkatkan pendapatan per kapita (Foto: Akbar Pitopang)
Daur ulang sampah menjadi penghasil rupiah meningkatkan pendapatan per kapita (Foto: Akbar Pitopang)

Pengelolaan sampah ini dapat dilakukan secara bersama-sama di lingkungan kehidupan sosial kemasyarakat seperti pada lingkungan perumahan yang terdapat di kawasan perkotaan.

Demikianlah yang terjadi di salah satu perumahan yang lokasinya dekat pula dengan alamat atau tempat tinggal penulis. Warga perumahan tersebut telah diarahkan untuk dapat mengelola sampah rumah tangga untuk ditukat menjadi pundi-pundi rupiah.

Bapak Solikin, selaku salah satu staf pengelola Bank Sampah "Hijau Lestari Terus" ini menuturkan bahwa setiap kali pencairan untuk hasil penyetoran sampah dari warga prumahan tersebut dapat meraup pendapatan hingga mencapai Rp 30 juta.

Bapak Solikin, salah seorang petugas di Bank Sampah
Bapak Solikin, salah seorang petugas di Bank Sampah "Hijau Lestari Terus" Kota Pekanbaru (Foto: Akbar Pitopang)

Mendengar informasi tersebut membuat kami cukup takjub dan benar-benar tidak menyangka bahwa hanya dari sampah saja bisa menghasilkan uang sebanyak itu.

Nah, oleh karena itulah pentingnya tata kelola ekonomi hijau yang dapat diterapkan oleh segenap lapisan masyarakat secara berkelanjutan.

Investasi hijau dapat menumbuhkan kesadaran pengurangan emisi karbon dan gas rumah kaca (Foto: Akbar Pitopang)
Investasi hijau dapat menumbuhkan kesadaran pengurangan emisi karbon dan gas rumah kaca (Foto: Akbar Pitopang)

Melalui investasi hijau yang dikucurkan oleh perusahaan atau pihak swasta yang bekerja sama dengan instansi pemerintah maka ikut berkontribusi dalam tata kelola ekonomi hijau guna mengurasi emisi karbon dan GRK.

Dari apa yang telah mulai dirintis dan terus disebar luaskan ke berbagai wilayah di Indonesia mengenai investasi dan ekonomi hijau ini, maka dapat menjadi sebuah prestasi yang perlu diapresiasi oleh khalayak dunia melalui forum internasional lewat G20 ini contohnya.

Oleh karena itu, posisi Indonesia sebagai presidensi atau tuan rumah G20 pada tahun ini menjadi momentum berharga yang memberikan Indonesia beragam manfaat dan keuntungan luar biasa.

Bahwa sudah jelas posisi Indonesia dalam keanggotan dan presidensi G20 ini sangat penting sebagai upaya Indonesia yang hingga kini terus mendambakan menjadi salah satu negara maju di bidang perekonomian dunia.

Semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua dan menambah wawasan tentang posisi Indonesia sebagai presidensi G20 yang memberikan banyak manfaat bagi negara yang kita cinta dan banggakan ini.

Referensi: 1, 2, 3.

Salam berbagi dan menginspirasi.

[Akbar Pitopang]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun