Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Life Hack Pilihan

Ada 8 Wawasan yang Perlu Diketahui untuk Menghadapi PMK Jelang Idul Adha

19 Juni 2022   09:03 Diperbarui: 22 Juni 2022   21:13 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hewan qurban yang sehat untuk Idul Adha (KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN) 

Sudah beberapa waktu yang lalu PMK ini mencuat ke permukaan. Kehadirannya hanya meresahkan kita saja. Apalagi kedatangannya bertepatan dengan momen jelang idul adha.

Adanya kasus penemuan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang ditemukan pada hewan ternak membuat masyarakat begitu was-was dan khawatir jika virus ini hinggap pada hewan ternak, terkhusus pada sapi dan kambing.

Dua jenis hewan yang biasanya dipilih sebagai hewan qurban bagi umat Islam. Dengan adanya penemuan kasus ini tentu membuat masyarakat menjadi waspada terhadap keberadaan virus tersebut pada hewan ternaknya.

Namun, walau begitu sebagai masyarakat awam kita harus sama-sama mengedukasi diri terkait seluk-beluk virus yang satu ini yang menyerang hewan ternak. Agar kita tidak diliputi kegalauan dalam menangani virus ini.

Namun, sebelumnya coba juga pembaca sekalian menyimak informasi terkait seluk-beluk PMK melalui artikel yang kami sematkan ini.

Berikut dibawah ini ada beberapa hal tentang poin penting yang harus sama-sama kita pahami dengan teliti dan seksama. Jika kita dapat memahaminya dengan baik maka dijamin kita tidak akan galau lagi memikirkan virus yang satu ini.

1. PMK tidak menular ke manusia

Kabar baik anti galau yang pertama adalah, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ini tidak menular ke manusia. Penularannya tidak masuk dalam kategori Zoonosis.

Dikutip dari laman Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Grobogan, Zoonosis atau penyakit zoonotik merupakan penyakit yang dapat ditularkan oleh hewan ke manusia ataupun sebaliknya.

Penyakit kategori zoonosis disebabkan oleh mikroorganisme parasit yang dapat berupa bakteri, virus, jamur, serta parasit seperti protozoa dan cacing. Penularannya dapat terjadi melalui tiga cara yaitu langsung, tidak langsung dan konsumsi.

Lebih lanjut, Bapak Denny W Lukman ini mengatakan bahwa Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak bisa dikendalikan secara terukur dan tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.

Beliau adalah seorang pengajar mata kuliah Analisis Risiko Pemasukan Hewan dan Produk Hewan pada Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis di IPB University.

2. PMK cukup mudah dikenali pada hewan

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ini adalah penyakit yang sangat menular ke sesama hewan.

Virus PMK ini banyak terdapat dalam jaringan pada bagian tubuh hewan pada waktu timbulnya gejala klinis.

Hewan yang peka dapat tertular melalui kontak langsung dengan hewan yang sudah duluan tertular. Hewan-hewan juga dapat tertular dari bahan yang telah tercemar.

Lalu seperti apa gejala klinis pada hewan ternak seperti sapi/kerbau?

Gejala-gejala yang dapat kita amati antara lain:

  • Hewan mengalami demam tinggi yang bisa mencapai level 41 derajat Celcius.
  • Terjadi pembengkakan limfoglandula mandibularis (limfoglandula adalah organ yang terdapat pada kepala sapi).
  • Hewan ternak mengalami hipersalivasi (intensitas dan kuantitas air liur yang berlebihan).
  • Adanya lepuh dan erosi di sekitar mulut, moncong hidung, lidah, gusi, kulit sekitar kuku dan puting ambing (puting ambing adalah kelenjar untuk mengeluarkan susu pada hewan ternak).

3. Dapat ditangani oleh dinas terkait

Dengan adanya tanda-tanda atau gejala yang dapat kita amati sebagaimana dijelaskan pada poin anti galau yang nomor dua.

Jika ada hewan ternak kita sendiri maupun hewan ternak di lingkungan masyarakat yang mengalami gejala demam tinggi atau sakit maka segera laporkan ke Dokter Hewan atau Puskeswan maupun ke dinas terkait.

Sambil menunggu petugas datang, hewan yang sakit itu dipisahkan dan jangan sampai dijual lagi ke orang lain. Apalagi jika sampai memotong hewan sakit tersebut karena alasan menghindari kerugian yang lebih besar lagi.

4. Menjaga kebersihan adalah kunci

Hal yang paling penting dan harus selalu diperhatikan adalah menjaga kebersihan kandang, alat, dan orang atau peternak yang menangani hewan.

Virus PMK ditemukan banyak terdapat dalam darah, air liur, dan jeroan hewan (sapi/ kambing/ domba/ babi) yang sakit.

Kondisi ini menjadi sangat potensial untuk ditularkan ke hewan yang peka lainnya melalui air cucian jeroan dan potongan sisa jeroan yang dibuang begitu saja tanpa permisi sebagai sampah.

Padahal sangat besar kemungkinan akan dapat menularkan ke hewan peka lain yang sempat memakan sisa jeroan mentah tersebut.

Maka untuk itu sampah sisa jeroan lebih baik dikubur dalam-dalam dan tidak asal dibuang di sembarang tempat begitu saja.

Disamping itu, tentu bagian tubuh hewan yang dibuang sembarangan selain mengotori lingkungan juga mencemari udara karena baunya ketika telah menjadi bangkai.

5. Daging dan susu hewan masih aman dikonsumsi dengan S&K

Setelah kita memahami terlebih dahulu bahwa Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ini bukan bersifat zoonosis. Maka berarti PMK tidak dapat menular atau menginfeksi ke manusia.

Jadi mengonsumsi daging dan susu yang telah dimasak adalah aman dan sehat. Ingat, syaratnya adalah yang sudah dimasak secara benar.

Daging dan jeroan yang kita peroleh ketika sudah sampai di rumah maka jangan langsung dicuci. Daging harus terlebih dahulu langsung dimasak dengan merebusnya pada air yang mendidih selama minimal 30 menit.

Hal tersebut penting dilakukan dengan alasan jika terdapat cemaran virus pada daging dan jeroan maka virus tidak mencemari lingkungan melalui air cucian.

Begitu pula jika daging hendak dibekukan maka daging wajib terlebih dahulu direbus mendidih minimal 30 menit. Lalu barulah daging siap untuk disimpan dalam kulkas. Proses penyimpanan ini dilakukan minimal 24 jam sebelum dikonsumsi.

Ketika hendak mengkonsumsi susu (sapi atau kambing) yang diambil secara langusng maka juga harus dimasak mendidih minimal 5 menit sambil diaduk-aduk secara perlahan.

6. Dapat dibersihkan menggunakan deterjen

Selanjutnya benda atau alat yang digunakan untuk mengolah daging tersebut berupa talenan, pisau, wadah yang telah kontak dengan daging dan jeroan mentah maka harus dicuci dengan deterjen.

Bagi masyarakat yang nantinya ikut terlibat dalam proses penyiapan daging qurban untuk dibagikan ke masyarakat yang berhak menerimanya juga harus dapat menjaga kebersihan dirinya.

Kebersihan tempat dengan kondisi sebelum, selama, dan setelah menangani daging dan jeroan harus senantiasa dijaga kebersihannya. Wadah yang digunakan pada saat proses memasak juga harus dibersihkan dengan benar.

Setelah kita selesai menyentuh daging maka tangan yang terkena tersebut juga harus dicuci dengan sabun dengan baik dan benar.

7. Sudah ada vaksin untuk hewan agar terhindar PMK

Saat ini pemerintah sudah menyediakan vaksin untuk didistribusikan ke hewan-hewan ternak yang ada di seluruh wilayah indonesia.

Melansir berita di Kompas.com, selanjutnya akan tiba 800.000 vaksin PMK dalam beberapa waktu ke depan untuk memenuhi pengadaan total 3 juta vaksin secara nasional.

Pelaksanaan vaksinasi perdana nasional telah dimulai pada 14 Juni 2022 sesuai dengan peta sebaran PMK.
Pemberian vaksinasi akan diutamakan bagi hewan sehat dan berisiko tinggi tertular PMK yang berada di sumber pembibitan ternak, peternakan sapi milik rakyat dan koperasi susu, serta peternakan sapi potong.

Dengan adanya vaksin ini maka diharapkan hewan ternak dapat terhindar dari penularan pengakit PMK dari hewan sesama hewan.

8. Hewan qurban untuk Idul Adha melewati seleksi yang ketat

Idul adha dan penyebelihan hewan qurban tidak hanya sekedar bagian dari syariat yang harus dijalani oleh seluruh muslim.

Ada rukun, syarat wajib dan syarat sah dalam pemilihan hewan qurban ini. Syariat agama sudah mengatur itu semua dengan baik dan jelas.

Panitia qurban pasti akan melaksanakan perintah syariat ini dengan penuh tanggung jawab. Ada persyaratan wajib yang harus dijalankan oleh panitia qurban. Salah satu hal yang sangat penting adalah pemilihan hewan qurban yang layak dan pantas.

Sehingga, dengan adanya aturan ketat dalam pemilihan hewan qurban yang sehat dan layak sembelih ini dapat menghilangkan kegalauan ummat.

Demikianlah tips anti galau dalam menghadapi bayang-bayang ancaman PMK (penyakit mulut dan kuku) yang kehadirannya sangat tidak tepat karena bertepatan dengan momen jelang idul adha.

Idul Adha dan pendistribusian daging hewan qurban merupakan cara Islam yang sesuai dengan Pancasila sila kelima. Dimana ajaran Islam mengajarkan ummat untuk dapat adil dengan membagikan daging qurban kepada yang berhak menerimanya sebagai upaya perbaikan gizi masyarakat.

Semoga perayaan Hari Raya Idul Adha dan pendistribusian daging hewan qurban nantinya dapat berjalan dengan baik dan penuh tanggung jawab demi kebaikan dan kemaslahatan bersama.

Untuk informasi lebih lengkap maka silahkan rekan-rekan semua baca buku berjudul Kesiagaan Darurat Veteriner Indonesia, Seri Penyakit Mulut  dan Kuku yang dipublikasikan oleh Kementerian Pertanian pada 2014 silam. Atau Edisi 3.1 tahun 2022 yang merupakan edisi revisi.

Salam berbagi dan mengispirasi.

[Akbar Pitopang]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Life Hack Selengkapnya
Lihat Life Hack Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun