Tapi ketika kesempatan itu datang maka kita sebagai orangtua harus dapat mengelolanya dengan baik walau dengan cara yang sangat sederhana sekalipun.
Misalnya, saat anak sudah bosan memainkan mainannya maka kita bisa menyodorkan buku kepada anak dan mulai menceritakan apa cerita dalam buku tersebut kepada anak.
Orangtua harus mampu mengenali situasi kapan anak merasakan kebosanan. Ketika anak bosa bermain, maka orangtua bisa langsung menyodorkan buku. Begitu pula sebaliknya, ketika anak bosan dan teralihkan perhatiannya dari buku maka anak bisa melanjutkan kegiatan bermainnya.
Selain mengenalkan literasi kepada anak yang dilakukan di lingkungan rumah. Orangtua juga dapat membawa anak ke perpustakaan termasuk pula ke perpustakaan keliling ketika memungkinkan.
Beberapa waktu yang lalu kami memiliki kesempatan untuk membawa anak ke perpustakaan. Tujuan kami adalah ke Perpustakaan Soeman HS yang di dalamnya terdapat fasilitas chindren library untuk anak-anak lintas usia.
Fasilitas yang terdapat dalam children library ini selain memiliki koleksi buku untuk anak-anak yang cukup beragam. Ada pula panggung boneka untuk kegiatan pewayangan atau mendongeng.Â
Selain itu pula ada moda permainan berupa seluncuran dan ayunan. Sehingga perpustakaan menjadi sangat menyenangkan bagi anak.
Saat kami membawa anak kami ke children library yang terdapat di perpustakaan Soeman HS ini, kami mempersilahkan anak untuk bebas melakukan berbagai hal yang ingin dilakukannya.
Pada awalnya memang anak kami memiliki untuk berlarian ke sana-ke mari sambil memainkan ayunan dan seluncuran. Bahkan anak kami meloncat-loncat di panggung dongeng dan rebahan di lantai children library.
Kami membiarkan ia mengekspresikan perasaan senang yang sedang dirasakannya. Untuk beberapa saat, anak sibuk dalam kegiatan bermain. Hal itu wajar dan sangat normal sekali.