Pada saat SD, kami belajar di sekolah negeri. Namun, ketika melanjutkan ke jenjang SMP kami disekolahkan oleh orang tua di sekolah swasta. Setelah itu barulah kami melanjutkan studi di sekolah negeri pada bangku SMA.
Hal yang mencolok antara sekolah negeri dan sekolah swasta menurut kami adalah dari segi kurikulum yang diterapkan oleh sekolah.
Kebetulan saat di SMP swasta tersebut menerapkan sistem pembelajaran sebagaimana sekolah Islam terpadu yang memiliki lebih banyak porsi mata pelajaran yang menyangkut bidang keagamaan.
Berbeda dengan kurikulum di sekolah negeri yang lebih banyak memberikan beban mata pelajaran yang bersifat umum.
Sistem kurikulum yang diterapkan di sekolah swasta dan sekolah negeri sama-sama bermanfaat dan bisa kami rasakan hingga saat ini.
Apalagi usia siswa di bangku SMP sedang berada di masa transisi sehingga pelajaran yang kami dapatkan saat itu menjadi bekal hidup agar kami dapat menjalankan hidup dengan lebih terarah. Maka posisi sekolah swasta tetap membawa esensi, sama halnya dengan sekolah negeri yang mengajarkan materi yang menunjang kebutuhan karir siswa di kemudian hari.
Nah, jadi seperti itulah perbandingan antara sekolah negeri dan sekolah swasta. Dua jenis sekolah ini sama-sama memiliki keunggulan, kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Selaku masyarakat yang baik kita tidak boleh terlalu mengagung-agungkan sekolah swasta, dan meng-under estimate sekolah negeri. Begitupun sebaliknya.
Ketika para orang tua menyekolahkan anaknya di sekolah negeri ataupun di sekolah swasta maka hal utama yang perlu ditanamkan kepada anaknya bahwa semua sekolah sama saja. Tinggal bagaimana si anak mau atau tidak mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Tugas dan tanggung jawab sekolah negeri dan sekolah sama, yakni sebatas memfasilitasi siswanya agar mampu menumbuh kembangkan minat, bakat dan potensi pada setiap siswanya.
Sekolah adalah wadah kita menggali esensi, bukan mencari sensasi.