Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022: Perlunya Edukasi Orangtua Pasca Pandemi

28 Mei 2022   06:42 Diperbarui: 31 Mei 2022   03:13 4162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022 - Dokumentasi pribadi

Berdasarkan hasil analisis di lapangan dapat disimpulkan bahwa ternyata masih perlunya dilakukan edukasi tentang manfaat imunisasi kepada segenap orangtua dan wali murid.

Perlunya edukasi tentang imunisasi kepada orangtua karena belum seluruh orangtua menyetujui (Dokumentasi pribadi)
Perlunya edukasi tentang imunisasi kepada orangtua karena belum seluruh orangtua menyetujui (Dokumentasi pribadi)

Demi tercapainya kesuksesan pelaksanaan program BIAN 2022 ini maka kami memberikan beberapa solusi untuk dapat diterapkan kepada para orangtua siswa.

Pertama, edukasi manfaat imunisasi.

Imunisasi bertujuan untuk melindungi diri dari berbagai penyakit yang berbahaya atau berisiko bagi kesehatan tubuh. Dengan diberikan imunisasi kepada anak maka diharapkan anak-anak akan memiliki ketahanan fisik yang kuat dalam menangkal segala jenis penyakit yang dapat menyerang sewaktu-waktu.

Imunisasi adalah sebuah langkah yang ditempuh sebagai bentuk kepedulian dari pemerintah dalam memproteksi para generasi agar memiliki fisik yang kuat. Karena seperti yang kita tahu bahwa didalam tubuh yang kuat, terdapat pula jiwa yang kuat. Hal ini amat penting agar pembangunan generasi Indonesia yang hebat dapat berjalan dengan baik sesuai yang diamatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Kedua, sosialisasi secara tatap muka maupun via media sosial. 

Sebelum diadakannya jadwal imunisasi di sekolah, maka hendaknya para orangtua perlu diundang untuk datang ke sekolah guna mendapatkan sosialisasi terkait informasi dan pengetahuan yang benar tentang imunisasi.

Jika perlu sekolah bisa mengajak perwakilan dari Puskesman atau dari fasilitas kesehatan lainnya untuk menyampaikan informasi yang benar tentang imunisasi. Terkadang memang orangtua perlu mendapatkan informasi dari para ahlinya untuk memutus rasa kekhawatiran selama ini.

Dalam kegiatan sosialisasi ini pun para orangtua diberikan kesempatan untuk bertanya terkait hal-hal yang membuat orangtua masih merasa ragu. Dengan penjelasan yang logis dan sesuai fakta yang ada maka kami yakin pasti orangtua akan berubah pandangannya dan terbuka menerima program imunisasi ini.

Disamping itu, sekolah yang dalam hal ini para majelis guru dapat membagikan informasi yang benar tentang imunisasi via media sosialnya. Terkadang orangtua lebih suka untuk bertanya dengan membalas status guru daripada bertanya secara langsung ke sekolah karena perasaan sungkan.

Ketiga, pentingnya berkomunikasi dengan bahasa yang santun. 

Dalam hal sosialisasi yang dilakukan oleh pihak sekolah kepada para orangtua, hendaklah sekolah menyampaikan informasi dengan gaya komunikasi yang santun. Agar orangtua dapat tersentuh hatinya tentang manfaat imunisasi ini.

Pun ketika orangtua masih tidak terima lalu menyampaikan keresahannya dengan nada yang mengundang emosi maka pihak sekolah jangan sampai mudah terpancing dengan hal itu. Pihak sekolah harus selalu menahan diri dan tetap mengkomunikasikan semuanya dengan bahasa yang menenangkan hati dan pikiran.

Keempat, imunisasi untuk kebaikan bersama. 

Menurut pengamatan kita semua selama ini bahwa sepertinya belum ada kasus yang terjadi sebagai dampak buruk pemberian imunisasi. Karena yang terjadi malah sebaliknya. Tercipta kekebalan tubuh atau imunitas yang baik pada anak-anak yang telah diimunisasi.

Sekolah maupun pihak yang berkepentingan di sini perlu menegaskan bahwa ketika imunisasi tidak diberikan kepada anak maka anak akan berada dan kondisi yang rentan dan berisiko tertular di kemudian hari.

Imunisasi juga bisa menjadi langkah jitu untuk membentuk kekebalan kelompok (herd immunity). Hal ini penting untuk mencegah penyebaran penyakit pada anak maupun kepada semua orang yang tidak menjalani imunisasi.

Demikianlah beberapa hal yang bisa ditempuh agar para orangtua ikut terlibat dalam menyukseskan progaram Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) ini dengan baik dan sesuai target pemerintah.

Karena tentu pemberian imunisasi kepada siswa sangat bergantung kepada persetujuan yang diberikan oleh orangtua kepada anaknya. 

Sebagai orangtua yang baik hendaklah berusaha memberikan yang terbaik kepada anak-anaknya. Salah satu cara dengan pemberian imunisasi ini. Demi kebaikan kita bersama.

*Referensi 1

Salam sehat untuk seluruh generasi Indonesia yang hebat.

[Akbar Pitopang]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun