Saat ini pemerintah telah mengeluarkan aturan terkait pelonggaran pemakaian masker. Dengan kata lain masyarakat sudah dapat beraktivitas tanpa menggunakan masker.
Pada Selasa sore (17/05), dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Pemerintah memutuskan untuk melonggarkan kebijakan pemakaian masker ketika berada di luar ruangan dan sedang dalam keadaan tidak padat.
Akan tetapi, ada 3 golongan masyarakat yang tetap disarankan menggunakan masker, yakni:
- berkegiatan di ruangan tertutup dan transportasi publik
- usia lanjut atau 60 tahun ke atas
- jika memiliki penyakit bawaan atau komorbid.
Namun demikian, kami menilai penggunaan masker sebaiknya tetap dianjurkan kepada segenap masyarakat.
Adanya kebijakan aturan pelonggaran penggunaan masker ini menimbulkan sikap pro dan kontra di mata masyarakat secara luas. Ada yang sangat setuju dan mendukung kebijakan pelonggaran masker ini. Karena sudah menanti dengan sangat lama kapan masker akan ditinggalkan.
Sedangkan tak sedikit masyarakat yang cukup was-was dengan adanya kebijakan pelonggaran masker ini. Banyak dari masyarakat yang khawatir bahwa aturan ini malah menjadi plot twist dari pemerintah.
Secara personal, kami belum bisa mengatakan setuju dengan aturan pelonggaran masker ini. Aturan ini dikeluarkan terlalu terburu-buru.
Untuk apa pemerintah mengeluarkan kebijakan ini. Karena sebenarnya masyarakat sudah terlalu nyaman dengan penggunaan masker setiap hari.Â
Seharusnya pemerintah tidak memberikan sinyal seperti itu kepada masyarakat. Tetap diam dan biarkan masyarakat untuk terus memakai masker.
Dengan alasan bahwa penggunaan masker ini menjadi sebuah filter bagi tubuh untuk menangkal virus yang mungkin disebarkan melalui udara. Sehingga masker menjadi sangat berarti.
Masker adalah kebutuhan dan gaya hidup
Kehadiran masker dewasa ini adalah sebuah kebutuhan bagi segenap masyarakat. Tidak hanya sekadar gaya-gayaan. Tapi posisinya adalah sebagai sebuah kebutuhan.
Kalau pun sudah tidak ada virus Covid-19 di muka bumi ini. Belum tentu sama halnya dengan virus-virus lainnya. Semisal virus flu dan batuk yang terus ada hingga saat ini.
Bagaimana cara agar menangkal virus-virus yang masih banyak berterbangan di udara saat ini? Tentu dengan memakai masker menjadi filter tambahan yang bisa diandalkan.
Sekadar informasi yang penulis alami terkait penggunaan masker ini adalah dimana kami senantiasa masih menggunakan masker sebelum, saat, dan setelah pandemi.
Dulu jauh-jauh hari sebelum adanya wabah virus Covid-19, kami sudah senantiasa terbiasa memakai masker saat berada diluar. Terutama sekali saat kami sedang berkendara menggunakan kendaraan roda dua.
Tidak ada masker dalam bentuk atau model yang sudah familiar saat ini, kami bisa memakai kain khusus seukuran sapu tangan sebagai masker.
Model masker yang sangat sederhana. Hanya dengan mengikat kedua ujung kain tersebut secara melingkar ke bagian belakang kepala.
Cara seperti itu sudah menjadi filter yang cukup ampuh guna menangkal segala radikal bebas yang bergentangan di udara bebas.
Begitu pula saat pandemi sedang melanda negeri ini. Kami dan sekeluarga senantiasa memakai masker dalam menunjang kegiatan dan aktivitas yang dilakukan.
Sedangkan pada saat kasus corona mengalami penurunan dan situasi sudah mulai kondusif pada beberapa bulan belakangan ini, kami tetap memakai masker ketika beraktifitas di luar rumah.
Baik pada saat kami memulai melangkahkan kaki keluar rumah lalu berkendara menuju tempat bekerja. hingga setiba di tempat kerja pun kami tetap memakai masker.
Walaupun sesekali kami juga suka untuk melepas masker saat beraktifitas dalam ruangan saat bekerja dan menjalankan tugas.
Namun, penggunaan masker bagi kami sudah menjadi sebuah gaya hidup. Karena sudah terbiasa sehingga merasa ada yang kurang jika tidak atau lupa memakai masker.
Apalagi secara sadar kami menilai kadar ketampanan kami menjadi bertambah pada saat memakai masker. Ketampanan kami menjadi sesuatu yang misterius dan menarik perhatian.
Tetap sedia masker, peka situasi dan kondisi
Walaupun kebanyakan masyarakat saat ini akan lebih memilih untuk tidak memakai masker pada saat beraktivitas. Namun hendaklah masyarakat tetap siap sedia masker walaupun hanya disimpan di kantong atau saku pakaian.
Karena ketika berada pada situasi dan kondisi tertentu, masyarakat bisa langsung memakai masker tanpa sibuk mencari kesana kemari keberadaan maskernya.
Semisal ada tamu dari luar yang tiba-tiba langsung mendekati kita untuk suatu kepentingan. Atau secara tak diduga ada rekan kerja kita yang bersin atau batuk sembarangan dan posisinya dekat dengan kita.
Ketika kita masih menyediakan masker di saku masing-masing tentu kita bisa langsung memakainya sebagai langkah perlindungan diri.
Sama halnya seperti yang telah kami sampaikan di atas, bahwa ada beberapa kondisi yang mengharuskan kita untuk tetap memakai masker. Yaitu pada saat berkendara dengan kendaraan roda dua.
Jika memang pada suatu kegiatan berkumpul, orang-orang didalamnya sudah tidak ada yang memakai masker, maka sebagai bentuk penghargaan kepada mereka maka kita bisa ikut melepas masker.
Kita tetap saja perlu siap sedia menyiapkan masker dalam saku. Setelah pertemuan berakhir, jika kita hendak memakai masker maka kita bisa menjangkaunya dengan mudah.
Masyarakat kota dan pedesaan berbeda pandangan terhadap masker
Keberadaan masker bagi masyarakat yang tinggal di kota dan bagi yang tinggal di pedesaan ditanggapi dengan cara yang berbeda.
Bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan sebenarnya mereka sudah lama terbiasa melonggarkan penggunaan masker dalam beraktivitas.
Hal ini dikarenakan memang sangat sedikit sekali penemuan kasus Covid-19 yang terjadi di lingkungan pedesaan. Sehingga masyarakat desa tidak terlalu was-was dan resah.
Alasan lain masyarakat desa sudah lama terbiasa melonggarkan masker karena mereka hidup di lingkungan yang masih terjaga. Dimana udara di desa masih cukup bersih dan layak nafas.
Sebaliknya, keadaan di perkotaan berbanding terbalik dengan kondisi di pedesaan. Hidup di perkotaan penuh tantangan dan penuh risiko kesehatan.
Problematika yang menjadi ciri khas sebuah perkotaan adalah kondisi udara yang mudah tercemar karena disebabkan oleh berbagai faktor.
Seperti misalnya tingginya mobilitas masyarakat ketika berada di luar rumah. Karena begitu padanya jumlah masyarakat yang memilih hidup di perkotaan.
Belum lagi ditambah adanya polusi udara yang dihasilkan oleh asap kendaraan. Serta polusi udara yang dihasilkan dari aktifitas industri atau pabrik. Serta dari hal-hal lain yang sering menjadi penyebab rendahnya kualitas udara di lingkungan perkotaan.
Oleh sebab itulah maka masyarakat yang tinggal di perkotaan masih harus dan sangat perlu untuk tetap memakai masker dalam segala bentuk kegiatan dan aktivitas yang dilakukan di luar rumah.
Mengelola sampah masker agar tak mencemari lingkungan
Nah, sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat yang hingga kini masih memegang teguh prinsipnya bahwa mereka masih harus memakai masker.
Maka perlu ditekankan kepada masyarakat ini bahwa sampah masker yang ditimbulkan harus tetap dikelola dengan baik.
Dengan alasan agar sampah masker yang dihasilkan tidak mengotori lingkungan sekitar sehingga tidak merusak pemandangan dan kenyamanan orang lain.
Karena berdasarkan pengamatan kami di lapangan bahwa selama ini seringkali kami temukan masker-masker itu dibuang sembarangan dan berserakan di mana-mana.
Ketika misalkan kita sedang berkendara lalu masker itu tercampak karena diterbangkan oleh angin. Maka kita tidak perlu sungkan untuk memungutnya kembali. Kemudian membuangnya di tempat sampah yang telah disiapkan.
Jangan sampai sampah masker yang berserakan dimana-mana menjadi mereka yang sudah sangat setuju adanya kebijakan kelonggaran ini menjadi semakin membenci penggunaan masker.
Nah, lebih kurang seperti itulah pandangan kami sebagai masyarakat pengguna masker menanggapi adanya kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah.
Selagi memungkinkan, maka kami akan tetap memakai masker. Karena esensi masker adalah mencegah lebih baik daripada mengobati.
Tetap sehat dan peka terhadap kondisi lingkungan. Sedia masker sebelum terserang penyakit.
Satu lagi, tetap menter dengan masker.
Untuk virus corona, say goodbye!
== Akbar Pitopang ==
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H