Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Drama Agen Perjalanan Mudik

30 April 2022   13:29 Diperbarui: 30 April 2022   17:51 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Drama pergantian posisi duduk penumpang. Sebuah "permainan" atau hanya kebetulan? (Ilustrasi via elangjalanan.net)

Alhamdulillah akhirnya tahun ini kami bisa ikut meramaikan tradisi mudik ini. Baru semalam kami telah sampai di kampung halaman tercinta dan telah dapat berkumpul bersama keluarga, sanak famili, dunsanak yang menanti di kampung halaman. 

Secara garis besar dalam proses perjalanan mudik ke kampung halaman ini, kami tidak menemukan kendala berarti. Semua dapat berjalan dengan baik sehingga kami tetap dapat sampai di kampung halaman. 

Namun ada beberapa hal yang menurut kami perlu dicermati kembali. Karena ada "drama" yang kami temukan yang berhubungan dengan jasa angkutan travel yang kami gunakan atau sewa untuk perjalanan mudik ini. Kebetulan untuk pulang mudik tahun ini kami masih menggunakan jalur darat. Dimana kami menggunakan jasa angkutan penumpang dengan mobil travel.

Kenapa kami menggunakan mobil travel karena jarak mudik yang tempuh tidak terlalu jauh. Jarak domisili sekarang dengan lokasi tujuan mudik bisa ditempuh dalam waktu 1 hari saja.

Lalu seperti yang kami sampaikan tadi drama apa sih yang kami jumpai pada saat perjalanan mudik kemarin?
Dramanya adalah terjadinya perselisihan paham atau komplain terkait bangku atau kursi penumpang. Posisi tempat duduk penumpang tidak sesuai dengan yang sudah dibooking.

Bagaimana kronologis terjadinya drama ini? 

Jadi begini, dua hari sebelum keberangkatan mudik ini kami sudah menghubungi sopir traveluntuk memesan kursi. Kebetulan kami memesan satu kursi saja untuk satu orang dewasa. Kami sudah sampaikan kepada sopir travel bahwa kami memilih duduk di bangku tengah atau di belakang sopir.

Kami sudah menyampaikan informasi dengan jelas kepada sopir tersebut. Karena kebetulan sopir itu adalah sopir travel yang biasa kami gunakan untuk mudik pada tahun-tahun sebelumnya. Bisa dikatakan kami sudah cukup berlangganan dengannya. Jadi kami menilai bahwa sopir tersebut sudah cukup paham dengan keinginan dan kebiasaan kami selama ini dimana kami biasa duduk di bangku barisan tengah. 

Alasannya adalah karena kami tidak bersedia duduk di barisan belakang disebabkan  kami tidak terbiasa. Kalau duduk di bangku barisan belakang kami bisa mabuk darat atau mabuk perjalanan. Sedangkan kami waktu mudik kemarin masih dalam keadaan menjalankan ibadah puasa. 

Dikhawatirkan kalau kami tetap duduk di bangku barisan belakang bisa saja kami mabuk darat dengan gejala seperti pusing, mual, muntah. Sehingga bisa mempengaruhi ibadah puasa yang sedang kami jalankan.

Ternyata setelah diketahui bahwa sopir yang kami hubungi kemarin sudah bergabung di agen perjalanan yang baru. Karena sudah keluar dari agen perjalanan sebelumnya. 

Cara kerja yang terjadi di agen atau sopir travel adalah ketika si sopir yang kita hubungi dalam posisi tidak bisa tidak memiliki jadwal keberangkatan sama dengan yang kita sampaikan maka ia akan menyampaikan ke sopir lain atau ke pihak agen untuk diserahkan ke sopir lain. Agar calon penumpang tetap bisa pulang sesuai jadwal keberangkatan yang dipilih.

Alur perjalanannya adalah sopir travel ini akan menjemput penumpang berdasarkan alamatnya masing-masing. Kemudian semua penumpang akan dibawa ke kantor agen untuk diberikan tiket dan pemungutan ongkos perjalanan. Pada saat kami sebagai penumpang pertama yang dijemput, kami sampaikan bahwa kami duduk di barisan tengah. Tapi sopir yang menjemput kami mengatakan bahwa ditengah sudah ada penumpang lain sehingga kami duduk di belakang. 

Mendengar informasi tersebut kami merasa sedikit kecewa karena tidak sesuai dengan informasi yang telah kami sampaikan. Namun sopirnya hanya mengarahkan kami untuk tetap masuk dulu ke mobil kemudian nanti baru diselesaikan di kantor agen perjalanan. Dan akhirnya setelah menjemput penumpang yang lainnya kami dibawa ke kantor agen perjalanan. 

Disana kami menyampaikan komplain bahwa dari awal kami sudah sampaikan ke sopir yang kami hubungi untuk mengamankan satu kursi penumpang di bangku barisan tengah. Dan pihak petugas dari agen perjalanan menyampaikan bahwa kursi di bagian tengah sudah penuh. Sehingga kami pribadi terpaksa harus duduk di bangku paling belakang. 

Kami kembali mempertegas bahwa sedari awal kami sudah sampaikan seperti yang diatas bahwa kami tidak bersedia duduk di bagian belakang. Maka kami sampaikan tolong diusahakan dan dicarikan solusinya agar kami dapat duduk di bagian tengah. 

Mendengar maksud yang telah kami sampaikan tadi ternyata salah seorang penumpang di bagian tengah mau berbesar hati dan rela untuk bertukar posisi dengan kami. Sehingga dia menggantikan kami untuk duduk di bangku barisan paling belakang.

Oke, baiklah. Berarti masalahnya sudah selesai. Kami beruntung menemukan penumpang yang mau berbesar hati dan kami ucapkan terima kasih kepadanya untuk kebaikan tersebut.

Lalu kemudian sopir membagikan tiket untuk ongkos perjalanan kepada masing-masing penumpang. Di tiket tersebut sudah tercantum harga ongkosnya untuk masing-masing penumpang.
Setelah mengetahui berapa ongkosnya maka kami mengeluarkan uang dan menyerahkannya kepada sopir. 

Namun tak lama setelah si sopir tadi keluar dari kantornya agen, ia menyampaikan kepada kami agar kami memberikan uang ganti kepada penumpang yang mau berganti posisi tadi.
Diketahui ternyata harga tiket perjalanannya berbeda dengan harga tiket untuk kami yang sebesar  Rp 150.000. Sedangkan penumpang tersebut harga tiketnya sebesar Rp 180.000 dengan alasan penumpang itu mendapatkan tiket perjalanan kategori eksekutif karena dia datang dari luar kota yakni dari kota Bandung.

Hal tersebut membuat kami bingung dan menjadi sesuatu hal yang mengherankan karena kenapa harus kami yang mengganti kekurangan uang untuk penumpang kelas eksekutif tersebut. Seharusnya yang menyelesaikan masalah tersebut tentu pihak agen perjalanan dan merekalah yang harus mengembalikan dana yang sudah dibayarkan oleh penumpang kelas eksekutif tadi. 

Ketika kami yang disuruh untuk mengganti uang penumpang tersebut, si penumpang sebenarnya sudah cukup berbesar hati dan merelakan untuk uangnya tidak perlu kami ganti. Tapi karena kami merasa tidak enak karena dia sudah mau berganti posisi dengan kami sehingga akhirnya kami memberikan uang tersebut kepadanya.

Itu berarti bahwa kami dipaksa menjadi penumpang kelas eksekutif dengan drama yang sangat mulus. Bagi kami sebenarnya hal itu bukan menjadi suatu masalah besar. Jika semua diinformasikan dari awal secara jelas dan tidak berbelit-belit.

Disini kami menilai bahwa sebenarnya dari awal kami bisa duduk di tengah tapi karena ada penumpang lain yang mau membayar harga tiket dengan kelas eksekutif sehingga kursi kami diberikan kepadanya.
Cara seperti itu mungkin sudah menjadi permainan dan pola yang berkembang di sebuah agen perjalanan.

Bagaimanapun cara seperti itu sebenarnya tidak baik karena bisa mengganggu kenyamanan para penumpang dan memberikan efek negatif kepada sopir atau pihak agen perjalanan tentunya. Cara seperti itu tidak baik dalam dunia bisnis perjalanan.

Dalam posisi seperti itu, menurut kami penumpang sudah dipaksa untuk menerima keadaan yang ada. Para penumpang hanya menginginkan bisa berangkat untuk mudik dengan baik, dengan nyaman dan bisa sampai di tempat tujuan dengan selamat.
Sehingga jikalau ada biaya-biaya tambahan atau perubahan harga tiket seperti yang tadi yang nominalnya tidak terlalu besar menurut kami semua penumpang pasti rela saja untuk mengeluarkannya asalkan bisa berangkat dan sampai dengan waktu yang tidak terlalu molor.

(Dokumentasi pribadi)
(Dokumentasi pribadi)

Maka dari kronologi diatas agar kita semua sebagai calon penumpang tidak merasa dirugikan dengan ketidak jelasan informasi ini maka ada hal-hal yang perlu kita pastikan dari awal.

Pertama, booking kursi langsung kepada pihak agen bukan kepada sopir.

Ketika kita sudah menyampaikan informasi terkait posisi tempat duduk yang kita pilih langsung kepada agen maka otomatis agen langsung menandai posisi tempat duduk yang kita pilih tersebut. Sehingga untuk kuota kursi yang akan diberikan kepada penumpang lain adalah kursi yang masih kosong.

Kepada pihak agen kita bisa benar-benar sampaikan informasi terkait misalkan kita tidak bisa duduk di bangku paling belakang atau bagian depan dengan alasan logis.
Dengan begitu, pihak agen akan benar-benar menyesuaikan kondisi penumpang dengan ketersediaan kursi.

Berbeda halnya kalau kita membooking kursi kepada sopir. Karena biasanya sopir akan berangkat sesuai jadwal yang mungkin berbeda dengan jadwal yang kita inginkan.

Kedua, konfirmasi harga tiket. Ketika kita sudah berhasil membooking kursi penumpang yang kita inginkan kepada pihak agen perjalanan. Maka kita harus langsung mengkonfirmasi berapa harga ongkosnya. Apakah kita mendapatkan harga ekonomi atau eksekutif. Sehingga dengan menanyakan langsung kita bisa ketahui ongkosnya dari awal. Nanti pada saat pemungutan ongkos oleh sopir atau agen, kita akan memberikan harga sesuai dengan jenis kelas yang sudah kita pilih dan kita bayar sesuai dengan yang tertera di tiket tersebut.

Ketiga, booking lah tiket atau kursi beberapa hari sebelum keberangkatan.

Untuk kondisi seperti yang kami alami terkait masalah kesehatan atau kesiapan fisik. Agar posisi dimana kita akan duduk dalam mobil travel benar-benar mengakomodir kondisi fisik kita maka kita harus booking beberapa hari sebelumnya. 

Kalau kita baru booking misalkan pada H-1 sebelum keberangkatan bisa jadi kita tidak mendapatkan kursi yang kita inginkan. Pada akhirnya kita akan mendapatkan kursi yang tersisa saja. 

Pihak agen akan menentukan posisi duduk penumpang sesuai ketersediaan kursi yang ada dan kita sebagai penumpang tidak bisa mencampuri hal tersebut.

Sebuah tagline
Sebuah tagline "KENYAMANAN ANDA KEBANGGAAN KAMI" masih relevan kah?

Untuk itu kita sebagai penumpang semestinya dapat mencermati beberapa poin penting yang telah disampaikan diatas.
Agar kita bisa melakukan perjalanan mudik ini dengan nyaman. Baik dari segi kenyamanan posisi duduk sesuai dengan yang kita harapkan. 

Serta kenyamanan dengan sesama penumpang lainnya. Kalau misalkan telah terjadi perubahan posisi duduk antar penumpang tentu akan terjadi perasaan yang tidak nyaman di antara sesama penumpang. Hal tersebut tentu akan sangat berpengaruh kepada perjalanan mudik kita. 

Nah tips yang kami sampaikan di atas juga bisa langsung dipraktikkan ketika nanti hendak balik ke perantauan.
Cukup kita merasakan ketidaknyamanan pada saat pulang mudik ke kampung halaman saja. Dan jangan sampai ketidaknyamanan tersebut terulang kembali ketika kita hendak balik ke perantauan.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan semoga informasi ini berguna bagi para calon penumpang yang hendak pulang ke kampung halaman dan balik ke perantauan nantinya.

Selamat menikmati perjalanan mudik dengan lancar ke kampung halaman dan balik ke perantauan untuk Anda semuanya.

Salam mudik.
== Akbar Pitopang ==

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun