Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mudik dan Booster, Mudik Rasa Spesial

24 April 2022   00:27 Diperbarui: 24 April 2022   22:21 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis sedang menerima dosis vaksin booster di Puskesmas Limapuluh (Dokpri)

via maluku.inews.id
via maluku.inews.id

Selain menyiapkan dana untuk tiket perjalanan, pemudik perlu menyiapkan kebutuhan pokok seperti bahan makanan dan minuman yang akan dikonsumsi selama perjalanan mudik.

Jika misalkan menggunakan jasa bus atau kendaraan pribadi pasti pemudik akan berhenti beberapa kali di rest area atau tempat pemberhentian seperti rumah makan.

Harga menu makanan yang dijual di rumah makan biasanya tergolong mahal. Kami sendiri pernah mudik menggunakan bus dari Jogja menuju Payakumbuh. Dan memang benar kalau sopir membawa kami singgah di rumah makan di setiap jam makan; pagi, siang, malam.

Selain itu, pemudik pasti akan menyiapkan dana untuk oleh-oleh atau buah tangan untuk keluarga atau sanak famili yang menanti di kampung halaman.

Apa yang akan dirasakan oleh para pemudik jika hanya pulang dengan tangan hanya menenteng tas ransel berisi pakaian, tanpa ada membawa oleh-oleh untuk dibagikan?

Walaupun kelurga dan sanak famili yang menanti di kampung halaman tidak pernah mengharapkan dibawakan oleh-oleh. Tapi, tetap saja pemudik merasa tidak nyaman. Pemudik pasti tetap akan membawakan oleh-oleh walau yang sedikit.

Siapkan Mental untuk Pertanyaan

Kalau kita memang memutuskan untuk mudik, maka kita juga sudah harus menyiapkan mental untuk pertanyaan-pertanyaan yang nantinya akan dilontarkan oleh "para penggemar". Ya, kami menyebutnya seperti itu karena para penggemar ini begitu kepo.

Telinga harus siap mendengar pertanyan yang datang berubi-tubi. Pikiran dan mental harus benar-benar disiapkan guna menjawab semua pertanyaan itu.

Pertanyaan-pertanyaan seputar kehidupan pribadi, kehidupan sosial, pekerjaan, asrama dan percintaan, serta pertanyaan-pertanyaan lainnya yang kadang bersifat sensitif karena menyangkut ranah privasi.

Kalau pemudik pulang seorang diri, akan ada pertanyaan seperti kapan mau menikah? Apakah sudah menemukan jodoh calon pendamping hidup? Apakah sudah laku atau belum? Dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun