Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Filosofi "Karambia" sebagai Kerangka Sabar dari Buya Ristawardi

9 April 2022   15:12 Diperbarui: 14 April 2022   17:25 11444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi proses mengupas kelapa muda menggunakan pisau tajam. (PEXELS/ Any Lane via Kompas)

Segala bentuk cobaan yang diberikan Allah SWT kepada kita, harus kita terima dengan besar hati. Seberat-berat cobaan yang kita terima di dunia ini, belum lah seberat cobaan dan penderitaan yang ditanggung oleh karambia. Karambia yang dalam bahasa minang berarti kelapa.

Apakah anda tahu apa itu kelapa? Kepala merupakan sebuh jenis tumbuhan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Semua bagian kelapa mulai dari akar, batang, daun, buah dan semua bagiannya memiliki manfaat. Allah SWT tidak menciptakan pohon kelapa tanpa ada maksud dan tujuan.

Semata-mata memiliki filosofi kehidupan bagi manusia yang mau berpikir. Dalam pepatah Minangkabau, "alam takambang jadi guru".

Filosofi karambia (baca: kelapa dalam Bahasa Indonesia) inilah yang diibatkan oleh Buya Ristawardi yang bergelar adat yaitu Datuak Marajo nan Batungkek Ameh. Dalam ceramahnya yang disampaikan kepada jama'ah dalam sebuah kesempatan beberapa waktu yang lalu dan sempat viral di media sosial.

Buya Ristawardi Datuak Marajo nan Batungkek Ameh adalah salah seorang mubaligh dari ranah minang yang ceramah-ceramahnya selalu inspiratif. Buya Ristawardi senantiasa memakai Bahasa Minang dalam penyampaian isi ceramahnya.

Sebagai orang Minang, saya salut dengan kehebatan beliau yang mumpuni dalam ilmu agama serta sekaligus ahli dalam petatah-petitih sebagai bentuk kolaborasi dengan kearifan lokal dalam menjaga kekayaan khazanah budaya bertutur dalam budaya Minangkabau. Patutlah jika dijadikan sebagai panutan.

via wartatani.co
via wartatani.co

Karambia, bersabar dalam keindahan

Arai atau bunga kelapa yang akan menjadi cikal bakal sebuah kelapa. Arai akan tumbuh menjadi sebuah mumbang (putik kelapa). Nasib sebuah mumbang masih sangat ditentukan oleh tupai. Pada fase ini mumbang bisa saja dijatuhkan ke bumi oleh tupai.

Jika mumbang bisa bertahan, maka mumbang akan berubah menjadi buah kelapa. Baik buah kelapa yang ukurannya masih kecil maupun yang sudah besar, akan sama-sama merasakan sakit dan derita ketika dijatuhkan oleh manusia pada saat proses pengambilan atau pelepasan dari tampuk.

Mengambil atau menjatuhkan kelapa dari tampuk yang berada sangat jauh dari permukaan tanah. Karena letaknya yang tinggi sehingga ketika buah kelapa sudah dipetik, kita tidak akan menemukan kepala dijatuhkan secara baik-baik. Ketika dijatuhkan dari atas kemudian disambut dengan benda yang halus atau lembut. Misalkan ditunggu dengan jaring dulu agar tidak terpelanting di tanah. Mana ada manusia melakukan cara yang selembut itu kepada sebuah kelapa.

Seperti apapun cara pemetikannya baik dibantu dengan bantuan seekor beruk, maupun dengan cara dijuluk dengan tongkat, maupun diikatkan terlebih dahulu ke tali baru kemudian diturunkan pelan-pelan. Semua itu tidak mungkin terjadi.

Jika sebuah kelapa jatuh di tanah yang keras, maka kulitnya akan merasakan sakit yang teramat sakit. Sedangkan kalau jatuh di tanah yang lembek atau jatuh ke lumpur, maka kelapa akan terbenan semuanya kedalam lumpur tersebut.

Apakah selanjutnya manusia mau mengeluarkan kelapa yang terbenam ke dalam lumpur tadi? Ya tentu tetap akan dikeluarkan oleh manusia. Tapi apakah akan dikeluarkan secara baik-baik? Kebanyakan yang terjadi adalah sebuah kelapa berlumpur itu akan diambil dengan cara dihujamkan benda tajam atau runcing kepadanya. Kalau kita bertukar posisi menjadi sebuah kelapa, sudah tahu kan seperti apa sakitnya tertancap benda tajam atau runcing? Menyedihkan sekali.

Ketika buah kelapa sudah dikeluarkan dari lumpur, maka selanjutkan manusia akan membuka lapisan kulitnya yang tebal dan sangat keras itu dengan menggunakan peralatan tajam seperti menggunakan kampak.

Kulit kelapa yang keras dan tebal itu dibuang hingga hanya menyisakan lapisan atau bagian tempurungnya yang berbentuk bulat seperti bola itu. Bagian tempurung ini merupakan bagian yang keras untuk melindungi daging kelapa yang berwarna putih yang terdapat di dalam tempurung tersebut.

Kita keadaannya sudah dalam bentuk tempurung yang sudah dipisahkan dari kulitnya yang kerasa dan tebal di bagian luar, apakah tempurung akan dibawa ke dalam rumah lalu disimpan secara baik-baik dalam lemari atau tempat penyimpanan lainnya?

Ternyata tidak sama sekali. Selanjutnya manusia akan memarut daging yang terdapat dalam tempurung kelapa ini. Kelapa dalam rupa tempurung akan dibawa ke dapur. Kemudian setelah sampai di dapur, tempurung kelapa akan dipecahkan menggunakan kampak atau benda keras lainnya sehingga terbagi menjadi dua bagian. Seperti buah pinang yang terbelah dua.

Dalam kondisi seperti ini, apakah ia pernah menjerit kesakitan dengan mengatakan "aduh"? Kelapa hanya diam. Kelapa hanya sabar menahan sakit ini.

Apakah penderiataan dan kesakitan ini sudah berakhir? Oh tunggu dulu. Masih ada penderitaan-penderitaan selanjutnya yang jauh lebih menyakitkan tentunya.

Selanjutnya, manusia akan mengambil atau memisahkan daging yang melekat pada tempurung kelapa ini menggunakan alat parut. Daging kelapa akan dipisahkan dari tempurungnya menggunakan mesin yang bagian pengkukur atau parutannya ini adalah sangat tajam dan runcing. Sebelum semua bagian daging ini terpisah dari lapisan tempurung, kelapa tidak akan berhenti menahan sakit yang diterima dari alat parut itu.

Ketika semua bagian daging ini sudah terpisah dari tempurung, setelah itu manusia akan memeras santannya dengan terlebih dahulu disiramkan ke air panas. Agar mudah dalam proses pemerasan untuk mengeluarkan intisari berupa santan ini.

Setelah santan didapat, kemudian santan dimasukkan ke dalam kuali. Lalu ditambahkan ke dalam santan tersebut semua bahan-bahan mulai dari lado (cabe), sampodeh (laos), lingkueh (lengkuas), daun asam (daun limau/ jeruk), kunyik (kunyit), dan bahan-bahan lainnya termasuk juga akan dimasukkan adalah daging.

Pada tahap ini, kita sudah masuk ke dalam tahap proses pembuatan randang (baca: rendang secara global). Menu yang akan dibuat adalah menu randang dagiang (rendang daging). Makanan yang sangat lezat yang sudah terkenal seantero dunia yang berasal dari Minangkabau (Sumatera Barat).

Sudah begitu kejam penderitaan yang ditanggung oleh kelapa dari mulai dari bentuknya yang masih berupa arai (bunga calon buah) sampai berubah menjadi santan. Ketika masakan tadi sudah matang, manusia akan memberi nama makanan itu adalah rendang daging, bukan rendang kelapa.

Disini yang posisinya sangat beruntung adalah daging. Daging dibersihkan secara baik-baik terlebih dahulu. Dijaga dan disimpan agar terhindar dari kotoran atau debu. Ketika proses memasak rendang tadi, daging dikacau pelan-pelan agar daging tidak hancur.

Sungguh malang nasib kelapa. Padahal kelapa lah yang mengubah keadaan. Daging tadi tidak akan berubah menjadi masakan randang kalau tanpa campur tangan dari kelapa. Kelapa lah yang memiliki kontribusi dan andil yang sangat besar dan luar biasa.

Nah, seperti itulah penderitaan yang dialami kelapa. Tapi kelapa tak pernah sedikitpun mengeluh. Begitu luar biasa kualitas iman yang menjelma menjadi sebuah kesabaran tiada batas. Apakah kita bisa berlaku seperti apa yang dilakukan kelapa?

Apakah ada diantara kita yang mampu mengucapkan Alhamdulillah di setiap kali menerima cobaan atau musibah? Jika kita tak bisa berucap demikian, maka setidaknya ucapkanlah "innalillahi wa innailaihi roji'un".

Dengan mengucapkan lafal innalillahi wa innailaihi roji'un ketika setiap kali kita mendapatkan cobaan atau musibah maka allah akan bersholawat dan membukakan pintu rahmat untuk kita. Kata Allah, "ulaika 'alaihim sholawatum mirrobbihim warrahmah".

Selanjutnya, Allah SWT akan menggiring kita ke jalan petunjuk. Maka setiap manusia yang mengucapkan lafal innalillahi wa innailaihi roji'un ketika mendapatkan musibah, maka insyaallah akan ditempatkan nantinya di tempat yang diridhoi Allah SWT. Karena manusia yang demikian itu pasti akan dibimbing oleh Allah SWT untuk dapat menempuh jalan terjal kehidupan ini.

Demikianlah pesan yang disampaikan oleh Buya Ristawardi Datuak Marajo nan Batungkek Ameh dalam ceramahnya yang begitu luar biasa dan sangat inspiratif sekali. Apa yang disampaikan oleh Buya, begitu sangat relate dan relevan sekali dengan proses hidup manusia dalam lingkup kehidupan di dunia ini.


Memetik hikmah kehidupan dari buah kesabaran

Bahwa tidak akan ada satupun manusia yang hidup di muka bumi ini yang luput dari cobaan hidup yang diberikan oleh Allah SWT. Cobaan dan musibah yang diberikan-Nya adalah sebuah keniscayaan. Cobaan dan musibah adalah proses pendewasaan diri.

Allah SWT pun akan memberikan cobaan dan musibah kepada manusia sesuai dengan kemampuan hamba-Nya tersebut. Tidak akan Allah SWT memberikan cobaan yang diluar kesanggupan seorang hamba.

Cobaan atau musibah merupakan tanda cinta dan sayang Allah SWT kepada hamba-Nya. Ketika kita sedang dalam kondisi yang mengobok-obok perasaan kita maka datanglah kepada Allah SWT. Maka Allah SWT akan mendengarkan seluruh curhat dan keluh kesah kita.

Kehidupan ini akan terus berlanjut, maka marilah kita selalu bersabar dalam segala cobaan dan musibah. Sabar yang tak terbatas. Kita semua pasti bisa sabar. (AP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun