Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tujuan Menulis sebagai Refleksi, Eksistensi dan Aktualisasi Diri

26 Maret 2022   14:52 Diperbarui: 9 Mei 2022   22:47 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Menulislah, karena kamu masih hidup.."

Akhirnya kembali menulis lagi di Kompasiana ini setelah lama vakum hingga 5 tahun lebih atau sebenarnya bisa dibilang sudah vakum selama hampir 8 tahun lamanya, kok bisa? 

Hari ini saya akan mencoba kembali untuk menekuni kebiasaan baik yang dulu saya lakukan. Banyak hal termasuk tema dan ide-ide yang akan saya tuangkan menjadi sebuah tulisan artikel.

Semua itu sudah mengendap selama itu terhitung sejak terakhir saya memposting tulisan di akun Kompasiana ini. Kalau diteliti ternyata saya terakhir kali memposting tulisan di Kompasiana pada tanggal 5 Desember 2016. Tulisan itu adalah tulisan terakhir yang saya coba ikutkan untuk lomba. 

Sedangkan hari ini adalah tanggal 26 Maret 2022. Jadi jelas sudah sangat lama sekali saya tersibukkan dengan aktifitas-aktifitas penting diluar sana sehingga saya melupakan kebiasaan menulis yang sudah dibiasakan selama ini.

Sedikit flashback bahwa dulu awalnya saya mulai menulis di Kompasiana adalah ketika saya kuliah kota pelajar yaitu Kota Yogyakarta. Selain saya aktif dalam berbagai kegiatan kampus, kegaiatan organisasi mauapun kegiatan kemanusiaan dimana saya juga dulunya aktif bergabung menjadi relawan PMI.

Ketika memiliki waktu luang saya gunakan untuk menulis berbagai topik dan hal menarik menurut sudut pandang saya sebagai mahasiswa.

Tak luput juga terkadang saya juga sering menulis tentang pengalaman pribadi, cerita perjalanan atau jalan-jalan, eksplorasi kuliner, juga bahkan menulis fiksi berupa puisi dan cerpen.

Saya bergabung di Kompasiana tanggal 29 April 2011. Lebih kurang setahun setelah saya menginjakkan kaki di Jogja dan berstatus sebagai mahasiswa pada tahun 2010. Kegiatan tulis-menulis menjadi hal sangat menarik bagi saya kala itu.

Banyak hal menggelitik yang sangat perlu bagi saya untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan agar dapat dibaca khalayak ramai. Dulu saya merasakan betul bagaimana rasanya pertama kali tulisan saya menjadi HL atau headline. Saya rasa itu adalah kebanggaan bagi semua kompasianer yang tulisannya berhasil menjadi HL.

Dan saya masih ingat betul sampai detik ini tentang judul dan tema tulisan yang menjadi HL tersebut. Setelah itu, saya menjadi kecanduan untuk terus menulis. Disini saya tidak hanya sekedar menulis namun ada esensi didalamnya sesuai dengan tagline jitu Kompasiana pada zaman itu yakni "Bukan Sensasi Tapi Esensi". Ya, benar. Itu semua tersaji begitu apik dalam tulisan-tulisan para Kompasianer yang langganan HL.

Tidak hanya menulis, saya juga berkenalan dengan banyak Kompasianer baik yang berdomisili di Jogja maupun yang tinggal di kota lain. Di jogja sendiri saya sempat berjumpa dan berbagi ide dengan om Valent, mas Fandi Sido yang juga sama-sama sebagai mahasiswa, bu guru Marul, dan lainnya. Sedangkan teman-teman Kompasianer dari kota lain seperti dari Solo ada mba Niken. Dan banyak yang lainnya. Mohon maaf saya lupa beberapa namanya namun jika melihat foto profilnya lagi insyaallah saya dapat mengingatnya kembali. Begitu pula dengan interaksi jarak jauh yang kami lakukan sesama Kompasianer dengan berkomentar di lapak masing-masing, saling mengkritisi tulisan satu sama lain.

Bersama para Kompasianer hebat tersebut saya mendapatkan banyak ide. Pengalaman-pengalaman mereka dapat membuka wawasan. Pola pikir dan sudut pandang mereka sudah begitu sangat tajam. Maka tak heran jika tulisan-tulisan mereka begitu berisi dan punya esensi. Sehingga hal tersebut membuat saya bisa belajar banyak hal dari mereka dengan terus memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam tulisan-tulisan saya.

Namun, kebiasaan menulis ini menjadi "tersingkirkan" semenjak saya pindah ke Lombok setelah lulus kuliah. Awalnya saya mencoba pengalaman baru dengan belajar bagaimana cara berbisnis. Namun hanya berselang lebih kurang 4 bulan saya di Lombok yang kemudian akhirnya saya pulang kampung lagi ke kota asal yakni Payakumbuh. Malah di Payakumbuh saya harus menghabiskan waktu untuk bekerja di salah satu perusahaan swasta skala nasional yang ada di kota itu.

Pada tahun 2018, saya hijrah ke provinsi tetangga tepatnya ke Kota Pekanbaru. Pada akhirnya membuat saya berlabuh sebagai seorang guru dan pendidik. Status sebagai seorang guru ini dimulai pada tahun 2019 hingga sekarang.

Lebih kurang 3 tahun ini saya begitu disibukkan dengan berbagai tugas pokok saya sebagai seorang guru. Tidak hanya sekedar mengajar baik secara langsung melalui pertemuan tatap muka di kelas, namun juga secara daring. Disela-sela jam mengajar pun saya sibuk mengerjakan dan melengkapi berbagai administrasi dan perangkat pembelajaran yang kesemuanya itu harus dihadirkan selama satu periode tahun ajaran.

Belum lagi ikut pelatihan, workshop, dan webinar-webinar yang sangat banyak berseliweran semenjak masa pandemi ini. Itu semua harus saya ikuti sebagai bagian dari tugas tambahan sebagai seorang guru sebagaimana yang tertuang dalam SKP (Sasaran Kinerja Pegawai). Tentu semua itu guna menunjang karir sebagai seorang guru.

--------------------------------------------

Kemarin adalah hari pembangkitan semangat saya dalam menulis. Bertepatan dengan hari Jum'at (25/3), ba'da sholat Jum'at tepatnya pukul 14.00 WIB saya mengikuti webinar tentang manajemen waktu bagi guru di era digital saat ini. Sesi penyampaian materi oleh Bapak Wijaya Kusumah atau yang biasa dipanggil dengan sebutan "omjay". Beliau merupakan salah satu sesepuhnya para Kompasianer yang hingga kini masih sangat aktif dalam kegiatan tulis-menulis di situs dengan tagline Beyond Blogging ini. 

Sebagaimana yang kita tahu bahwa omjay berprofesi sebagai seorang guru. Itu makanya saya bisa bertemu dengan omjay via zoom meeting karena beliau memberikan seminar terkait bagaimana guru dapat me-manage waktu semaksimal mungkin di era digital saat ini yang penuh dengan tantangan dan perubahan. Tidak hanya menyampaikan bagaimana omjay berhasil memanfaatkan waktunya dengan baik, omjay pun menceritakan tentang kebiasannya menulis yang ia lakukan setiap hari di Kompasiana ini. Sungguh luar biasa dan semangat beliau sangat perlu dicontoh. Dulu saya sering menyimak tulisan-tulisannya dan juga memberikan komentar di artikelnya.

(dokpri)
(dokpri)

Oleh karena itulah saya ingin kembali aktif menulis. Sebelum nantinya saya akan sibuk menulis tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK), best practice, makalah, jurnal dan karya tulis ilmiah lainnya. Itu semua wajib dilakukan oleh seorang guru sebagai kelengkapan syarat dan administrasi kenaikan pangkat. Maka disini saya perlu pemanasan terlebih dahulu. Tanpa saya sadari, ternyata saya memang tidak akan dapat terpisahkan dengan kegiatan tulis-menulis ini. Jadi, saya putuskan saya akan kembali berkecimpung di dunia tulis-menulis ini.

Terima kasih kepada omjay yang sudah memotivasi saya dengan semangatnya untuk menulis yang tidak pernah padam. Semoga saya dapat meniru jejaknya dan meninggalkan hal baik dan positif dalam kehidupan ini. Semoga saya dapat menghasilkan tulisan-tulisan yang layak untuk disimak dan dipetik pesannya. Dan juga, semoga saya dapat konsisten walau mungkin terkadang semangat dan motivasi untuk menulis ini ada terasa kendor. Tapi, alhamdulillah ternyata Kompasiana tahu caranya untuk dapat terus melecut semangat para Kompasianer untuk terus menulis yaitu dengan memberikan fee yang terbungkus rapi dalam format K-Rewards. Maka sekali lagi kami para kompasianer menghaturkan terima kasih untuk itu.

Terakhir, saya sempat menengok kolom notifikasi ternyata ada pesan yang belum terbaca yang berisi tentang tanggapan atau komentar mengenai salah satu tulisan yang sudah sangat lama posting di Kompasiana ini. Saya mempostingnya pada 1 November 2012. Sudah selama itu tapi nyatanya tulisannya masih ramai dikunjungi dan berguna bagi para pembaca. Dari sini sudah jelas ada kepuasan tersendiri dimana tulisan-tulisan kita bisa memberikan manfaat dan isi pesannya dapat tersampaikan kepada pembaca. Sekali lagi, saya ucapkan alhamdulillah.

Semoga kedepannya Kompasiana terus berbenah dengan memperbaiki berbagai kendalanya. Salah satu hal utama yang harus diperhatikan adalah tampilan situsnya. Secara garis besar tampilannya sudah menarik karena dilengkapi fitur yang memudahkan pembaca untuk memilih artikel yang ingin ia simak. Namun, tetap saja harapan kedepannya semoga tampilan Kompasiana lebih easy, modern dan kekinian serta tidak terjadi error. Bravo, Kompasiana! 

Well done.

== Akbar Pitopang ==

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun