Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tujuan Menulis sebagai Refleksi, Eksistensi dan Aktualisasi Diri

26 Maret 2022   14:52 Diperbarui: 9 Mei 2022   22:47 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak hal menggelitik yang sangat perlu bagi saya untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan agar dapat dibaca khalayak ramai. Dulu saya merasakan betul bagaimana rasanya pertama kali tulisan saya menjadi HL atau headline. Saya rasa itu adalah kebanggaan bagi semua kompasianer yang tulisannya berhasil menjadi HL.

Dan saya masih ingat betul sampai detik ini tentang judul dan tema tulisan yang menjadi HL tersebut. Setelah itu, saya menjadi kecanduan untuk terus menulis. Disini saya tidak hanya sekedar menulis namun ada esensi didalamnya sesuai dengan tagline jitu Kompasiana pada zaman itu yakni "Bukan Sensasi Tapi Esensi". Ya, benar. Itu semua tersaji begitu apik dalam tulisan-tulisan para Kompasianer yang langganan HL.

Tidak hanya menulis, saya juga berkenalan dengan banyak Kompasianer baik yang berdomisili di Jogja maupun yang tinggal di kota lain. Di jogja sendiri saya sempat berjumpa dan berbagi ide dengan om Valent, mas Fandi Sido yang juga sama-sama sebagai mahasiswa, bu guru Marul, dan lainnya. Sedangkan teman-teman Kompasianer dari kota lain seperti dari Solo ada mba Niken. Dan banyak yang lainnya. Mohon maaf saya lupa beberapa namanya namun jika melihat foto profilnya lagi insyaallah saya dapat mengingatnya kembali. Begitu pula dengan interaksi jarak jauh yang kami lakukan sesama Kompasianer dengan berkomentar di lapak masing-masing, saling mengkritisi tulisan satu sama lain.

Bersama para Kompasianer hebat tersebut saya mendapatkan banyak ide. Pengalaman-pengalaman mereka dapat membuka wawasan. Pola pikir dan sudut pandang mereka sudah begitu sangat tajam. Maka tak heran jika tulisan-tulisan mereka begitu berisi dan punya esensi. Sehingga hal tersebut membuat saya bisa belajar banyak hal dari mereka dengan terus memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam tulisan-tulisan saya.

Namun, kebiasaan menulis ini menjadi "tersingkirkan" semenjak saya pindah ke Lombok setelah lulus kuliah. Awalnya saya mencoba pengalaman baru dengan belajar bagaimana cara berbisnis. Namun hanya berselang lebih kurang 4 bulan saya di Lombok yang kemudian akhirnya saya pulang kampung lagi ke kota asal yakni Payakumbuh. Malah di Payakumbuh saya harus menghabiskan waktu untuk bekerja di salah satu perusahaan swasta skala nasional yang ada di kota itu.

Pada tahun 2018, saya hijrah ke provinsi tetangga tepatnya ke Kota Pekanbaru. Pada akhirnya membuat saya berlabuh sebagai seorang guru dan pendidik. Status sebagai seorang guru ini dimulai pada tahun 2019 hingga sekarang.

Lebih kurang 3 tahun ini saya begitu disibukkan dengan berbagai tugas pokok saya sebagai seorang guru. Tidak hanya sekedar mengajar baik secara langsung melalui pertemuan tatap muka di kelas, namun juga secara daring. Disela-sela jam mengajar pun saya sibuk mengerjakan dan melengkapi berbagai administrasi dan perangkat pembelajaran yang kesemuanya itu harus dihadirkan selama satu periode tahun ajaran.

Belum lagi ikut pelatihan, workshop, dan webinar-webinar yang sangat banyak berseliweran semenjak masa pandemi ini. Itu semua harus saya ikuti sebagai bagian dari tugas tambahan sebagai seorang guru sebagaimana yang tertuang dalam SKP (Sasaran Kinerja Pegawai). Tentu semua itu guna menunjang karir sebagai seorang guru.

--------------------------------------------

Kemarin adalah hari pembangkitan semangat saya dalam menulis. Bertepatan dengan hari Jum'at (25/3), ba'da sholat Jum'at tepatnya pukul 14.00 WIB saya mengikuti webinar tentang manajemen waktu bagi guru di era digital saat ini. Sesi penyampaian materi oleh Bapak Wijaya Kusumah atau yang biasa dipanggil dengan sebutan "omjay". Beliau merupakan salah satu sesepuhnya para Kompasianer yang hingga kini masih sangat aktif dalam kegiatan tulis-menulis di situs dengan tagline Beyond Blogging ini. 

Sebagaimana yang kita tahu bahwa omjay berprofesi sebagai seorang guru. Itu makanya saya bisa bertemu dengan omjay via zoom meeting karena beliau memberikan seminar terkait bagaimana guru dapat me-manage waktu semaksimal mungkin di era digital saat ini yang penuh dengan tantangan dan perubahan. Tidak hanya menyampaikan bagaimana omjay berhasil memanfaatkan waktunya dengan baik, omjay pun menceritakan tentang kebiasannya menulis yang ia lakukan setiap hari di Kompasiana ini. Sungguh luar biasa dan semangat beliau sangat perlu dicontoh. Dulu saya sering menyimak tulisan-tulisannya dan juga memberikan komentar di artikelnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun