Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Memilih Menikah Muda

23 Juni 2013   15:27 Diperbarui: 28 Juli 2022   12:47 1423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Menikah, siapa sih yang tidak mau menikah? Saya rasa semua orang pasti ingin menikah. Walaupun mungkin saat ini anda tidak mau menikah mungkin karena ada banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum menikah. Namun sejatinya setiap orang pasti akan menikah. Tuhan tuhan memberikan jodoh untuk setiap manusia. Manusia itu hidup berpasang-pasangan. Menikah adalah sebuah momen paling indah yang kita lalui dalam hidup ini.

Menikah tidak bisa dianggap main-main. Karena menikah memang butuh keseriusan karena menikah menyangkut masa depan kita, keturunan dan keluarga kita nantinya. Hal pernikahan ini juga ada aturannya di negara kita. Ada peraturan perundang-undangan yang mengatur masalah pernikahan.

Menikah butuh persiapan yang matang. Karena itulah mungkin banyak orang yang belum siap untuk menikah. Tidak hanya kesiapan mental dan raga semata yang harus dipersiapkan. Namun faktor pendukung seperti kesiapan ekonomi juga sangat diperhatkan. Bagaimanapun hal itu pasti akan mempengaruhi tingkat kebahagian dan kesejahteraan kita dalam berumah tangga dan membangun sebuah keluarga yang harmonis.

Negara kita sudah mengatur usia ideal untuk menikah. Jika usia mempelai kurang dari umur yang sudah ditentukan maka harus mendapat persetujuan dari orang tua terlebih dahulu agar pernikahannya bisa diproses. Dari sekian banyak orang yang menunda pernikahannya, sebagian yang lain malah memilih menikah dini.

Kenapa memilih menikah dini? 

Banyak orang yang memilih menikah dini. Menikah di usia yang cukup muda di usia yang bisa dikatakan masih produktif. Fenomena seperti itu sangat banyak kita temukan di sekitar kita. Penulis juga banyak menemukan teman yang menikah dini.

Teman-teman kuliah saya banyak yang memilih menikah dini. Mereka menikah di saat masih kuliah dan menempuh studi di perguruan tinggi. Kebanyakan teman saya yang menikah dini itu adalah perempuan. Suami mereka biasanya sudah punya pekerjaan yang bisa sedikit diandalkan. Namun bahkan ada juga diantara mereka yang belum punya pekerjaan. Dalam artian mereka masih diperbolehkan menggantungkan hidup dengan orang tua dan keluarga besar mereka. Melihat hal seperti itu maka timbul pertanyaan, kenapa memilih menikah jika masih bergantung pada orang tua?

Menikah dini tentu diyakini ada pro dan kontranya. Ada sisi positif dan negatifnya juga. Dari sisi positif, banyak yang meyakini bahwa dengan menikah dini banyak memberikan keuntungan dan kelebihan. Seperti dengan menikah dini maka kita bisa terhindar dari pergaulan bebas dan PMS. Di usia muda seperti itu hasrat untuk melakukan hubungan suami istri sangat besar sekali. Dengan menikah dini maka kebutuhan tersebut bisa disalurkan dengan baik.

http://us.images.detik.com/content
http://us.images.detik.com/content

Menikah di usia yang masih cukup muda memberikan kesempatan bagi kita untuk menikmati masa-masa indah bersama anak dengan mudah. Maksudnya, bahwa banyak yang meyakini bahwa kita bisa menyaksikan perkembangan anak hingga ia menikah dan memberikan kita cucu namun kondisi kita masih baik. Berbeda dengan yang menikah di usia normal atau bagi yang menundanya. Mereka kadang tak sempat menimbang cucu lantaran usia yang renta dan ajal yang menjemput.

Namun walau demikian, ada juga pengalaman dari teman saya yang punya tetangga yang menikah dini. Usianya dibawah teman saya dan sudah punya anak. Namun jika mereka keluar rumah, mungkin banyak yang mengatakan bahwa mereka itu adik-kakak bukan ibu dan anak. Apakah hal tersebut memberikan dampak pada anak? Bisa saja…

Lalu bagaimana dengan sisi negatif menikah dini? Banyak diantara pasangan menikah dini yang belum mampu menjaga sikap dan kebiasaannya. Usia yang masih muda tentu masih punya keinginan dan ego yang tinggi. Namun tidak mampu menjaganya di  depan pasangan. Itulah sebabnya banyak diantara pasangan muda yang berpisah.

Selain itu juga banyak pasangan muda yang masih bergantung pada orang tua dalam artian belum terlalu mandiri untuk membina sebuah keluarga. Seperti contoh pengalaman yang saya sampaikan diatas tadi bahwa ada teman saya yang menikah dini namun masih dibiayai oleh orang tua masing-masing dalam hal biaya hidup dan biaya lain seperti untuk kuliah. Jika demikian, berarti menikah muda hanya untuk mendapatkan akses legal untuk berhubungan suami istri?

Mungkin kultur dari setiap masyarakat itu berbeda. Kultur di masyarakat bisa mempengaruhi pernikahan dini ini. Kultur di masyarakat dari teman-teman saya yang menikah itu memang menganggap bahwa menikah muda adalah sesuatu yang sudah biasa. Masyarakat tidak memperdulikan jika si anak masih bergantung pada orang tua masing-masing.

Berbeda dengan kultur masyarakat di daerah lain. Seperti pada kultur dimana saya berasal. Kultur masyarakat di tempat saya memang sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan apakah anggota masyarakat ada yang menikah muda. Namun dengan syarat harus ada yang bisa diandalkan. Misalkan sang suami sudah bekerja dan punya penghasilan.

Keluarga saya malah sering berpesan untuk tidak usah buru-buru menikah. Selesaikan studi terlebih dahulu kemudian bekerja dan punya penghasilan lalu menabung dan punya aset yang bisa menjamin kesejahteraan hidup berumah tangga barulah menikah. Namun jika belum mampu sekurang-kurangnya belum punya pekerjaan maka jangan pernah berpikir untuk menikah.

Sebenarnya menikah muda itu tak ada salahnya dan tidak ada yang melarang. Karena menikah adalah hak setiap individu. Hanya saja bagi yang mau menikah muda harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang dan penuh keseriusan. Jika memang sudah siap dan mampu secara lahir batin dan ditunjang dengan sisi lain seperti penghasilan yang bisa menjamin kebaikan hidup berumah tangga, kenapa harus menunda pernikahan? 

Selain itu, hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah tanggung jawab. Menikah muda juga harus punya tanggung jawab yang besar. Tidak hanya tanggung jawab pada dirinya sendiri, namun juga harus bertanggung jawab bagi keluarga besar dan orang tuanya, tanggung jawab untuk istri dan anaknya serta tanggung jawab pada masyarakat, negara dan agama. Jangan sampai kita memberi beban pada negara lantaran kita tidak bisa menjamin hidup keluarga kita. Dan jangan lupa bahwa menikah ini adalah tanggung jawab kita pada tuhan yang sudah memberikan kita amanah untuk membangun sebua keluarga.

Adakah yang masih mau menikah muda? Kalau saya sih tak mau buru-buru menikah karena saya masih minta subsidi abadi dari orang tua… he he he.. ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun