Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | akbarpitopang.kompasianer@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Seni

Tari Piring: Hidup itu sebuah Pertemuan dan Perpisahan

23 Desember 2013   15:03 Diperbarui: 9 November 2022   06:07 1904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam membawakan tari Piring memang dibutuhkan sebuah kekompakan dan semua penari harus berusaha menghafal semua gerakan yang ada. Jenis dan gaya gerakan yang ada dalam tari piring memang cukup beragam. Sehingga memang dibutuhkan usaha keras untuk menghafal gerakannya. Jika tidak serius maka tak akan pernah bisa menampilkannya. Disinilah kami mulai belajar untuk serius, fokus dan bersungguh-sungguh.

Mau tidak mau kami semua harus menghafal semua gerakannya. Karena gerakannya beragam dan berbeda antara satu gerakan dengan gerakan berikutnya maka kami harus menghafalkan gerakannya satu per satu. Jika satu gerakan sudah hafal maka ditarikan berulang-ulang agar benar-benar hafal. Barulah setelah itu dilanjutkan dengan gerakan berikutnya.

Kami jadi semakin terpompa untuk berusaha untuk bisa menampilkan tarian ini dengan penampilan yang terbaik. Kami menjadi semakin bersemangat ketika waktunya latihan. Walaupun beberapa personel ada yang merasa kurang semangat dan hampir putus asa saat latihan, kami selalu mendukung teman lainnya agar tetap fokus berusaha menghafal gerakan agar mampu menampilkannya.

Kami latihan di rumah salah seorang teman yang jarak antara rumah ke sekolah tidak terlalu jauh. Namun jalannya mendaki dan saat usia itu kami semua belum ada yang diizinkan mengendarai kendaraan ke sekolah selain sepeda. 

Sepulang sekolah kami langsung menuju rumah teman untuk latihan. Dan sepertinya personel cowok yang paling bersemangat latihan menari saat itu  adalah saya. Ya, walaupun saya cowok namun saat seusia itu saya tidak merasa malu sedikitpun untuk belajar menari. 

Alasan lain kenapa saya bersemangat latihan dan belajar tari piring adalah karena tarian ini adalah jenis tarian yang atraktif dan dinamis sekali. Gerakan-gerakannya tidak terlalu lemah gemulai. 

Kedinamisan tarian ini terlihat bahwa personel tari piring itu beragam. Ada yang hanya dibawakan oleh perempuan semua, ada juga yang campur laki-laki dan perempuan. Bahkan ada juga yang semua penarinya laki-laki.

Tari piring ternyata juga punya kekhasan berbeda di beberapa daerah di Sumbar. Gerakan-gerakannya ada yang sedikit berbeda dengan jenis tari piring lainnya yang mungkin pernah anda bawakan. 

Namun ciri utamanya tentu setiap tari piring harus menunjukkan piring sebagai penanda bahwa itu tari piring, gerakannya yang atraktif dan musik pengiringnya harus menandakan bahwa itu adalah tari piring.

Saat penampilan di acara perpisahan sekolah, kerja keras kami berlatih tari piring tidak sia-sia. Kami menampilkannya dengan baik, tak ada gerakan yang lupa sedikitpun dan tentu kami semua kompak dalam menarikannya. 

Dan yang paling penting dalam membawakan sebuah tarian adalah rileks, santai dan tetap tersenyum maka keindahan sebuah tari pun akan memancar dengan sendirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun