Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Artikel Utama

Berburu Sunset Nglanggeran

13 Januari 2014   11:52 Diperbarui: 7 April 2022   12:18 1112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Jogja menyimpan segudang keindahan. Beragam jenis objek wisata bertabur di provinsi yang intimewa ini. Destinasi-destinasi wisata baru banyak banyak bermunculan. Namun destinasi lama tetap menjadi primadona karena terus berbenah. Pengelolaan pariwisata yang ada saat ini sudah cukup baik walaupun masih tetap harus diperbaiki. Tujuan tentu bagaimana pariwisata Jogja bisa lebih dikenal dan terkenal. Promosi tentang pariwisata Jogja cukup gencar dan terdengar di sana-sini diberitakan di media massa. Sehingga hal tersebut semakin memantapkan banyak orang untuk mengunjunginya. Banyak orang yang menjadi penasaran seperti apa sebenarnya keindahan Jogja ini. Sehingga mereka akan berupaya mencuri-curi kesempatan untuk bisa berlibur disini.

Semua lapisan masyarakat ingin merasakan keindahan Jogja. Jogja tidak hanya menjadi tujuan wisata keluarga namun juga para anak muda. Jogja dianggap sebagai salah satu kota atau provinsi yang romantis. Sehingga hal tersebut mendatangkan keinginan anak-anak muda untuk berbondong-bondong datang. Kebetulan Jogja juga dikenal sebagai kota pelajar. Hal tersebut dikarenakan disini banyak berdiri lembaga pendidikan baik negeri maupun swasta. Keberadaan universitas-universitas terkemuka menjadi daya tarik bagi para pelajar untuk bisa melanjutkan studi disini. Termasuk saya pribadi juga demikian.

Karena Jogja kota pelajar maka tak salah jika jumlah anak-anak muda yang berseliweran disini sangat ramai sekali. Pergerakan anak muda menjadi sangat terasa baik yang datang maupun pergi. Pelajar di kota lain banyak yang datang mengunjungi temannya yang kuliah di Jogja sekaligus untuk berlibur. Ataupun sebaliknya, berlibur dengan meminta temannya yang kuliah di Jogja menemani liburannya sambil dijadikan sebagai guide. Selama kuliah dan tinggal beberapa tahun ini di Jogja, sudah cukup banyak teman-teman saya yang kuliah di daerah lain yang datang kesini dengan niat mengunjungi saya maupun sekalian untuk liburan. Ada yang dari Jakarta, Bekasi, Malang, Surabaya, dan yang terakhir kuliah di bogor. 

Jarak antara Jogja dengan kota-kota seperti yang saya sebutkan diatas tidaklah jauh. Bisa dengan menggunakan bus maupun kereta api. Masa liburan semester yang hanya beberapa minggu misalkan digunakan mahasiswa untuk berlibur ke Jogja daripada pulang ke kampung halaman di Sumatera atau Kalimantan dan dari daerah lain yang memakan waktu lama di perjalanan. 

Ketika teman yang kuliah di Bogor itu liburan di Jogja, saya juga diminta menemaninya untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada. Jika mengantarkan mereka ke tempat-tempat yang sudah pernah kita kunjungi terkadang terasa berat dan enggan. Kebetulan kali itu saya menemaninya ke salah satu destinasi yang belum sempat saya singgahi, yakni Gunung Api Purba Nglanggeran.



dokpri
dokpri

 

Beberapa waktu belakangan ini, gunung api purba nglanggeran cukup banyak dibicarakan oleh masyarakat. Sehingga dengan cepat menjadi buah bibir hingga banyak juga media yang meliput baik media lokal maupun nasional. Karena gunung api yang satu ini cukup unik dan masih asing terdengar di telinga para wisatawan. Apalagi dengan adanya kata purba yang membuat banyak orang semakin penasaran akan seperti apa keindahannya.


dokpri
dokpri

 

Pada kesempatan yang berbahagia itu saya dan teman ingin sekali mengunjungi Gunung Api Purba Nglanggeran. Kami sama-sama diliputi rasa penasaran seperti apa bentuk dan keadaan geografisnya. Apakah kepurbaannya itu bisa menjawab semua rasa penasaran kami selama ini? Kita buktikan saja nanti…

Gunung Api Purba Nglanggeran berada di Kecamatan Patuk, Gunung kidul. Jarak antara lokasi Gunung Api Purba Nglanggeran dengan Kota Jogja tidaklah begitu jauh. Pengunjung bisa mengendari sepeda motor. Namun jangan berencana untuk menggunakan sepeda karena medan yang begitu keras lantaran jalan yang mendaki-menurun dan berkelok-kelok. Lokasinya juga tidak terlalu jauh dengan beberapa destinasi lain seperti Gua Pindul atau dengan Air Terjun Sri Gethuk. 

Saat pagi menjelang siang kami baru mulai berangkat menuju destinasi yang kami rencanakan. Hari itu kami putuskan untuk mengunjungi Gua Pindul, lalu setelah itu baru ke Gunung Api Purba, kamudian malamnya saat pulang ke Kota Jogja singgah sebentar di Bukit Bintang. 

Kami tiba di lokasi pertama sebelum zuhur tapi matahari sudah hampir berada tepat diatas kepala. Kami juga awalnya hampir tersesat karena saya lupa jalan menuju Gua Pindul. Tapi untunglah kami dibantu oleh para pengantar yang sudah stand by mengantarkan para pengunjung yang lupa jalan ke gua pindul. Kamipun bisa menikmati keindahan dan keunikan Gua Pindul sepuasnya. Walaupun tidak sempat menyinggahi titik wisata lainnya yang ada disana. Namun kuncinya yang terpenting kami bisa ke Gua Pindul yang menjadi spot utama disana. Menyusuri Gua Pindul pasti membuat pengunjung basah karena pengunjung dibawa memasuki gua yang tergenang air itu dengan duduk diatas benen atau pelampung. 

Setelah selesai menyusuri gua, kemudian kami membersihkan diri dan mengganti pakaian. Tidak lupa sholat dan makan siang agar kami tetap kuat dan tidak merasa terganggu di perjalanan. Barulah setelah itu kami langsung cap cus menuju destinasi berikutnya yaitu Gunung Api Purba Nglanggeran. Kami kembali berbalik arah untuk menuju Gunung Api Purba Nglanggeran. Kami tidak perlu orang untuk mengantar ke lokasi karena penunjuk jalan agar bisa ke lokasi terpampang dengan jelas sehingga tidak membingungkan para wisatawan yang hendak kesana. Dan kami pun bisa dengan mudahnya sampai ke lokasi walaupun jalannya juga berkelok dan banyak persimpangan.

Sebelum naik atau mendaki, kami terlebih dahulu mendaftarkan diri ke petugas dan membeli tiket. Barang-barang yang kami bawa seperti tas boleh dibawa keatas. Lalu setelah itu barulah kami segera naik karena kami sudah benar-benar penasaran dan ingin merasakan sensasi mendaki gunung yang satu ini. 



dokpri
dokpri



Dilihat dari bawah dan ketika terlihat di jalan dari jarak beberapa kilometer sebelum sampai di lokasi, gunung yang satu ini seperti tidak terlalu tinggi bahkan kami menganggapnya seperti bukit saja. Apalagi ketika masih berada di kaki gunung, kami belum menganggap bahwa kami sedang berada di sebuah gunung. Ketika hendak memulai mendaki gunung, pengunjung bisa melihat peta rute yang ada di gunung yang bisa disinggahi para pengunjung sebelum melanjutkan ke rute yang ada diatas berikutnya.



dokpri
dokpri


Tujuan utama kami ke Gunung Api Purba Nglanggeran adalah untuk menyaksikan sunset atau pemandangan matahari terbenam. Kata orang pemandangan sunset disana tak kalah indahnya. Saat kami disana, kami sudah berada beberapa jam sebelum matahari sore terbenam ke ufuk barat. Sehingga kami benar-benar tidak ingin ketinggalan menikmati keindahan sunset nglanggeran.


dokpri
dokpri

 

Kami pun memacu langkah agar bisa segera sampai di gardu pandang yang bisa menyuguhkan keindahan pemandangan dari atas gunung. Dengan semangatnya kami mendaki melewati jalur pendakian yang telah disediakan. Semangat kami juga semakin terpompa karena di jalur pendakian terdapat kata-kata semangat yang mampu mendorong para pendaki untuk tidak patah semangat dan segera sampai diatas.



 

dokpri
dokpri

 

Jalur-jalur yang ada cukup menantang dan juga unik. Ada jalur untuk sampai ke gardu pandang, para pengunjung harus melewati jalur di antara dinding gunung yang sempit. Sehingga para pendaki mesti bergiliran dan sabar untuk bisa melewatinya baik untuk yang hendak naik maupun yang akan turun ke bawah.



dokpri
dokpri

 

Kontur Gunung Api Purba Nglanggeran ini seperti gugusan bukit-bukit. Ada banyak titik yang bisa disinggahi pandaki sebelum naik lebih keatas lagi. Disana pendaki bisa berfoto ria dan mengabadikan momen kenangan mendaki gunung. Pemandangan yang terlihat dari sana juga tak kalah menariknya. Dari atas kita bisa melihat pemandangan desa, rumah dan sawah penduduk yang sungguh indah dan menarik.



dokpri
dokpri

 

Tak mau berlama-lama menghabiskan waktu yang ada, kami pun segera menuju gardu pandang, titik dimana kami bisa menyaksikan pemandangan matahari terbenam dengan jelas tanpa terhalang oleh pepohonan. Ada beberapa gardu pandang yang ada disana, namun untuk bisa menyaksian sunset dengan cukup baik kalau tidak salah adalah di gardu pandang kedua.


dokpri
dokpri

 

Dengan sekuat tenaga kami melangkahkan kaki mendaki jalur pendakian yang tersisa. Keringat mengucur deras dan nafas kami juga dibuat ngos-ngosan. Ingin rasanya berhenti atau mengurungkan niat menyaksikan sunset gara-gara tenaga yang semakin berkurang dan kaki yang semakin lelah untuk dibawa mendaki. Namun sayang jika niat awal menyaksikan sunset tidak bisa kesampaian. Padahal tinggal sedikit lagi untuk bisa sampai ke gardu pandang,

Alhamdulillah, dengan sekuat tenaga dan penuh semangat kami pun bisa sampai ke gardu  pandang. Saat tiba disana, matahari masih belum terbenam. Kami bisa beristirahat memulihkan tenaga kembali yang nanti akan kami gunakan untuk menuruni Gunung. Pemandangan yang terlihat dari atas sana juga sangat luar biasa indahnya.



dokpri
dokpri


Tak lama setelah kami sampai diatas, matahari pun segera ingin membenamkan diri untuk bisa berganti ke zona malam yang gelap. Akhirnya saat yang dinantikan datang juga menghampiri kami. Matahari perlahan namun pasti meninggalkan peraduannya untuk segera terbenam. Pemadangan sunset yang bisa kami lihat keindahannya dengan sangat nyata. Benar-benar indah dan tak sia-sia perjuangan kami untuk bisa sampai diatas. Kaki yang terasa ingin putus bisa terobati dengan keindahan sunset. Walaupun sebenarnya rasa penat masih mendera raga, tapi karena keindahan pemandangan sunset kala itu yang begitu ekotis mampu memompa kembali rasa semangat yang memberikan kami tenaga yang terserap oleh jiwa yang lelah. Keindahan pemandangan sunset dari Gunung Api Purba Nglanggeran benar-benar sayang untuk dilewatkan begitu saja.



dokpri
dokpri

Hari pun semakin gelap. Suasana malam mulai terasa. Pandangan mulai kabur dan kurang terlihat karena kurangnya cahaya. Bulan masih malu untuk memancarkan sinarnya. Akhirnya, cahaya layar ponsel yang dijadikan sebagai penerang jalan kami menuju pulang. Kami pun segera meluncur lagi dengan penuh hati-hati agar bisa kembali ke bawah. Tentunya dengan suasana hati yang diliputi rasa terima kasih kepada tuhan karena bisa menciptakan keindahan sedemikian rupa hingga meninggalkan kepada kami kesan mendalam dan tersimpan menjadi sebuah kenangan yang tak terlupakan.

Indonesia bertaburan gunung api baik yang masih aktif maupun yang tidak lagi aktif. semuanya menyimpan keindahan dan sayang untuk dilewatkan. ingin tahu seperti apa gunung-gunung lainnya di indonesia? kita bisa cekidot disini, di lamar Indonesia Travel.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun