Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berbagi Saat Panen Tiba

30 Juli 2012   06:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:27 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_207422" align="aligncenter" width="640" caption="panen yang dilakukan secara bersama-sama sebagai wujud berbagi/ dok. pribadi/ akbarpitopang/ juli 2012"][/caption]

Khusus di kampung saya saat ini masih ditemukan suasana panen dengan rasa kekeluargaan. Saat panen padi tiba biasanya si pemilik sawah akan mengundang siapa saja yang mau memanen padinya. Itu juga disesuaikan dengan luas lahan yang dimiliki. Jika lahannya luas tentu yang ikut memanen sawah juga akan banyak.

Mungkin suasana seperti itu tidak banyak lagi ditemukan. Di tempat lain sudah jarang yang melakukan hal seperti itu. Misalnya saja di tempat teman saya yang saya pernah tanyai. Katanya kalau orang tuanya panen, yang memanen bisa dilakukan sendiri atau jika tidak bisa membayar jasa beberapa petani saja.

Pada saat panen itu biasanya si pemilik sawah akan menyediakan aia kowa untuk para petani yang memanen padinya. Apa itu aia kowa? Aia kowa hanya sebutan dari warga kampung. Aia kowa biasanya berupa minuman penyegar dahaga, makanan pengenyang maupun berisi jajanan lokal yang biasa dibuat oleh ibu-ibu di kampung sana.

Kenapa pemilik lahan menyediakan aia kowa? Karena itu bagian dari cara untuk berbagi kepada sesama atas panen padi yang ia lakukan. Serta bentuk syukur atas rizki yang diberikan tuhan. Menyediakan aia kowa sudah menjadi kebiasaan. Jika pemilik lahan tidak menyediakannya biasanya ia akan mendapat sanksi sosial seperti mendapat gunjingan dari masyarakat. Gunjingannya bisa saja si pemilik lahan itu orangnya pelit dan tidak mau berbagi.

Kenapa harus begitu? Sebenarnya tidak harus dilakukan juga. Namun memang karena sudah menjadi kebiasaan saja. Antara pemilik lahan dan petani yang membantu memanen ada hubungan mutual simbiosis. Yakni mereka sama-sama diuntungkan atau sama-sama membutuhkan. Dimana pemilik lahan membutuhkan jasa dari mereka yang ikut panen. Sedangkan pemanen membutuhkan pekerjaan itu untuk mendapatkan uang atau gaji dari jasanya.

Darimana pemanen mendapatkan gajinya? Yang saya ketahui bahwa gaji yang diberikan kepada pemanen diperoleh dari hasil panen. Hasil panen yang diperoleh akan dikurangi terlebih dahulu dengan bibit padi diawal dulu. Lalu selebihnya akan dibawa pulang. Dan lebihnya lagi akan dijual. Dan keuntungannya itu akan dibagikan kepada para pemanen.

Beberapa hari yang lalu di bulan puasa ini saya menemukan ada pemilik lahan yang memanen padinya. Dan itu juga dilakukan secara bersama-sama. Namun tentu tidak ada aia kowanya. Karena panennya di bulan puasa. Jadi tentu tidak ada yang namanya aia kowa. Untuk kondisi seperti itu bisa dimaklumi.

[caption id="attachment_207426" align="aligncenter" width="640" caption="bekerja dengan penuh semangat dan keikhlasan"]

1348403222268200157
1348403222268200157
[/caption]

Saya perhatikan para pemanen itu semuanya kuat dan bersemagat. Walau sedang melakukan ibadah puasa tapi mereka tetap semangat.

Namun di bulan puasa seperti saat ini, panen yang dilakukan hanya setengah hari. Yakni sampai waktu zuhur tiba. Jika masih ada lahan yang belum di panen maka akan dilanjutkan esok hari. Panen dilakukan setengah hari ditujukan untuk menjaga stamina para pemanen yang sedang berpuasa.itu sebabnya hanya dilakukan setengah hari atau sampai zuhur tiba. Biasanya jika di luar bulan puasa, panen dilakukan sampai selesai kadang biasanya hingga petang hari.

Senangnya ya jika bisa hidup di kampung. Kita masih menemukan suasana kekeluargaan di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Rasa saling berbagi diantara masyarakat masih dilakukan. Masih jarang ditemukan masyarakat yang hidup individualistic. Jika ada yang tidak mau berbagi kepada sesame biasanya akan mendapatkan sanksi sosial yang diberikan oleh masyarakat itu sendiri.

Mari berbagi… berbagi adalah wujud rasa terima kasih kita kepada sesame manusia dan wujud rasa syukur kita kepada tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun