Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Over Head Projektor (OHP) yang Menjadi Sampah Elektronik

2 Mei 2012   07:01 Diperbarui: 23 April 2022   11:56 10851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Saya masih ingat ketika dulu belajar di bangku sekolah sering menggunakan OHP. Apa itu OHP? OHP adalah kepanjangan dari Over Head Projektor. OHP berguna untuk memproyeksikan media transparan kearah layar, dengan hasil gambar yang cukup besar.


 

Kegunaan alat ini untuk mempermudah penyampaian materi dalam sebuah presentasi. Mempermudah dalam penyampaian sebuah materi di depan khalayak. 

OHP  secara umum digunakan untuk pengganti papan tulis dengan menggunakan pen khusus yang ditulis pada lembaran transparan.

Saya masih dulu saya suka menulis dan menjelaskan presentasi dengan menggunakan OHP ini. kebetulan saya suka pelajaran Biologi. Maka saya suka meminta guru untuk menyediakan lembaran transparan untuk ditulisi bahan pelajaran yang akan diperagakan menggunakan OHP.

Kebetulan tulisan tangan saya juga tergolong rapi dan bagus. Banyak guru dan teman-teman yang berkata seperti itu (sekedar promosi, hihihi). ditambah lagi saya juga hobi menggambar. Karena pelajaran Biologi banyak berisi tentang hewan dan tumbuhan yang bisa dijadikan gambar pelengkap dalam lembaran transparan untuk presentasi OHP. Saking mantapnya hasil lembaran yang saya tulis di lembaran transparan itu, guru Biologi waktu di SMA memintanya dan sekarang menjadi hak miliknya. Saya tidak tahu apakah hingga karya saya itu masih beliau simpan atau tidak. semoga saja beliau masih merawat dan menggunakannya... 

Yang jelas seperti itulah pengalaman yang saya alami ketika belajar menggunakan OHP. Karena OHP ini juga banyak mendukung dan memberikan manfaat dalam belajar.

Itu sih dulu… Ketika saya masih duduk di bangku SMP hingga SMA. Penggunaan OHP masih rutin digunakan. Bahkan hingga sekitar tahun 2010, ketika duduk di kelas XII, OHP ini masih sering digunakan.

Tapi, sekarang zaman sudah berubah. Sudah jarang yang menggunakan OHP. Karena berbagai faktor. Mungkin penggunakan OHP masih bisa kita jumpai di daerah-daerah. 

Banyak faktor yang membuat OHP seperti ditinggalkan. Menggunakan OHP memang agak merepotkan. Saya masih ingat ketika dulu belajar Biologi, sebelum pelajaran dimulai saya sering disuruh guru untuk mengangkat OHP dari ruang guru ke kelas. Cukup berat juga sih untuk seukuran siswa...

Selain itu bahan materi yang akan dipresentasikan juga harus dipersiapkan terlebih dahulu. Musti ditulis di lembar transparan itu dulu. Lembaran transparan itu tidak menggunakan pena sembarangan melainkan ada pena khusus. Bayangkan, pasti akan sangat melelahkan jika menulisnya dengan tangan sampai berlembar-lembar banyaknya.



[caption id="attachment_178626" align="aligncenter" width="300" caption="pena khusus OHP (sumber:alattulisku.com)"]

1335934841317310737
1335934841317310737
[/caption]

 

Belum lagi masalah penggunaan listrik. Maka banyak faktor yang membuat orang sekarang enggan menggunakan OHP.

Masalah ini juga saya soroti di lingkungan sekitar saya. saya menyoroti OHP yang ada di kampus. Dikampus saya saat ini banyak OHP yang tidak digunakan lagi. OHP-OHP itu jumlahnya cukup banyak namun hanya terlihat seperti sampah elektronik saja. 

Jika di hitung, lumayan banyak juga jumlahnya. Fakultas memiliki 4 lantai. Setiap lantai ada sekitar delapan hingga sepuluh kelas yang digunakan untuk perkuliahan. Dari sekian banyak kelas masih banyak dijumpai keberadaan OHP. OHP-OHP itu hanya diam membisu di depan kelas tak lagi dilirik sama sekali.



[caption id="attachment_178628" align="aligncenter" width="300" caption="OHP yang tidak lagi terpakai hanya menjadi seperti sampah elektronik (dok. pribadi)"]

13359349861679675634
13359349861679675634
[/caption]


[caption id="attachment_178629" align="aligncenter" width="300" caption="OHP yang ada di depan kelas OHP yang tidak lagi dipakai (dok. pribadi)"]

13359350471997987142
13359350471997987142
[/caption]


[caption id="attachment_178631" align="aligncenter" width="300" caption="hanya terajang indah di depan kelas (dok. pribadi)"]

13359351052101837271
13359351052101837271
[/caption]


 

Apa boleh buat.. sekarang zaman sudah semakin maju. Perkembangan teknologi semakin pesat. Selalu ada perubahan dari inovasi-inovasi yang dikembangkan. Jika inovasi yang baru lebih efisien daripada teknologi yang lama tentu keberadaan  teknologi yang lama akan ditinggalkan.

karena OHP penggunaannya sudah kurang efisien lagi maka digantikan dengan penggunaan layar LCD. Sekarang ini dunia pendidikan sedang menggunakan layar LCD. Presentasi tidak lagi dengan OHP. beberapa tahun lagi mungkin teknologi yang digunakan dalam pendidikan sudah akan digantikan dengan teknologi yang baru yang lebih canggih dari yang sekarang.



[caption id="attachment_178632" align="aligncenter" width="300" caption="penggunaan OHP diganti dengan LCD (dok. pribadi)"]

1335935194954769107
1335935194954769107
[/caption]

 

Kembali kita pada masalah OHP tadi. Apakah ada solusi untuk mencegah pemborosan atau pembiaran terhadap OHP itu? 

Menurut saya, lebih baik OHP-OHP menganggur itu dikirim ke sekolah-sekolah di daerah yang belum berkembang/ masih tertinggal. Banyak sekolah yang belum menerapkan teknologi pendidikan dalam kegiatan pembelajaran. Jangan ditanya tentang layar LCD, OHP saja tidak punya... Kalah dengan masjid yang pernah saya jumpai di daerah saya. Di kampung saya ada Masjid Raya Batang Tabik yang malah sudah memasang layar LCD. Mungkin untuk membantu ustadz dalam memprsentasikan isi ceramahnya di depan jemaah. Keren ya… :)



[caption id="attachment_178633" align="aligncenter" width="300" caption="presentasi di depan kelas dengan LCD (dok. pribadi)"]

1335935258284978936
1335935258284978936
[/caption]

 

Apakah saran saya tadi bisa diterima atau tidak saya juga tidak tahu. Daripada OHP itu menganggur lebih baik disalurkan ke sekolah-sekolah. Mungkin teknisnya bisa diatur oleh pihak kampus dengan pihak sekolah yang akan disalurkan OHP itu. 

Yang jelas sekarang ini OHP hanya tinggal riwayatnya saja. OHP-OHP itu hanya diam membisu. Tidak dilirik, hanya mengganggur begitu saja. Hanya seperti sampah elektronik...

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun