Setelal meletusnya perang sipil antara al-Makmun dan al-Amin, telah didirikan pabrik kertas pertama kalinya di kota Samarkand. Eksistensi kertas menggeser produk lain seperti kain perca dan daun papirus sebagai media tulis.Â
Dalam bahasa Arab kuno kertas disebut kaghad disinyalir berasal dari bahasa China, yang diserap ke bahasa Persia, lalu diadopsi ke dalam bahasa Arab. Dalam bahasa Arab modern, kata tunggal untuk menyebut kertas adalah qirthas.
Masuknya produk kertas ke dalam dunia Islam berdasarkan sejarah diawali oleh beberapa tawanan perang asal China. Di tahun 751, beberapa tawanan perang asal China memberitahukan cara dari pembuatan kertas dengan bahan dari flax dan linen (kain rami).Â
Walaupun hasil pembuatan kertas belum bisa di bilang baik, tetapi kertas yang di buat di kota Samarkand sudah mampu menyaingi produk kain perca dan daun papirus. Cara kota Samarkand untuk mengapresiasi budaya baru dari China ini yaitu dengan mendirikan pabrik kertas pertama kali dalam dunia Islam.
Pabrik kertas yang berada di kota Samarkand dapat memproduksi kertas dalam jumlah yang melebihi perkiraan orang-orang biasa. Produk kertas yang sangat banyak yang berasil dari kota Samarkand mulai dipasarkan ke kota Baghdad. Terbilang sejak abad ke-3 Hijriyyah, produk kertas sudah beredar luas di Baghdad.
Pada masa kepemimpinan al-Fadhl ibnu Yahya al-Barmaki, pabrik kertas didirikan di kota Baghdad untuk pertama kalinya. Adanya pabrik kertas baru di kota Baghdad ternyata tidak terlalu mempengaruhi industri kertas di Samarkand. Lantaran, kertas produk Samarkand memiliki kualitas lebih baik dibanding produk Baghdad.
Produksi kertas sebagai media tulis baru dalam dunia Islam telah mendorong para ilmuwan, sastrawan, dan seniman untuk berkarya lebih pesat. Produk kain perca dan daun papyrus sudah banyak ditinggalkan beralih ke produk kertas. Lahirnya karya tulis (buku/kitab) yang menggunakan media kertas cukup pesat.Â